PERTOBATAN
( Lukas 15 : 1-10 )
Pernahkah anda
kehilangan sesuatu yang sangat berharga? Orang yang kehilangan sesuatu yang
sangat berharga pasti akan merasa sedih. Namun sedih akan berganti suka bila
barang itu ditemukan kembali sesudah dicari-cari. Itulah gambaran yang dipakai
Tuhan Yesus untuk melukiskan sukacita surga yang terjadi apabila ada orang
berdosa yang bertobat.
Perumpamaan tentang
domba yang hilang (1-7) dan dirham yang hilang (8-10) memperlihatkan bagaimana
pemilik domba dan pemilik dirham tidak tinggal diam ketika satu dari antara
beberapa milik mereka hilang. Fokus perhatian pemilik domba saat itu adalah
seekor yang hilang, bukan sembilan puluh sembilan ekor yang lain. Begitu pula
dengan pemilik dirham. Perhatiannya tertuju pada satu dirham yang lenyap dari
antara sembilan dirham yang masih tersisa.
Padahal domba adalah
hewan yang mudah tersesat dan begitu sulit menemukan jalan mereka. Dirham pun
tidak mudah dicari karena kecil dan masa itu belum ada lantai yang menggunakan
keramik, teraso, tegel, atau pualam berwarna terang yang akan memudahkan
pencarian. Maka betapa bersukacitanya pemilik domba dan pemilik dirham ketika
jerih lelah mereka menunjukkan hasil. Apa yang mereka cari dapat ditemukan.
Kedua kisah itu
melukiskan sikap Bapa terhadap orang berdosa. Ia tidak hanya berhenti pada
kemarahan dan keadilan-Nya. Ia justru berinisiatif mencari mereka karena Ia
menginginkan mereka kembali kepada Dia.
Itulah yang dilakukan
Yesus di dunia ini. Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Dialah jalan bagi orang yang terhilang untuk dapat datang kepada Bapa. Dan
karya Allah di dalam Yesus itu kemudian dilanjutkan oleh murid-murid-Nya.
Apa yang dimaKsud
dengan bertobat? Bertobat adalah sebuah sikap yang membalikkan arah kehidupan.
Dari yang semula tidak baik, tidak benar, tidak sempurna; menjadi benar, baik,
dan sempurna di hadapan Tuhan dan sesama. Bertobat juga berarti kita
meninggalkan sifat-sifat lama yang menghambat kita untuk dapat menjalin
hubungan yang baik dan benar dengan Tuhan dan sesama.
Mudahkah bertobat?
Tidak! Mengapa? Karena mengakui bahwa kita mempunyai kelemahan, kesalahan, dan
telah melakukan sesuatu yang buruk pada diri sendiri dan orang lain bukan hal
yang mudah. Diperlukan kebesaran hati dan jiwa untuk mengakui itu semua.
No comments:
Post a Comment