Sunday, 17 November 2013

Tugas dan Tanggung Jawab Gembala Jemaat / Pelayan



Salah satu tugas setiap orang percaya  setelah menerima keselamatan dari Allah ialah menjadi saksi-Nya atau melayani-Nya. Rasul Paulus mengatakan bahwa pekerjaan yang paling indah ialah mereka yang menghendaki jabatan penilik atau gembala (I Tim. 3:1). Seorang pelayan Tuhan yang menghendaki pekerjaan seorang gembala haruslah orang yang telah mengambil keputusan untuk menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Kristus. Keputusan untuk menjadi seorang gembala hal yang perlu dipikir dalam-dalam dan juga memiliki latarbelakang hidup atau kesaksian kehidupan yang baik.
            Mengapa keputusan memilih untuk menjadi gembala dapat berdampak sedemikian besar? Jawabannya adalah karena seorang gembala bertanggung  jawab secara spiritual dalam kehidupan rohani jemaatnya. Gembala  menolong jemaatnya dalam melihat, mengerti dan mendalami firman Tuhan. Bagaimana jemaat mengerti, melakukan, bersaksi akan firman Tuhan ditentukan oleh pengajaran gembalanya. Bagaimana jemaat dapat malakukan kuasa Tuhan, bagaimana jemaat dapat mengklaim janji-janji Tuhan, dan bagaimana jemaat dapat menyaksikan keajaiban pekerjaan Allah, semuanya ditentukan sejauh apa gembala mendidik dan membentuk jemaatnya dalam firman Tuhan.
            Dalam surat Rasul Paulus kepada Timotius dan Titus adalah merupakan surat yang berisi nasehat-nasehat kepada mereka (Timotius & Titus) untuk tetap setia di dalam Kristus karena pada saat pelayan mereka ada kelompok gnostik mengajarkan ajaran yang menentang kebenaran injil yang mengganggu pelayanan mereka sehingga Rasul Paulus menguatkan mereka agar tetap memberitakan firman Tuhan, menetapkan pemimpin yang memenuhi syarat (Tit. 1:5-9), dan membungkamkan para pengajar sesat (Tit.1:10-16). Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelayanan Timotius dan Titus pada saat itu juga dihadapi oleh gembala jemaat sekarang ini. Oleh sebab itu surat I, II Timotius dan Titus yang ditulis oleh Paulus juga merupakan suratnya kepada gembala jemaat saat ini.
            Namun sangatlah penting untuk dibahas tugas dan tanggung jawab gembala jemaat, ini harus dimengerti oleh orang Kristen yang telah beriman kepada Kristus. Tujuan penulis dalam karya tulis ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan apa yang sesungguhnya Kitab Suci ajarkan tentang masalah ini, dan juga untuk memberikan pemahaman yang tepat bagi orang percaya supaya mengerti kebenaran tentang “tugas dan tanggung jawab gembala.”
            Petrus berkata dalam suratnya di 1 Petrus 5:1-4, menjelaskan dengan tegas bahwa Aku menasihatkan para penatua di antara kamu... Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu... sesuai dengan kehendak Allah... jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Gembala bertugas menggembalakan domba, dalam hal yang sederhana menggembalakan domba adalah memberi makan. Menggembalakan domba adalah membawa domba-domba yang ada ketempat dimana berada makanan, dan menjaga domba itu secara aman. Demikian juga seorang gembala yang memimpin jemaat, dengan memberikan makanan firman Tuhan.
            Petrus berkata dalam suratnya di 1 Petrus 5:1-4 menjelaskan dengan tegas bahwa Aku menasihatkan para penatua di antara kamu... Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu... sesuai dengan kehendak Allah... jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Gembala bertugas menggembalakan domba, dalam hal yang sederhana menggembalakan domba adalah memberi makan. Menggembalakan domba adalah membawa domba-domba yang ada ketempat dimana berada makanan, dan menjaga domba itu secara aman. Sesederhana itu pekerjaan menggembala. Demikian pula dalam Pendeta atau pastor menggembala jemaatnya, yang dibutuhkan adalah memberikan 'makan' firman Tuhan.
A. Mengajarkan Ajaran Yang Sehat
            Fungsi gembala jemaat ialah memimpin anggota jemaat untuk menjadi dewasa dalam Firman Tuhan agar bisa mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan Firman Tuhan serta membangun jemaat.[1] Seorang gembala harus memberi makan jemaatnya  yaitu firman Tuhan agar pertumbuhan iman jemaat semakin baik dan juga supaya tidak mudah tergeser dari kepercayaan mereka.
            Dalam salam pembukaan surat Rasul Paulus kepada Timotius menegaskan wewenangnya sebagai seorang hamba Yesus Kristus. Orang-orang yang menyebabkan Timotius menghadapi kesulitan perlu tahu bahwa Timotius adalah gembala yang melayani mereka sebab telah menempatkan dia disana, karena Rasul Paulus menerima wewenang dari Allah. Masalah yang dihadapi oleh Timotius pada waktu itu ialah ada golongan Gnostik yang mulai mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan sehingga ada orang-orang percaya yang mulai mengikuti ajaran tersebut sehingga Paulus mengirim suratnya untuk menasehatkan Timotius untuk tetap mengajarkan apa yang telah mereka dengar dari Paulus kepada orang-orang percaya yang dia gembalakan.
            Salah satu alasan mengapa gembala harus tetap dalam pekerjaannya ialah karena para pengajar sesat sedang giat berusaha untuk menjerat orang-orang percaya. Sama seperti pada masa Paulus, pada masa sekarang pun ada banyak pengajar sesat yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Orang Kristen harus menghadapi pengajar sesat dengan serius. Pengajar sesat tidak menyampaikan injil kepada orang-orang berdosa yang tersesat malah mereka berusaha menyesatkan orang-orang Kristen dan menangkap mereka untuk memenuhi maksud-maksud mereka. Jadi, seorang gembala harus menyampaikan Firman Tuhan sesuai dengan ajaran alkitab. Gembala jemaat harus mengajarkan jemaatnya untuk memilih musik yang boleh didengar oleh anggota jemaat karena musik bisa mempengaruhi kehidupan seseorang. Musik jauh lebih banyak mengajarkan lagu-lagu tanpa ajaran sehat. Seorang penyanyi yang menyanyikan sebuah lagu dusta sama saja dengan seorang guru yang mengajarkan sebuah dusta.[2]
B. Memberitakan Injil
            Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma mengatakan bahwa Paulus  mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (Roma 1:16). Sebutan injil dalam I Timotius 1:11, yaitu injil yang mulia dari Allah yang memberi berkat mendorong Paulus untuk menceritakan kesaksian pribadinya sendiri. Ia adalah bukti terbaik untuk menyatakan bahwa injil kasih karunia Allah itu sungguh-sungguh mengubah hidupnya (Kis. 9:1-22; 22:1-21).
            Gembala merupakan pelayan Tuhan yang telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan dan juga memiliki hati yang rindu untuk melayani jiwa-jiwa yang belum diselamatkan dan ingin melihat orang-orang yang belum diselamatkan berubah dan berbalik kepada Kristus. Gembala jemaat harus memilki keyakinan akan pengajaran atau injil yang disampaikan kepada jiwa yang sesat.        Paulus menjelaskan bahwa keselamatan itu bukan untuk dia sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang menerima Yesus Kristus ( I Tim. 1:15). Jika Tuhan Yesus dapat menyelamatkan Saulus dari Tarsus, orang yang paling berdosa, tentu Ia juga dapat menyelamatkan siapa saja!
            Seorang gembala jemaat harus memberikan kesaksian hidup teladan kepada jemaatnya dan juga kepada orang-orang yang tersesat bukan hanya menyampaikan firman Tuhan tetapi mempraktekkan dalam kehidupannya. Paulus bukan hanya menjadi seorang gembala sidang; ia juga menjadi contoh ( I Tim. 1:16). Dalam pengertian apa Paulus menjadi contoh kepada orang-orang berdosa yang tersesat yang percaya kepada Kristus? Paulus menjadi contoh bagi semua orang berdosa yang tersesat, karena dulu ia seorang yang paling berdosa. Ia menjadi bukti bahwa kasih karunia Allah dapat mengubah siapa saja yang berdosa.
C. Mempertahankan Iman Jemaat
            Dalam surat Paulus kepada Timotius, ia menyerahkan tanggung jawab kepada Timotius supaya melaksanakannya, selain mengajarkan ajaran yang sehat dan memberitakan injil juga harus mempertahankan iman jemaat. Ini adalah kewajiban gembala untuk memelihara kebenaran atau doktrin Injil yang diterima dan dianut di dalam gereja, dan mempertahankannya terhadap semua oposisi. Ini adalah salah satu ujung utama pelayanan, salah satu sarana utama dari pelestarian iman yang disampaikan kepada orang-orang kudus. Sebagai rasul sering dan dengan tegas mengulangi tuduhan itu kepada Timotius, dan di dalam Dia telah sampai semua orang yang menerima dispensasi kata berkomitmen (I Tim 1:3. - 4, 4:6-7, 16, 6:20; II Tim 1:14, 2:25, 3:14-17).
            Mempertahankan iman jemaat adalah hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pelayan Tuhan atau gembala. Oleh sebab itu gembala harus benar-benar memperhatikan setiap iman jemaatnya, karena dalam jemaat lokal anggota memiliki latarbelakang yang berbeda-beda baik dalam pengetahuan kebenaran maupun pendidikan.
D. Mendisplinkan Jemaat
            Seorang gembala jemaat harus mengatur sopan santun dalam kebaktian jemaat agar kebaktian berjalan dengan teratur (I Kor. 14:26-40) serta menjalankan disiplin gereja. Yesus telah memerintahkan bahwa apa bila seorang percaya tidak mau tunduk dan menaati nasehat secara pribadi maka masalah itu harus diserahkan kepada gereja untuk didisiplin (Mat. 18:17). Paulus secara tegas sekali meminta agar jemaat di Korintus menjalankan disiplin jemaat (I Kor. 5:13).
Tujuan untuk mendisiplinkan jemaat yaitu:
1. Untuk membawa kemuliaan kepada Allah dan meningkatkan kesaksian kawanan domba.
2. Untuk memulihkan dan membangun anggota jemaat yang telah jatuh dalam dosa (Mat.18:15; 2 Tes. 3:14-15).
3. Untuk menghasilkan iman yang sehat, satu suara dalam doktrin (Tit. 1:13; 1 Tim. 1:19-20).
4. Untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, jika orang berbuat dosa hanya mengaku Kristen (2 Tim. 2:24-26).
5. Untuk membungkam guru-guru palsu dan pengaruh mereka di gereja (Tit. 1:10-11).
6. Untuk menetapkan contoh bagi seluruh tubuh dan mempromosikan rasa takut yang saleh ( 1 Tim. 5:20).
            Disiplin Gereja sangat penting untuk kesucian badan lokal dan perlindungan dari kerusakan moral dan doktrinal yang murni. Dosa dalam kehidupan gereja mendukakan orang dari Roh Kudus dan memadamkan kuasa-Nya. Jika dosa tetap dicentang oleh aplikasi penuh kasih dari disiplin gereja dalam tubuh orang percaya, Roh Kudus harus meninggalkan seperti gereja untuk sumber dayanya sendiri duniawi. Hasil tidak dapat dihindari akan kehilangan berkat Tuhan sampai dosa sudah ditangani. 
KESIMPULAN: Gembala jemaat/ Pelayan  seharusnya setia pada tanggung-jawab rumah-tangga dan pada kebenaran Allah. ”Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis” (1 Timotius 3:1-7).
            Gembala jemaat / Pelayan janganlah menjadi orang pengejar status. Rasul Paulus mengatakan,”Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: Jangan melampaui yang ada tertulis, supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain” (1 Korintus 4:6).
            Gembala jemaat/Pelayan  harus mengajar umat Allah melalui perkataan dan perbuatan. Alkitab berkata bahwa,”Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kisah 20:28).


[1]  Dr. Suhento Liauw, Doktrin Gereja Alkitabiah, (Jakarta; GBIA Graphe, 1996), hal. 131.
[2] Warren W. Wiersbe, Setia Di Dalam Kristus, (Bandung; Kalam Hidup, 1981), hal. 17.

No comments:

Post a Comment