KISAH DIBALIK LAGU "ISE DO
ALE-ALE TA"
Ditinggal pergi oleh orang yang
dekat dan penuh arti dalam hidup kita, dapat menimbulkan perasaan sepi, sendiri
dan sedih. Namun yang lebih berat lagi jika kesepian itu terasa sebagai
kehampaan hidup karena seseorang yang sangat dekat dengan kita mendadak
meninggal dunia. Perpisahan memang bisa meninggalkan bekas, apalagi bila
perpisahan itu disebabkan oleh kematian.
Seperti itu jugalah sayatan yang
membekas dalam hati Joseph Medicott Scriven, pemuda Irlandia yang lahir pada
tahun 1819 yang bertunangan dengan gadis idamannya. Selama 3 tahun mereka hidup
dengan bahagia, menunggu dan mempersiapkan hari bahagia mereka. Namun maksud
hati mereka tidak kesampaian. Beberapa hari menjelang pernikahan, musibah
menimpa calon isteri Scriven yang tenggelam dan tewas.
Karena kesedihannya, Scriven
meninggalkan Irlandia dan juga ibunya pindah ke Kanada. Hari demi hari dilewati
dengan rasa sepi dan sedih dengan kenangan akan tunangannya.
Dalam kesendiriannya ia menulis
sebuah lagu yang sekarang diterjemahkan dalam Bahasa Batak dalam Buku Ende (BE)
dengan judul ISE DO ALE-ALE TA dan dalam Bahasa Indonesia dalam Kidung Jemaat
(KJ) 453 dengan judul MANA ADA SOBAT LAGI.
Demikian syair aslinya :
What a friend we have in Jesus,
All our sins and grief to bear.
What a privilege to carry,
everything to God in prayer
O what peace we often forfeit, o
what needles pain we bear.
All because we do not carry
everything to God in prayer.
Have we trials and temptation? is
there trouble anywhere?
We should not be discouraged take
it to the Lord in prayer.
Can we find a friend so faithful,
who will all our sorrow share?
Jesus knows our very weakness,
take it to the Lord in prayer.
Are we weak and heavy laden,
cumbered with a load of care?
Precius Savior, still our refuge,
take it to the Lord in prayer.
Do thy friends despise, forsake
thee? Take it to the Lord in prayer.
In His arms He'll take and shield
thee, Thou will find a solace there.
No comments:
Post a Comment