MELAKUKAN
HUKUM KASIH
Saling membantu dan
bertolong-tolongan merupakan pola hidup anak-anak Tuhan yang memiliki
nilai-nilai kasih dan kepedulian terhadap “beban atau persoalan saudara
seiman”. Hukum kasih Kristus merupakan pola hidup anak-anak Allah dalam
kerajaan-Nya di dunia. Ini berarti, ketika kita melihat saudara seiman jatuh di
dalam dosa atau berbeban berat, hal ini tidak serta merta membuat kita
mengucilkan atau memusuhinya, tanpa adanya kepedulian dan kasih terhadapnya.
Sebaliknya, kejatuhannya adalah kesedihan dan beban kita untuk
memperhatikan dan menolongnya, sehingga ia memperoleh pemulihan dan pertumbuhan
rohani yang baik seperti semula. Tindakan menolong sudara seiman tersebut tentu
saja tidak diikuti dengan motif mencari keuntungan atau pujian bagi diri
sendiri, tetapi karena status dan fungsional orang percaya sebagai anggota
tubuh Kristus yang mengaktualisasikan hukum Kristus. Sikap ini mencerminkan
keunikan orang Kristen yang telah hidup baru dalam Kristus.
Orang Kristen yang telah
bertumbuh dalam kasih Kristus harus memiliki cara berpikir “kasih di dalam
kebenaran” dan “kebenaran di dalam kasih,” sehingga seseorang yang menasihati
atau menolong orang lain akan berusaha menolong dan mengingatkan tanpa
melupakan kasih, dan memberikan kasih tanpa menghilangkan keharusan untuk
mengingatkan kesalahan. Demikian pula hal ini mengingatkan kepada kita bahwa,
ketika kita menasihati atau menolong orang lain, sebenarnya kita sedang
menasihati dan menolong diri sendiri; sebab dengan menasihati atau menolong
orang lain, kita menyadari bahwa kita juga membutuhkan nasihat dan pertolongan
dari pihak lain. Dengan sikap demikian, kita tidak akan pernah membanggakan
diri karena kelemahan orang lain, sebaliknya kita akan hidup saling tolong
menolong dalam menanggung beban kita.
Tuhan memanggil kita bukan
hanya untuk menyelamatkan kita agar kita bisa masuk surga, tetapi lebih dari
itu, Tuhan memanggil kita untuk hidup berbuah selama kita ada di dunia ini.
Panggilan kita adalah untuk berbuah dan memberkati sesama kita. Itu
sebabnya salah satu hukum terutama yang diberikan Tuhan kepada kita selain
mengasihi Tuhan Allah kita adalah mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi
diri kita sendiri. Dan itu juga yang ditulis oleh Paulus di ayat2:
Bertolong-tolonglah dalam menanggung bebanmu.
Inti iman Kristen adalah
kasih. Allah telah terlebih dahulu menunjukkan kasihnya kepada dunia dengan
mengaruniakan PuteraNya Yesus Kristus (Yohanes
3:16). Yesus pun meninggalkan teladan kasih kepada umatNya ketika Dia rela
mati di kayu salib untuk menyelamatkan orang berdosa. Sudah seharusnya dan
tidak bisa ditawar-tawar lagi, kita yang telah diselamatkan dan sebagai orang
Kristen, harus memiliki kasih itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Firman Tuhan berkata, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku
mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20).
Setiap perbuatan baik yang
kita lakukan kepada orang lain selalu ada upahnya. Memang saat menabur
kita tidak langsung menuai, semua ada waktnya. Kalau tidak menuai semasa
hidup, kita akan mendapatkannya nanti di sorga. Ingat, keturunan kita pun
juga akan menuai dari apa yang telah kita perbuat bagi sesama. Karena itu
selama masih hidup di dunia ini banyak-banyaklah berbuat
baik. "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga,
dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus
9:6).
Siapa yang perlu kita tolong? Kita perlu menolong
orang lain tanpa melihat warna kulit, keturunan, pendidikan, agama dan latar
belakang hidupnya. Tanpa juga melihat apakah orang yang kita tolong itu
akan membalas balik perbuatan baik kita atau tidak. Budaya yang
sekarang sedang tumbuh adalah budaya cuek, masa bodoh, dan tidak mau tahu
dengan kesusahan orang lain. Urusanmu menjadi urusanmu, urusanku menjadi
urusanku. Jangan kita saling menganggu. Itulah kenyataan yang terjadi.
Saat senang kita bisa begitu mudah erat, saat susah kita berusaha jaga jarak
supaya tak perlu capai mengurusi kesulitan orang lain.
Kehidupan yang menjadi
berkat terpancar dari kebaikan hati seseorang. Kadang kita bosan berbuat baik
ketika melihat respon negatif orang-orang yang kepadanya kita nyatakan
perbuatan baik. Tetapi Alkitab menyatakan, “Jangan jemu-jemu berbuat baik!”
Artinya, ada respon positif atau tidak, bukanlah alasan untuk menghentikan perbuatan
baik kita. Perbuatan baik apa yang sudah Anda lakukan hari ini kepada orang
lain? Amen
No comments:
Post a Comment