Salah satu tugas
setiap orang percaya setelah menerima
keselamatan dari Allah ialah menjadi saksi-Nya atau melayani-Nya. Rasul Paulus
mengatakan bahwa pekerjaan yang paling indah ialah mereka yang menghendaki
jabatan penilik atau gembala (I Tim. 3:1). Seorang pelayan Tuhan yang
menghendaki pekerjaan seorang gembala haruslah orang yang telah mengambil
keputusan untuk menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Kristus. Keputusan
untuk menjadi seorang gembala hal yang perlu dipikir dalam-dalam dan juga
memiliki latarbelakang hidup atau kesaksian kehidupan yang baik.
Mengapa keputusan memilih untuk menjadi gembala dapat berdampak sedemikian besar? Jawabannya adalah
karena seorang gembala bertanggung jawab secara spiritual dalam kehidupan rohani jemaatnya. Gembala menolong jemaatnya dalam melihat, mengerti dan mendalami firman Tuhan. Bagaimana jemaat mengerti, melakukan, bersaksi akan
firman Tuhan ditentukan oleh pengajaran gembalanya. Bagaimana jemaat dapat malakukan kuasa Tuhan,
bagaimana jemaat dapat mengklaim janji-janji Tuhan, dan bagaimana jemaat dapat
menyaksikan keajaiban pekerjaan Allah, semuanya ditentukan sejauh apa gembala mendidik dan membentuk jemaatnya dalam firman Tuhan.
Dalam surat Rasul Paulus kepada
Timotius dan Titus adalah merupakan surat yang berisi nasehat-nasehat kepada
mereka (Timotius & Titus) untuk tetap setia di dalam Kristus karena pada
saat pelayan mereka ada kelompok gnostik mengajarkan ajaran yang menentang
kebenaran injil yang mengganggu pelayanan mereka sehingga Rasul Paulus
menguatkan mereka agar tetap memberitakan firman Tuhan, menetapkan pemimpin
yang memenuhi syarat (Tit. 1:5-9), dan membungkamkan para pengajar sesat
(Tit.1:10-16). Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelayanan Timotius dan Titus
pada saat itu juga dihadapi oleh gembala jemaat sekarang ini. Oleh sebab itu
surat I, II Timotius dan Titus yang ditulis oleh Paulus juga merupakan suratnya
kepada gembala jemaat saat ini.
Namun sangatlah penting untuk
dibahas tugas dan tanggung jawab gembala jemaat, ini harus dimengerti oleh
orang Kristen yang telah beriman kepada Kristus. Tujuan penulis dalam karya
tulis ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan apa yang sesungguhnya Kitab
Suci ajarkan tentang masalah ini, dan juga untuk memberikan pemahaman yang
tepat bagi orang percaya supaya mengerti kebenaran tentang “tugas dan tanggung
jawab gembala.”
Petrus berkata
dalam suratnya di 1 Petrus 5:1-4, menjelaskan
dengan tegas bahwa Aku menasihatkan para penatua di antara kamu...
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu... sesuai dengan kehendak
Allah... jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Gembala bertugas menggembalakan domba, dalam hal
yang sederhana menggembalakan domba adalah memberi makan. Menggembalakan domba
adalah membawa domba-domba yang ada ketempat dimana berada makanan, dan menjaga
domba itu secara aman. Demikian juga seorang gembala yang memimpin jemaat,
dengan memberikan makanan firman Tuhan.
Petrus berkata dalam
suratnya di 1 Petrus 5:1-4 menjelaskan dengan tegas bahwa Aku
menasihatkan para penatua di antara kamu... Gembalakanlah kawanan domba Allah
yang ada padamu... sesuai dengan kehendak Allah... jangan karena mau mencari
keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Gembala
bertugas menggembalakan domba, dalam hal yang sederhana menggembalakan domba
adalah memberi makan. Menggembalakan domba adalah membawa domba-domba yang ada
ketempat dimana berada makanan, dan menjaga domba itu secara aman. Sesederhana
itu pekerjaan menggembala. Demikian pula dalam Pendeta atau pastor menggembala
jemaatnya, yang dibutuhkan adalah memberikan 'makan' firman Tuhan.
A. Mengajarkan
Ajaran Yang Sehat
Fungsi gembala jemaat
ialah memimpin anggota jemaat untuk menjadi dewasa dalam Firman Tuhan agar bisa
mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan Firman Tuhan serta membangun
jemaat.[1] Seorang gembala harus
memberi makan jemaatnya yaitu firman
Tuhan agar pertumbuhan iman jemaat semakin baik dan juga supaya tidak mudah
tergeser dari kepercayaan mereka.
Dalam salam pembukaan
surat Rasul Paulus kepada Timotius menegaskan wewenangnya sebagai seorang hamba
Yesus Kristus. Orang-orang yang menyebabkan Timotius menghadapi kesulitan perlu
tahu bahwa Timotius adalah gembala yang melayani mereka sebab telah menempatkan
dia disana, karena Rasul Paulus menerima wewenang dari Allah. Masalah yang
dihadapi oleh Timotius pada waktu itu ialah ada golongan Gnostik yang mulai
mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan sehingga ada
orang-orang percaya yang mulai mengikuti ajaran tersebut sehingga Paulus
mengirim suratnya untuk menasehatkan Timotius untuk tetap mengajarkan apa yang
telah mereka dengar dari Paulus kepada orang-orang percaya yang dia gembalakan.
Salah satu alasan mengapa
gembala harus tetap dalam pekerjaannya ialah karena para pengajar sesat sedang
giat berusaha untuk menjerat orang-orang percaya. Sama seperti pada masa Paulus,
pada masa sekarang pun ada banyak pengajar sesat yang mengajarkan ajaran-ajaran
sesat. Orang Kristen harus menghadapi pengajar sesat dengan serius. Pengajar
sesat tidak menyampaikan injil kepada orang-orang berdosa yang tersesat malah
mereka berusaha menyesatkan orang-orang Kristen dan menangkap mereka untuk
memenuhi maksud-maksud mereka. Jadi, seorang gembala harus menyampaikan Firman
Tuhan sesuai dengan ajaran alkitab. Gembala jemaat harus mengajarkan jemaatnya
untuk memilih musik yang boleh didengar oleh anggota jemaat karena musik bisa
mempengaruhi kehidupan seseorang. Musik jauh lebih banyak mengajarkan lagu-lagu
tanpa ajaran sehat. Seorang penyanyi yang menyanyikan sebuah lagu dusta sama
saja dengan seorang guru yang mengajarkan sebuah dusta.[2]
B. Memberitakan
Injil
Dalam surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Roma mengatakan bahwa Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil,
karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (Roma 1:16). Sebutan
injil dalam I Timotius 1:11, yaitu injil yang mulia dari Allah yang memberi
berkat mendorong Paulus untuk menceritakan kesaksian pribadinya sendiri. Ia
adalah bukti terbaik untuk menyatakan bahwa injil kasih karunia Allah itu
sungguh-sungguh mengubah hidupnya (Kis. 9:1-22; 22:1-21).
Gembala merupakan
pelayan Tuhan yang telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan dan
juga memiliki hati yang rindu untuk melayani jiwa-jiwa yang belum diselamatkan
dan ingin melihat orang-orang yang belum diselamatkan berubah dan berbalik
kepada Kristus. Gembala jemaat harus memilki keyakinan akan pengajaran atau
injil yang disampaikan kepada jiwa yang sesat. Paulus
menjelaskan bahwa keselamatan itu bukan untuk dia sendiri, tetapi juga untuk
semua orang yang menerima Yesus Kristus ( I Tim. 1:15). Jika Tuhan Yesus dapat
menyelamatkan Saulus dari Tarsus, orang yang paling berdosa, tentu Ia juga
dapat menyelamatkan siapa saja!
Seorang gembala
jemaat harus memberikan kesaksian hidup teladan kepada jemaatnya dan juga
kepada orang-orang yang tersesat bukan hanya menyampaikan firman Tuhan tetapi
mempraktekkan dalam kehidupannya. Paulus bukan hanya menjadi seorang gembala
sidang; ia juga menjadi contoh ( I Tim. 1:16). Dalam pengertian apa Paulus
menjadi contoh kepada orang-orang berdosa yang tersesat yang percaya kepada
Kristus? Paulus menjadi contoh bagi semua orang berdosa yang tersesat, karena
dulu ia seorang yang paling berdosa. Ia menjadi bukti bahwa kasih karunia Allah
dapat mengubah siapa saja yang berdosa.
C.
Mempertahankan Iman Jemaat
Dalam surat
Paulus kepada Timotius, ia menyerahkan tanggung jawab kepada Timotius supaya
melaksanakannya, selain mengajarkan ajaran yang sehat dan memberitakan injil
juga harus mempertahankan iman jemaat. Ini adalah kewajiban gembala untuk
memelihara kebenaran atau doktrin Injil yang diterima dan dianut di dalam
gereja, dan mempertahankannya terhadap semua oposisi. Ini adalah salah
satu ujung utama pelayanan, salah satu sarana utama dari pelestarian iman yang
disampaikan kepada orang-orang kudus. Sebagai rasul sering dan dengan tegas
mengulangi tuduhan itu kepada Timotius, dan di dalam Dia telah sampai semua
orang yang menerima dispensasi kata berkomitmen (I Tim 1:3. - 4, 4:6-7, 16,
6:20; II Tim 1:14, 2:25, 3:14-17).
Mempertahankan iman jemaat
adalah hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pelayan Tuhan atau gembala. Oleh
sebab itu gembala harus benar-benar memperhatikan setiap iman jemaatnya, karena
dalam jemaat lokal anggota memiliki latarbelakang yang berbeda-beda baik dalam
pengetahuan kebenaran maupun pendidikan.
D. Mendisplinkan Jemaat
Seorang gembala jemaat
harus mengatur sopan santun dalam kebaktian jemaat agar kebaktian berjalan
dengan teratur (I Kor. 14:26-40) serta menjalankan disiplin gereja. Yesus telah
memerintahkan bahwa apa bila seorang percaya tidak mau tunduk dan menaati
nasehat secara pribadi maka masalah itu harus diserahkan kepada gereja untuk
didisiplin (Mat. 18:17). Paulus secara tegas sekali meminta agar jemaat di
Korintus menjalankan disiplin jemaat (I Kor. 5:13).
Tujuan untuk mendisiplinkan jemaat yaitu:
1. Untuk membawa kemuliaan kepada Allah dan meningkatkan kesaksian kawanan
domba.
2. Untuk memulihkan dan membangun anggota jemaat yang telah jatuh dalam
dosa (Mat.18:15; 2 Tes. 3:14-15).
3. Untuk menghasilkan iman yang sehat, satu suara dalam doktrin (Tit. 1:13;
1 Tim. 1:19-20).
4. Untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, jika orang berbuat dosa hanya
mengaku Kristen (2 Tim. 2:24-26).
5. Untuk membungkam guru-guru palsu dan pengaruh mereka di gereja (Tit.
1:10-11).
6.
Untuk menetapkan contoh bagi seluruh tubuh dan mempromosikan rasa takut yang
saleh ( 1 Tim. 5:20).
Disiplin
Gereja sangat penting untuk kesucian badan lokal dan perlindungan dari
kerusakan moral dan doktrinal yang murni. Dosa dalam kehidupan gereja
mendukakan orang dari Roh Kudus dan memadamkan kuasa-Nya. Jika dosa tetap dicentang oleh
aplikasi penuh kasih dari disiplin gereja dalam tubuh orang percaya, Roh Kudus
harus meninggalkan seperti gereja untuk sumber dayanya sendiri duniawi. Hasil tidak dapat dihindari akan
kehilangan berkat Tuhan sampai dosa sudah ditangani.
KESIMPULAN: Gembala jemaat/ Pelayan
seharusnya setia pada tanggung-jawab rumah-tangga dan pada kebenaran Allah. ”Karena
itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri,
dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar
orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba
uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh
anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri,
bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru
bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia
juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh
ke dalam jerat Iblis” (1 Timotius 3:1-7).
Gembala
jemaat / Pelayan janganlah menjadi orang pengejar status. Rasul Paulus mengatakan,”Saudara-saudara,
kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu,
supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: Jangan melampaui
yang ada tertulis, supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri
dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain” (1 Korintus 4:6).
Gembala
jemaat/Pelayan harus mengajar umat Allah melalui perkataan dan perbuatan. Alkitab
berkata bahwa,”Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena
kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat
Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kisah 20:28).
[1]
Dr. Suhento Liauw, Doktrin Gereja
Alkitabiah, (Jakarta; GBIA Graphe, 1996), hal. 131.