Wednesday 23 October 2013

LAPORAN PENELITIAN SODIAL DI DESA PANIARAN



LAPORAN PENELITIAN SOSIAL DI DESA PANIARAN KECAMATAN SIBORONGBORONG/ HKBP PANIARAN RESORT PANIARAN
MAHASISWA SEKOLAH PENDETA HKBP SEMINARIUM SIPOHOLON
19 Februari -19 Maret 2012

I.Kehidupan Sosial
  1. Ciri Demografis Wilayah
Desa Paniaran Terletak di sebelah Utara Kecamatan Siborongborong+ 5 KM dari Siborongborong arah Kota Tarutung, Letaknya persis berada di Jalan Lintas Sumatera. Letaknya sangat Strategis karena berada di perlintasan jalan Protokol Sumatera. Berbentuk Dataran rendah termasuk dalam bagian daerah Tropis.
  1. Jumlah Penduduk yang ada
Menurut Data Statistik dari Sekretaris Desa PaniaranBapak H Nababan jumlah penduduk Desa Paniaran diperkirakan sekitar 450 KK, hal ini di mungkinkan karena masih ada Penduduk yang tinggal di wilayah itu belum masuk Data Statistik Desa.
  1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertambahan Penduduk mengalamai kenaikan, hal ini di sebabakan banyak dari anak Rantau dari Desa Paniaran yang Mandah dari Kota-kota Besar ke Bonapasogit, sehingga banyak keluarga Muda yang Produktif, hal ini di akibatkan banyaknya PHK di Daerah perantauan.
  1. Proyeksi ke Tahun 2050
Proyeksi ke Tahun 2050 Desa Paniaran akan di Proyeksikan Menjadi kelurahan, bahkan kemungkinan akan menjadi satu Kecamatan, dengan alasan apabila Provinsi Tapanuli terbentuk maka otomatis Pusat Kota kecamatan Siborongborong akan berubah menjadi ibukota Kabupaten atau Provinsi, dengan pergeseran itu maka Desa Paniaran yang Nota Bene dekat dengan Kota Siborongborong akan menjadi Pusat Kota Kecamatan dan bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi ibukota Kabupaten.



  1. Pemusatan Penduduk
Pemusatan Penduduk Terjadi Di Daera Si Ambolas, yaitu dekat Kantor Kepala Desa setempat. Pemusatan penduduk ini akan menjadi bertambah dengan semakin banyaknya jumlah penduduk (Anak rantau yang pulang kampung)
  1. Perubahan –Perubahan pemusatan penduduk selalama ini dan yang akan datang
Perubahan penduduk masa kini, masih banyak penduduk yang masing tinggal di DAERAH piunggir jalan, perubahan penduduk masa datang, dengan semakin meningkatnya persaingan kehidupan pertanian , maka di perkirakan penduduk akan semakin ke dalam (kedaerah-daerah perladangan/persawahan untuk bertani dan berkebun).
7. Perbedaan-perbedaa Kota- Desa di Daerah Penelitian
Menurut Pengamatan penulis Perbedaan perbedaan antara kehidupan Kota dan Desa tidak begitu mencolok ( Jurang pemisahnya tidak sebegitu lebar, karena Di desa Paniaran sudah tersedia baik itu Sarana Perbelanjaan, atau kebutuhan-kebutuhan lainnya, apalagi Jarak Desa Paniaran dengan Kota Sibrorongborong tidak begitu Jauh, diperkirakan hanya 4-5 KM.
II. Ciri Kehdupan Etnis.
Desa Paniaran dapat dikatakan 98% adalah Suku Batak Toba, dimana Marga-Marga Mayoritas adalah Marga Nababan, kalaupun Terdapat Marga- Marga yang lain, mereka dapat digolongkan sebagai Menantu disana. Mereka sangat menjunjung Adat Budaya Batak, Dalihan Natolu yaitu : Manat mardongan tubu, Somba marhula-hula Elek Marboru. Mereka hidup dalam tatanan kekerabatan dan memlihara nilai-nilai  Adat dan Budaya Batak. Kelompok Etnis Simalungun Hampir tidak ada, kalaupun ada itu adalah Isteri dari Penduduk setempat. Kelompok Etnis Batak lainnya terdapat juga misalnya Dari Batak Pakpak, ada yang bermarga Tumanggor dan Nahampun. Kelompok Etnis Jawa bisa dikatakan tidak ada dan Kelompok Etnis Melayau. Karo ada juga bermarga Peranginangin.
III. Ciri Budaya Wilayah Tersebut
Masyarakat Desa Paniaran masih memelihara Ciri Budaya Batak yakni ‘ Sisoli soli do Uhum Siadapari do gogo” masih ada rasa kebersamaan ke gotongroyongan, hal ini terbukti dari adanya dari antara sesama penduduk yang mau Marsiadapari : artinya sama sama kerja di sawah dan di ladang. Dapat Kita Golongkan Ciri Kebudayaan Etnis penduduk yakni Mengikuti “Adat Humbang”. Ciri atau Cap Masyarakat di Paniaran hampir tidak ada pelabelan yang Negatif, lain halnya dengan desa tetangganya yakni Butar yang terkenal dengan Nama “Bandit Butar”. Tingkat Pendidikan Di Desa Paniaran boleh dikatakan Sudah Rata rata SMU, bahkan banyak dari mereka yang mengecap Bangku Kuliah Di Universitas Negeri di Belahan Nusantara, maupun Swasta, apalagi Universitas Sisingamangaraja XII Silangit sangat dekat. Banyak Anak- anak mereka yang kuliah disana dan Juga di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Tarutung (STAKN), juga tidak seberapa jauh dari wilayah tersebut. Rekatnya ikatan masyarakat terlihat di anatara Penduduk, hal ini bisa dilihat dari misalnya kalau ada anggota penduduk yang mengalami kemalangan atau Musibah, maka penduduk lainnya akan datang melayat, demikian juga apabila kalau ada yang sakit mereka juga saling membesuk, jika ada anak yang lahir mereka juga saling melihat (Budaya Maranggap masih ada). Situasi Seni di Desa Paniaran tidak kentara lagi. Patung atau seni lainnya tidak begitu nampak lagi.
IV Susunan Kelas di Desa Paniaran
Secara Umum Desa Paniaran tidak dapat di kategorikan pada pembagian Kelas, atau golongan golongan, karena umumnya pekerjaan mereka adalah bertani, berladang dan beternak. Namun dalam kehidupan sehari-hari nampak juga perbedaan di sisi kehidupan ada juga yang kaya, miskin dan sedang. Memang dari antara penduduk ada yang Bekerja di Pemerintahan, Instansi-Instansi Swasta, PNS, Pedagang, Pegawai Kantor. Ada juga 2 orang dari antara Penduduk yang Jabatannya Strategis di Pemerintahan Yakni sebagai Kepala Dinas di Kabupaten , Kadis Pertanian Di Pemkab Tobasa dan Kadis Kehutanan di Pemkab Taput ( Marga Silitonga dan Siregar). Kelas Pekerja Kasar ada juga yaitu mereka yang bekerja sebagai upahan di Kebun atau ladang. Kelas sangat Kaya menurut ukuran wilayah tersebut ada yakni Anak Rantau yang Pulang dari Jauh dan Berusaha di Desa tersebut, namun hal intu tidak begitu nampak jelas karena yang bersangkutan lebih banyak diluar wilayah tersebut.


V Masalah Masalah Sosial
Masalah-masalah Sosial yang ada adalah masalah Tanah, Hak Ulayat, Warisan . Masalah Ras tidak ada karena Ras di sana umumnya Batak Toba. Masalah Sosial yang sering timbul adalah Masalah Perkelahian di Lapo/kedai Tuak. Banyak kaum bapak yang berkelahi di Lapo tuak/ kedai hanya gara gara sedikit saja sehingga menimbulkan pertikaian. Mengenai kaum Wanita bolah dikatakan penduduk disana sangat menjungjung harkat dan martabat seorang wanita. Masalah Keluarga memang sering kedengaran rumah tangga yang berkelahi, namun itu tidak sebegiu parah dibanding dengan daerah-daerah lain. Maslah kaum muda menurut penelitian yang kami perbuat kita dapat menggologkan Kaum Muda disana adalah Muda/I yang patuh dan ulet. Hali ini dapat dibuktikan dengan betapa orang muda disana tidak pernah berpangku tangan, siap sedia membantu orangtuanya keladang/kesawah atau beternak. Maslah seputar pengangguran hampir tidak ada karena semua warfga sibuk mengolah sawah dan ladangnya. Sekolah sekolah terus berbenah mewujudkan panggilan dan pengabdiannya, menurut penglihatan penulis Sekolah yang ada disana masih SD aktif dengan belajar mengajarnya. Obat bius, sepanjang pengamatan kami tentang pemakaian obat bius hampir tidak ada kami dapati ataupin itu dari cerita masyarakat setempat. Mengenai tindak Kejahatan pernah dengar namun hal itu bukan kejahatan murni, semisal mencuri hasil kebun orang lain memang ada, namun itu bukan hal yang umum. Rekreasi; hampir tidak tempat rekreasi disana, kalau mereka ingin berekreasi penduduk disana pergi ke Salib Kasih Tarutung, Pemandian air soda. Ke pantai pantai di Danau Toba semisal Muara, Hutaginjang dan sipinsur paranginan.
VI. Temperamen  Sosial Psikologis
  1. Nilai –nilai yang menonjol : Rata rata penduduk disekitar wilayah Paniaran bertemperamen “Suara Keras” namun bila ditelusuri jauh lebih dalam mereka juga berhati baik dan bijaksana.
  2. Pembagian dan Pertentangan Kelas : Yang dapat kami temui adalah Pembedaan diantara satu satu Ompu segaris keturunan anatar Nababan di satu tempat dengan yang lainnya.
  3. Pandangan Umum terhadap Hidup : Kepuasan dan Ketidak Puasan : Dari pengamatan kami dapat kami simpulkan bahwa pandangan hiudp penduduk disana adalah mari bersama maju dalam mengolah tanah, ladang dan Kebun. Ketidak Puasan : Seringnya penduduk setempat agak memegahkan diri apabila hasil panen dan ternaknya berhasil tidak selalu di barengi dengan rasa syukur, seolah olah semuanya itu adalah hasil jerih payah mereka sendiri bukan Berkat Tuhan.
VII Kehidupan Ekonomi
a. Sososk Umum Perekonomian : Setelah sebulan penulis berada di Desa Paniaran, dapat disimpulkan bahwa Kehidupan disana sudah lebih baik dan lebih merata. Kehidupan Rumah tangga sudah mulai tercukupi dari hasil pertanian/perkebunan/peternakan. Sososk Umum kehidupan Ekonomi do Daerah itu adalah Bertani/berkebun dan beternak. Hampir tidak ada Indusri yang besar terdapat disana.
b. Sitasi Ekonomi. Kehidupan disana sudah mulai Maju, dapat dikatakan tidak lagi melulu hanya tergantung pada hasil pertanian saja, sudah ada yang menopang dari hasil Kebun (Kopi Jember, Ateng, Sayur). Angka pertumbuhan Ekonomi di sana semakin maju terbukti dari perumahan penduduk yang sudah banyak layak huni. Mengenai Inflasi dan biaya hidup sudah terjangkau., karena Hasil dari peternakan sudah ada, namun apabila Hasil pertanian, kebun, kopi dan Terbak semisal babi melonjak turun Inflasi terjadi. Distribusi Pendapatan mereka memang relatif tergantung bagaimana seseorang itu ulet dan tekun mengolah sumber daya alam yang ada disitu. Kekuata serikat-serikat kerja dan hubungan-hubungan tenaga kerja –manajemen tidak kita temui, karena mereka bekerja dilahan dan ladangnya sendiri.
c. Keadaan Lingkungan. Keadaan Lingkungan hidup kondusif, pencemaran udara tidak ada karena tidak ada Industri Besar dan Pembakaran Hutan. Udara disana bersih walaupun asap dan dbu mobil sesekali datang mengotori namun hal iru tidak terlalu merisauka. Persoalan persediaan air di rumah dapat dikatakan dengan memakai mesin Bor atau Dab. Persoalan Irigasi air di Persawahan memang agak kurang, makanya penduduk lebih dominan berladang dan berkebun. Prospek Energi masa sekarang dan depan masih bisa terjangkau. Efektifitas Undangan-undangan lingkungan sangat kokoh, hal itu ditandai dengan adanya patik-patik desa yang tidak boleh dilanggar atau tidak dipatuhi oleh warga.
d. Masalah-masalah Ekonomi
Yang menjadi kendala adalah Modal, Misalnya dalam beternak Babi warga harus mempunyai cukup Modal, apalagi Koperasi Unit Desa jarang di jumpai atau Koperasi-koperasi lainnya yang bisa memodali mereka.
E. Hubungan Perekonomian Lokal dengan Internasional
Hubungan Perekonomian Lokal dengan Internasional bisa dikatakan sangat erat atau menjanjikan, hal ini di karenakan Komoditi Pasar Kopi adalah komoditi Pasar Dunia Internasional. Impor-Ekspor belum terlihat karena hasil Usaha pertanian dan peternakan masih jual beli dalam pasar Tradisional.
Kehidupan Politik
a. Sosok Politik
1. Hubungan antar Partai-Partai Politik.
Kelihatannya Kehidupan Politik di Daerah Desa Paniaran terkesan Adem Ayem saja, karena bila ada pembicaraan di Lapo lapo Tuak, jarang sekali ada yang bicara tentang partai Politik dan Politikus Politikus, bahan pembicaraannya  lebih cenderung ke bagaimana cara beternak supaya lebih cepat besar dan lain sebaginya. Memang Lambang atau Pos pos Partai politik ada namun kelihatan sepi tak ada kegiatan. Namin dari beberapa percakapan dengan warga mereka menginginkan Partai yang barbasiskan Kristen ada supaya aspirasi Orang Kristen tertampung dan bisa diakui di Negara ini.
Kehidupan Gereja
A. Iklim Keagamaan : Pada umumnya Masyarakat Desa Paniaran adalah Mayoritas Penganut Agama Kristen, Kristen Protestan dan Roma Katolik. Yang terdiri dari HKBP, GKPI, HKI, GPP. GPPS, GPDI dan Gereja Kharsimatik lainnya.
            1. Presentase  Protestan                                                                      80 %
            2, Presentase Katolik                                                                          10%
            3. Prsesntasi Gerakan Pentakosta/Kharismatik                                   7 %
            4. Presentasi orang yang tidak bergabubg dalam Agama/Tradisi       3%
            5. Tingkat Kerjasama Oikumensi ( Agak Lumayan)
            7. Kesetiaan dan ketidak puasan keagamaan

Kesetiaan
Banyak dari Panganut dari Gereja tertentu Setia kepada Gereja asalnya, misalnya Gereja HKBP Paniaran walaupun telah banyak Gereja –Gereja yang tumbuh disekitarnya mereka tetap Setia pada Gerejanya, dengan alasan Mereka, Orang tua mereka sudah sejak dulu bergeraja disana, disitulah mereka di Babtis, Naik Sidi, diberkati.
Ketidakpuasan
Banyak dari Warga yang dulunya Warga HKBP menjadi beralih ke Geraja lain dengan alasan HKBP Terlalu ketat dengan aturannya (Dang adong ruang Hosa). HKBP terlalu monoton dasalam Liturgi dan kebaktiannya. HKBP Milik satu ompu tertentu.
B. Situasi Gereja setempat
1 Situasi Distrik HKBP
HKBP Distrik XVI Humbang Habinsaran di pimpim oleh Praeses Pdt Debora Furada Sinaga MTh, yang terdiri dari 26 Resort, Tersebar di 2 Kabupaten yakni Kabupaten Humbahas, Dan Kabupaten Tapanuli Utara. Kantorr Distriknya tepat Berada di Jantung kota Siborong-borong yakni di Jaln Tugu no 2 Siborong-borong.
2.HKBP Paniaran
Pada Tahun 1958 Gereja HKBP Paniaran dipindahkan dari huta bagasan yang dipimpin oleh Pdt Paulus Sihombing, pada Tahun 1960 terjadi Gejolak (Hamaolon) di tubuh Gereja HKBP Paniaran, dan kemudian timbullah Gereja HKI. Tahun 1968 timbul lagi Gereja GKLI. Adapaun masalah- demi masalah- perpecahan demi perpecahan timbul di akibatkan oleh pemilihan Vorhanger, Kubu yang menang bertahan, kubu yang kalah Membentuk Gereja yang baru. Ketika mereka tidak senang melihat Vorhangernya bahkan Sintua nya mereka seeanknya saja pindah Gereja.
Para Pelayan yang pernah Melayani di HJBP Paniaran
1971-1976 Pdt Sianipar
1976-1986 Dijabat Oleh Wakil Guru Huria (Siantua yang dipilih menjadi Voorhanger)
Gr Firma Napitupulu, Gr Hiskia Lubis, Cpdt Tumpal Sinaga Gr Bangun Munthe, Gr Pagar Tampubolon, Pdt Lagu Sihombing. Dulunya HKBP Paniaran masuk ke Resort Lumbantonga-tonga namun sejak Novemeber 2010 HKBP Menjadi Resort Khusus.


Sifat Sifat Para Pendeta, Pemimpin Pemimpin Gereja
Menurut Para Parhalado dan beberapa anggota Jemaat, Sifat-sifat Para Pendeta yang Bertugas di Desa Tersebut secara umum. Baik dan Teladan bagi Umat/warganya tidak mau marlapo-lapo (Kekedai Tuak). Dari beberapa Pelayan yang pernah di tempatkan di  HKBP Paniaran mereka menyebutkanbermacam ragam ada yang lucu dan tidak mengenakkan tentang sifat sifat pelayan Ful Timer disana. Mereka menuturkan banyak juga yang di contoh dari mereka, seperti Hapdoton martani, beternak dan haiason, namun
dibalik itu ada juga yang Losok (Pemalas).
Peran serta kaum awam
Menurut Penuturan St BM Nababan salah seorang Majelis di Gereja tersebut , Banyak ambil bagian dalam Pembangunan Gereja, ketika sebelum Rumah Dinas Huria belum ada maka Pararikamis Memotori Pembangunan Rumah Jemaat,dan itulah rumah dinas yang ada sekarang. Banyak Para kaum awam yang memberikan dukungannya terhadap Pembangunan Gereja maupun Rumah Dinas.

 PA 30 Maret 2012


Nama              : Budianto Sianturi
Dosen:            : Pdt Bonar Lumbantobing MTh
                          Pdt Pahala Jannen Simanjuntak MTh
M.Kuliah        : Penelitian Sosial
Tempat di       : Desa Paniaran Kecamatan Siborongborong