Sunday 20 April 2014

Makna Penting Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus






Tanpa kebangkitan, iman Kristen tidak mungkin muncul. Murid-murid-Nya hanyalah simbol kekalahan dan kehancuran. Mungkin mereka akan mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka, dan penyaliban hanya akan melenyapkan harapan akan mesias. Salib akan kelihatan menyedihkan dan memalukan sebagai akhir karir Yesus.
Kekristenan mula-mula sangat bergantung kepada kepercayaan murid-murid-Nya bahwa Tuhan telah membangkitkan Yesus dari kematian
.

Jika ditanya mengapa kebangkitan Yesus Kristus disebut sebagai bukti diri-Nya adalah Anak Allah?
Jawabnya:

1.  Dia bangkit dengan kuasa-Nya sendiri. Dia mempunyai kuasa untuk memberikan nyawa-Nya dan untuk mengambilnya kembali (Yohanes 10:18). Ini tidak bertentangan dengan pasal lain yang menyatakan Yesus dibangkitkan oleh kuasa Bapa, karena Bapa dan Anak bekerja bersama-sama, seperti halnya penciptaan, tiga pribadi Allah, yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja sama secara harmonis.

2. Secara jelas Yesus telah menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah, kebangkitan-Nya dari kematian merupakan materai/persetujuan dari Allah Bapa akan kebenaran pernyataan-Nya. Jika Allah tidak menyetujui pernyataan Yesus sebagai Anak Allah, maka Allah tidak akan membangkitkan Yesus dari kematian.
Kenyataannya Allah membangkitkan Yesus dari kematian, seolah Allah Bapa mengatakan: "Engkaulah Anak-Ku, hari ini Aku menegaskan sejelas-jelasnya."

Khotbah Petrus saat hari Pentakosta juga berdasar kepada Kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Tidak sekedar tema khotbah, tetapi menekankan pentingnya kebangkitan. Kalau ajaran kebangkitan dihilangkan, maka semua ajaran kekristenan akan hilang.

Kebangkitan merupakan:
1. Penjelasan kematian Yesus
2. Penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Mesias
3. Sumber kesaksian murid-murid
4. Alasan pencurahan Roh Kudus
5. Menegaskan posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja.

Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan terjelaskan.
Tanpa kebangkitan, pencurahan Roh Kudus akan meninggalkan misteri yang tidak dapat dijelaskan.
Tanpa kebangkitan, sumber kesaksian murid-murid hilang.

Kebangkitan adalah penggenapan dari nubuat mengenai Mesias yang akan bangkit di dalam Mazmur 16:10, 'tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.'

Jelaslah bahwa khotbah pertama kekristenan berdasar kepada Yesus yang telah bangkit.

Perjanjian Baru bergaung kepada  fakta Kebangkitan Yesus. Injil-injil mencatat  pernyataan Yesus bahwa Ia akan dikhianati, dibunuh dan bangkit lagi. Mereka menyaksikan  bahwa kubur telah kosong dan Ia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya seperti yang telah dikatakan-Nya.

Kisah Para Rasul mencatat Kebangkitan Kristus sebagai fakta dan membuatnya menjadi pusat pengajaran.

Surat-surat dalam Perjanjian Baru dan Kitab Wahyu menjadi tak berarti tanpa kebangkitan Yesus.

Kebangkitan diterima baik oleh:
- Keempat Injil yang terpisah
- Sejarah kekristenan mula-mula (Kisah Para Rasul)
- Surat-surat: Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas, dan Surat Ibrani.

Ada banyak kesaksian yang dapat dipercaya. Dan karena Perjanjian Baru adalah kesaksian sejarah yang dapat dipercaya, maka Kebangkitan Kristus adalah fakta obyektif yang dapat dipercaya.

Sejak awal, kekristenan mula-mula secara bersama-sama memberikan kesaksian mengenai kebangkitan Kristus. Ini merupakan dasar pengajaran dan iman gereja dan telah masuk ke dalam literatur Perjanjian Baru. Jika semua pasal yang berhubungan dengan Kebangkitan dihilangkan, maka akan didapatkan Perjanjian Baru yang kacau, yang tidak dapat dijelaskan. Kebangkitan secara kuat masuk ke dalam kehidupan orang Kristen mula-mula. Ini muncul dalam kubur, lukisan-lukisan dinding, muncul dalam himne, dan menjadi tema yang kuat dalam penulisan-penulisan pembelaan iman Kristen pada empat abad pertama.

Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, maka kuasa kematian tetap tidak dikalahkan; Kematian Kristus menjadi tidak ada artinya, dan umat yang percaya kepada-Nya tetap mati dalam dosa. Keadaannya akan tidak berbeda dengan sebelum mendengar nama-Nya.

Sulit untuk menggambarkan  depresi yang hebat akibat penyaliban Yesus yang  dialami para murid. Mereka tidak memiliki konsep bahwa kebangkitan lebih berarti daripada kematian. Mereka berpikir bahwa Mesias akan memerintah selamanya (Yohanes 12:34). Tanpa percaya kepada kebangkitan Yesus, tidak mungkin para murid percaya kepada Yesus yang hanya mati saja.

Kebangkitan mengubah bencana menjadi kemenangan. Karena Tuhan telah membangkitkan Yesus, maka Yesus secara tegas dinyatakan sebagai Mesias.  Dengan demikian makna penyaliban, oleh karena kebangkitan, kematian yang memalukan itu berubah menjadi kematian yang berperan dalam penyelamatan umat manusia.

Tanpa kebangkitan, maka kematian Yesus hanyalah kutukan Tuhan, tetapi dengan kebangkitan, maka kematian Yesus sekarang dilihat sebagai suatu peristiwa dimana pengampunan dosa umat manusia sudah terjadi.

Tanpa kebangkitan, kekristenan tidak pernah terjadi, para murid hanya melihat Yesus sebagai guru yang baik dan tidak akan pernah percaya bahwa Yesus adalah mesias.

Kebangkitan adalah fakta penting, karena kebangkitan menggenapkan keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, dan sebagai akibatnya menyelamatkan kita dari kematian.

Kebangkitan juga membuat perbedaan yang tajam antara Yesus dengan semua pendiri agama. Tulang-tulang dari semua pendiri agama, selain Yesus, masih berada di bumi, tetapi kubur Yesus kosong.

Dampak dari kebangkitan, besar. Hidup menjadi memiliki harapan, kehidupan lebih berkuasa daripada kematian, kehidupan pada akhirnya menang.
Tuhan telah menyentuh kita di sini, Tuhan telah mengalahkan kematian, musuh terakhir kita.

Kebangkitan telah mengubah  hidup para murid sebelum dan sesudah kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari, menyangkal Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan kebingungan. Setelah melihat kebangkitan, mereka diubah dari ketakutan menjadi rasul yang berani dan percaya diri, menjadi penginjil yang mempengaruhi dunia, bersedia mati martir dan bersukacita sebagai utusan Kristus.

Kepada siapakah Saudara mempercayakan hidupmu? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa kebangkitan? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa terhadap kematian?

Jika engkau belum mempercayai Yesus, percayakan hidupmu sekarang juga kepada Yesus yang telah bangkit dan mengalahkan kuasa kematian.
Jika engkau mau percaya kepada Yesus, kematian bukan hal yang menakutkan Saudara lagi dan kebangkitan maupun hidup yang kekal akan Saudara terima. Maukah Saudara?

Sumber:
Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher


Kristus Yesus bangkit  dan hidup kembali pada hari ke tiga sesudah kematian tubuh-Nya di kayu salib. Kebangkitan
Kristus Yesus dari kematian adalah peristiwa  ketika Yesus Kristus  yang secara fisik telah mati hidup kembali mengalahkan kematian.  Tubuh kebangkitan Kristus meski berbeda dari tubuh lama-Nya, namun masih memiliki kaitan dengan yang lama karena , misalnya rupa-Nya  masih sama sehingga bisa dikenal oleh para murid-Nya  dan bekas luka di tangan-Nya masih ada (Yoh. 20:25-28).

Kebangkitan Kristus dari kematian amatlah penting bagi orang Kristen, karena memberikan status hukum kebenaran di hadapan Allah (Rom. 4:24-25), memperlihatkan betapa hebat-Nya kuasa dalam diri orang Kristen (Ef. 1:18-20), dan memberikan kehidupan penuh harapan (1Pet. 1:3-4).

  1. KEBANGKITAN KRISTUS MENGHASILKAN KEBENARAN KITA (Rom. 4:23-25)    "Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,  tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,  yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.  (Rom 4:23-25 ITB).
    • Kebenaran di sini secara theologis merupakan status hukum (judicial) yang Allah, selaku Hakim Maha Adil, anugerahkan kepada kita.
      • Kebenaran merupakan antonim / kebalikan dari vonis bersalah / berdosa dengan segala hukumannya yang Allah selaku Hakim Maha Adil nyatakan kepada manusia.   
      • Kebenaran menunjukkan keadaan hubungan kita dengan Allah, yakni Dia memandang kita bukan sebagai orang berdosa / bersalah yang patut dihukum, tetapi sebagai orang benar / tidak bersalah (meskipun dalam kenyataannya secara moral kita telah berdosa/bersalah).
    • Kebenaran kita merupakan karya kebangkitan Kristus Yesus dari kematian.
      • Kita dibenarkan bukan karena hasil usaha, perbuatan, dan kebaikan kita.    
      • Kita dibenarkan karena karya kebangkitan Kristus dari kematian.   
      • Jika kematian-Nya di kayu salib terjadi karena dosa kejahatan kita, maka kebangkitan-Nya dari kematian terjadi karena / demi pembenaran kita.
    • Cara kita mendapatkan kebenaran adalah dengan iman / percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Kristus Yesus. "... karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, ..."
      • Secara subjektif iman (pistis) adalah sikap hati tanpa keraguan sedikitpun dalam berharap dengan penuh kesetiaan hanya pada janji Allah dan kuasa-Nya dalam mewujudkan janji-Nya itu bagi kita (band. Rom. 4:18-22).   
      • Secara objektif iman (pistis) kita tertuju kepada Dia yang telah membangkitkan Kristus dari kematian dan janji-Nya bahwa kebenaran hanyalah oleh iman dalam Kristus Yesus saja (Rom 3:22).
    • Hasil dari kebenaran dalam Kristus
      • Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Rom. 5:1)
      • Kita pasti diselamatkan dari murka Allah (Rom. 5:9)
      • Kita kelak pasti menerima kemuliaan Allah (Rom. 5:2).
  2. KEBANGKITAN KRISTUS MEMBERIKAN KEHIDUPAN BARU KITA (1Pe 1:3-7)     Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,  untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.  Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.  Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.  Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
    • Kebangkitan Kristus memberikan hidup yang penuh harapan.
      • Karena Kristus telah bangkit mengalahkan kematian, maka kehidupan orang Kristen tidak berakhir pada saat kematian tubuhnya.    
      • Karena Kristus telah bangkit mengalahkan kematian, maka orang Kristen memiliki harapan untuk memiliki suatu harta kekayaan yang abadi, yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga (1Pet. 1:4).
    • Kebangkitan Kristus dari kematian memberikan kehidupan baru bagi orang percaya.
      • Karena kebangkitan-Nya, orang Kristen memiliki kehidupan baru.
        • Kehidupan baru ini bukanlah sekedar pembaharuan dari kehidupan yang sudah ada sebelumnya, tetapi secara substansil sama sekali baru (band. Yeh. 11:19; 36:36).      
        • Kehidupan baru ini terjadi secara supraalami ketika, oleh iman, Roh Kudus mempersatukan kita dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Rom. 6:1-11).
      • Karena kebangkitan-Nya, Orang Kristen akan memiliki tubuh baru.
        • Kebangkitan-Nya menjadi prototipe kebangkitan orang-orang percaya. Dia disebut sebagai anak sulung (Kol. 1:18; Why. 1:5). Ini berarti Dia yang pertama memiliki tubuh kebangkitan abadi. Tubuh kebangkitan orang percaya akan baru seperti tubuh Kristus (1Yoh. 3:2) yang berbeda dari tubuh lama (1Kor. 15:35-41). Berdasarkan 1 Yohanes 3, ini berarti tubuh kebangkitan bersifat murni (ay. 3), tanpa dosa (ay. 5), dan benar (ay. 7).     
        • Tubuh baru akan kita miliki dalam sekejap ketika Kristus Yesus datang di awan-awan untuk menjemput dan mengangkat kita (1Kor. 15:51-52; 1Tes. 4:16-17).
    • Respon kita terhadap karya kebangkitan Kristus yang memberikan kehidupan penuh harapan.
      • Kita harus memuji Dia (1Pet. 1:3).      
      • Kita harus bertumbuh dalam iman, terutama ketika menghadapi penderitaan (1Pet. 1:5-7).

  1. KEBANGKITAN KRISTUS MEMPERLIHATKAN KEHEBATAN KUASA KITA (Ef. 1:18-20)     Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, (Eph 1:18-20 ITB).
    • Kuasa kebangkitan Kristus dari kematian itu maha hebat.
    • Kuasa kebangkitan Kristus ada pada orang percaya.
      • Kuasa (dynamis) mengandung arti kapasitas atau kemampuan untuk melakukan atau mempengaruhi sesuatu/orang.   
      • Kuasa itu diberikan pada saat pertobatan (band. Kol. 2:11-12; 1Pet. 3:21).   Kuasa yang ada pada orang percaya amat dahsyat dan diasosiasikan dengan kehadiran Roh Kudus di dalam diri orang percaya (band. Kis. 1:8).
    • Allah ingin kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus (1:17).
      • Roh Allah ini agar kita mengerti kehebatan kuasa-Nya bagi kita yang percaya. Kata “mengerti” (eido dan sinonim dengan epignosis, Ef. 1:17) bukan sekedar mengetahui secara intelektual kuasa itu, tetapi juga bermakna memberikan perhatian untuk mengenalnya hingga akrab dalam pengalaman nyata.    
      • Kuasa kebangkitan Kristus yang ada pada kita dimaksudkan untuk menjalan kehidupan kekristenan kita secara benar (band. Rom. 8:11-13; Fil. 2:12-13; 4:13; Ed. 3:20; 6:10).
    • Cara kita untuk mengenal dan hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah dengan berdoa tak henti-henti-Nya (Ef. 1:15-17).
      • Berdoa dengan ucapan syukur.   
      • Berdoa dengan ketekunan / terus menerus.   
      • Berdoa dengan permohonan.
    • Hasil dari hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah Allah akan meninggikan dan mempermuliakan kita, sebagaimana (meskipun tidak sama)  Dia meninggikan dan memuliakan Kristus di sebelah kanan-Nya (Ef. 1:20).

Kebangkitan Kristus menyelesaikan semua masalah manusia.

Masalah terbesar dalam kehidupan manusia adalah dosa. Masalah ini berdampak mendatangkan maut bagi manusia. Masalah di luar dosa adalah masalah yang bisa dikategorikan memiliki intensitas yang rendah dalam mempengaruhi masa depan manusia (hidup kekal). Kalau masalah terbesar saja bisa diselesaikan lewat kebangkitan-Nya (baca: 1 Korintus 15:54-57) apalagi masalah yang kadarnya tidak seberat dosa. Tetapi ada kecenderungan tatkala kita diperhadapkan dengan masalah kehidupan, kita lupa bahwa sebenarnya masalah yang ada di hadapan kita sudah diselesaikan bersamaan dengan kebangkitan Yesus tetapi karena kita melupakan berita besar kebangkitan Kristus, kita tidak mengambil kemenangan itu, kita menjadi manusia yang terluka, dendam, pesimis dan tertatih-tatih dengan beban kita, seperti era sebelum Kristus bangkit, “Mereka berkata seorang dengan yang lain: Siapakah yang akan menggulingkan batu itu bagi kita” (Markus 16:3). Kita sangat ketakutan dan khawatir dengan masalah-masalah kehidupan kita (siapa yang akan menggulingkan batu besar ini?) Kebangkitan Kristus merupakan penyelesaian dosa manusia dan semua masalah manusia. Tetapi masalahnya, sudahkah kita menggenggam erat makna kebangkitan Kristus itu dalam hidup kita? Kalau sudah, beban seberat apapun tidak akan mengaburkan pandangan kita terhadap sesuatu yang sangat besar yang Tuhan telah lakukan bagi kita yaitu kebangkitan-Nya. Kita tidak akan menghindari masalah tetapi masalah akan kita hadapi dari dekat dengan kaca mata iman bahwa kemenangan itu sudah ada dalam genggaman kita dan kita tidak akan meragukan kuasa Tuhan atas masalah-masalah kita, “Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling” (ayat 4). Apa yang kita kuatirkan yaitu masalah kita, sebenarnya Tuhan sudah “gulingkan” lewat kebangkitan-Nya. 

Kebangkitan Kristus memberikan harapan dalam kehidupan orang percaya. 

“tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.” (ayat 6) Jika ada kebangkitan berarti ada kehidupan, kalau ada kehidupan otomatis ada harapan. Orang yang benar-benar memiliki kebangkitan Kristus (menarik kebangkitan Kristus dalam hidupnya), akan menjalani hidup dengan bergairah dan antusias, tidak mengeluh dengan masalah, selalu optimis bahwa kemenangan akan diraih. Hidup merupakan anugerah terbesar dan tak ada bandingannya, harus dibayar mahal dengan kematian hina di Golgota di mana Yesus diposisikan sebagai orang terhina karena dosa manusia yang harus ditanggung-Nya. Kebangkitan juga berarti harapan, dengan kebangkitan Kristus, harapan akan hidup kekal termasuk menang atas masalah kehidupan terpampang dihadapan kita. Orang yang betul-betul memaknai kebangkitan Kristus sebagai kebangkitan dirinya akan menghadapi hidup ini dengan gagah berani, tidak akan takut dengan pencobaan seberat apapun, tidak akan ada luka, tidak akan ada dendam, karena Yesus telah bangkit dengan membawa hidup dan harapan untuk hari esok kita. 

Kebangkitan Kristus berimplikasi kepada suatu tanggung jawab untuk memberitakan Injil 

"Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus; Ia mendahului kamu ke Galilea, di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepadamu” (ayat 7) Kata pergi adalah kata kerja aktif yang menunjukkan suatu tindakan. Kata ini mengandung makna sebuah perintah yang harus dilakukan dan harus dipertanggungjawabkan. Tujuan Tuhan datang ke dunia ini untuk memerdekakan manusia dari dosa. Tuhan tidak menghendaki hanya beberapa atau sebagian dari manusia di dunia selamat tetapi keselamatan yang disediakan-Nya berlaku untuk semua orang yang mau percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Untuk tujuan ini Tuhan memerintahkan orang percaya yang telah memiliki kebangkitan-Nya untuk memberitakan kabar baik mangenai keselamatan ini yaitu Injil Kristus kepada orang-orang yang belum percaya. Ini suatu tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita tidak perlu berdalih bahwa kita tidak cakap untuk berkata-kata, atau tidak punya kemampuan untuk menginjil tetapi asal kita mau taat dan setia terhadap tanggung jawab yang diberikan kepada kita, Tuhanlah yang akan mendahului langkah kita jadi tidak alasan untuk tidak pergi memberitakan Injil. ”Dia akan mendahului kamu ke Galilea”. Di sini dibutuhkan ketaatan untuk memenuhi tanggung jawab ini agar keselamatan di dalam Kristus tersebar ke seluruh dunia. ”Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.” (Markus 16:8)


Jadi kalau ingin kebangkitan Kristus itu menjadi milik kita dan berpengaruh dalam hidup kita, miliki pandangan bahwa kebangkitan Kristus menyelesaikan semua masalah dalam kehidupan kita termasuk masalah terbesar yakni dosa. Kebangkitan Kristus juga menyediakan harapan dalam hidup kita. Tetapi kebangkitan Kristus juga memberikan suatu tanggung jawab kepada kita untuk memberitakan Injil. Sebab Dia Hidup ada hari esok.

Kebangkitan Yesus merupakan bukti keperkasaan Allah atas maut sehingga kita mendapat jaminan bahwa Allah hadir memberikan damai sejahtera-Nya kepada kita. Sehingga kita tidak perlu takut menghadapi musuh sebab kunci maut itu sudah ditangan Yesus. Iblis tidak mempunyai daya lagi.
Karena itu, sebagai umat percaya, marilah kita terus bersemangat memberitakan karya Allah yang besar itu, sebagaimana yang dilakukan perempuan-perempuan yang mula-mula menyaksikan kubur kosong (Lukas 24: 10).
Kebangkitan Kristus mempunyai arti penting bagi umat manusia, oleh sebab
1. Kebangkitan Kristus mengkonfirmasikan/menegaskan bahwa karya Kristus sebagai Juruselamat umat manusia sah di hadapan Allah
2.  Kebangkitan Kristus meenguhkan tentang keilahian Kristus Yesus, bahwa Dai sesungguhnya  adalah Anak Alllah yang berkuasa.
3. Kebangkitan Kristus menyebabkan tidak terputusnya hubungan antara Tuhan Yesus dengan    umatNya. Menjamin bahwa kita memiliki Tuhan yang hidup, bukan Tuhan yang mati.
4.      Menjamin kebangkitan masa depan kita Karena Yesus mati dan bangkit kembali, maka kita akan dibangkitkan seperti Dia.

1 Korintus 15:20 mengatakan, "Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal."
Kata "anak sulung" berbicara tentang pengambilan sampel, pendahuluan, gambaran sekilas.
Yesus adalah anak sulung.Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita tahu bahwa tubuh kita yang dibangkitkan, dalam beberapa cara, akan menyerupai tubuh-Nya yang telah bangkit.
Sampai sejauh mana, kita tidak bisa memastikan.

Tetapi jika tubuh kita benar-benar seperti tubuh-Nya yang telah bangkit, itu berarti kita akan dengan jelas dikenali.
5.       kebangkitan Yesus adalah bukti penghakiman di masa depan.
Mungkin kabar ini tidak terdengar menyenangkan, tapi ini sesuatu yang perlu kita ketahui.
Kita hidup di dalam masyarakat dan dunia, dimana keadilan sering diselewengkan dan diabaikan.
Kita melihat hal-hal yang terjadi di dunia ini, dan berkata, "Mengapa bisa seperti ini? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?"

Kebangkitan-Nya bagi kita berarti, dari antara segala perkara, keadilan Allah pada akhirnya akan menang.
6.      , kebangkitan Kristus memberi kita kekuatan untuk menjalani kehidupan Kristen (Roma 8:11).
Tentu saja Alkitab tidak mengajarkan bahwa kita tidak akan berbuat dosa di dalam tubuh yang kita tinggali sekarang.

Namun di sisi lain, kita dapat mengurangi dosa, bukan oleh kemampuan kita sendiri, tetapi hanya dengan kuasa Roh Kudus.
Kristus dapat membuat kita, pribadi yang berbeda satu sama lain, menjadi manusia baru.
Kita harus percaya bahwa, "... yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang". (2 Korintus 5:17)
Penutup
  1. Karena Kristus Yesus telah bangkit mengalahkan kematian, maka kita bisa mendapatkan kehidupan yang benar dan berkenan di hati Allah, kita memiliki kuasa yang dahsyat dalam menjalan kehidupan kekristenan, dan  kita memiliki masa depan yang penuh kemuliaan.
  2. Mintalah dalam ketekunan doa agar Roh Kudus mememberikan hikmat-Nya kepada kita untuk bisa hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus.
Sumber  Sumber
Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher
Marulisiahaan.blogspot.com
Buku-buku dan artikel tentang kebangkitan Yesus
Buku-buku Tafsir