Wednesday, 23 April 2025

PERTOBATAN ( Lukas 15 : 1-10 )

 

PERTOBATAN

( Lukas 15 : 1-10 )

 

Pernahkah anda kehilangan sesuatu yang sangat berharga? Orang yang kehilangan sesuatu yang sangat berharga pasti akan merasa sedih. Namun sedih akan berganti suka bila barang itu ditemukan kembali sesudah dicari-cari. Itulah gambaran yang dipakai Tuhan Yesus untuk melukiskan sukacita surga yang terjadi apabila ada orang berdosa yang bertobat.

 

Perumpamaan tentang domba yang hilang (1-7) dan dirham yang hilang (8-10) memperlihatkan bagaimana pemilik domba dan pemilik dirham tidak tinggal diam ketika satu dari antara beberapa milik mereka hilang. Fokus perhatian pemilik domba saat itu adalah seekor yang hilang, bukan sembilan puluh sembilan ekor yang lain. Begitu pula dengan pemilik dirham. Perhatiannya tertuju pada satu dirham yang lenyap dari antara sembilan dirham yang masih tersisa.

 

Padahal domba adalah hewan yang mudah tersesat dan begitu sulit menemukan jalan mereka. Dirham pun tidak mudah dicari karena kecil dan masa itu belum ada lantai yang menggunakan keramik, teraso, tegel, atau pualam berwarna terang yang akan memudahkan pencarian. Maka betapa bersukacitanya pemilik domba dan pemilik dirham ketika jerih lelah mereka menunjukkan hasil. Apa yang mereka cari dapat ditemukan.

 

Kedua kisah itu melukiskan sikap Bapa terhadap orang berdosa. Ia tidak hanya berhenti pada kemarahan dan keadilan-Nya. Ia justru berinisiatif mencari mereka karena Ia menginginkan mereka kembali kepada Dia.

 

Itulah yang dilakukan Yesus di dunia ini. Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dialah jalan bagi orang yang terhilang untuk dapat datang kepada Bapa. Dan karya Allah di dalam Yesus itu kemudian dilanjutkan oleh murid-murid-Nya.

 

Apa yang dimaKsud dengan bertobat? Bertobat adalah sebuah sikap yang membalikkan arah kehidupan. Dari yang semula tidak baik, tidak benar, tidak sempurna; menjadi benar, baik, dan sempurna di hadapan Tuhan dan sesama. Bertobat juga berarti kita meninggalkan sifat-sifat lama yang menghambat kita untuk dapat menjalin hubungan yang baik dan benar dengan Tuhan dan sesama.

 

Mudahkah bertobat? Tidak! Mengapa? Karena mengakui bahwa kita mempunyai kelemahan, kesalahan, dan telah melakukan sesuatu yang buruk pada diri sendiri dan orang lain bukan hal yang mudah. Diperlukan kebesaran hati dan jiwa untuk mengakui itu semua.

No comments:

Post a Comment