Friday, 6 March 2015

Inilah Aku Utuslah Aku Sermon Guru Sekolah Minggu HKBP Wahidin Baru



SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU
Yesaya 6:8-10
Inilah aku Utuslah aku



1.      Yesaya artinya : Keselamata yang Dari Allah , Allah Menyelamatkan( PenyelamatanYahweh) banyak cara untuk memanggil seseorang untuk menjadi pegawai/karyawan  resmi sebuah perusahaan atau juga di pemerintahan. Misalnya, melalui iklan penerimaan pegawai baru,  brosur yang dibagikan, atau juga melalui informasi dari teman. Diterima atau tidak bisa dalam bentuk panggilan langsung, panggilan via telepon, melalui papan pengumuman atau juga via surat.Setelah diterima, tidak langsung menjadi pegawai/karyawan tetap. Dia harus mengikuti masa training atau pelatihan dulu berhubungan dengan skill, integritas dan juga loyalitas dalam tugas yang diberikan. Setelah semuanya dijalani baru dia diterima secara resmi. Bagaimana juga dengan Imam, Nabi, Rasul, Raja yang dipanggil Tuhan menjadi “karyawan/pegawai-Nya” yang sering disebut hamba-Nya? Dalam Alkitab menceritakan banyak cara yang dipakai oleh Tuhan. Reaksi yang sangat positif akan panggilan Tuhan bisa kita lihat lewat sosok Yesaya.
2.      Ketika ia mendapat panggilan Tuhan, ia langsung menyatakan kesiapannya tanpa memikirkan keterbatasan kemampuannya sebagai seorang manusia biasa. “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” (Yesaya 6:8). Singkat dan tegas reaksinya. “Here am I, send me.” he said. Apakah Yesaya termasuk orang yang percaya diri berlebihan? Tentu tidak. Kita yakin Yesaya tahu betul sampai dimana batas kemampuannya sebagai manusia. Tetapi ia menyadari betul bahwa ia hanyalah seorang utusan, seorang pelayan, seorang hamba. Ia tidak perlu takut. Sebagai seorang hamba, bukankah ia memiliki “Tuan” dengan kuasa yang tidak terbatas? Jika “Tuan”nya yang menyuruh, bukankah itu artinya “Tuan”nya percaya ia mampu dan akan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan tugas? Ini sebuah sikap yang seharusnya segera muncul dalam diri kita ketika Tuhan memberi sebuah tugas atau panggilan. Bukan segera melihat kekurangan atau keterbatasan kemampuan kita, tetapi segera mengarahkan pandangan kepada Sang Pemberi tugas. Bukan mengeluh, tetapi sudah sepantasnya kita bersyukur karena kita dipilih Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang mulia.
3.      Bukan kemampuan kita yang penting, tetapi kemauan kita. Selebihnya biarkan Tuhan yang berkreasi diatas segalanya lewat diri kita.Kita manusia yang terbatas, itu benar. Tapi sesungguhnya Tuhan sudah menyediakan talenta-talenta khusus bagi kita masing-masing yang tentu saja bisa dipakai untuk kembali memuliakanNya dalam melakukan berbagai bentuk pelayanan  yang memberkati orang lain. Apakah para nabi pilihan Tuhan adalah orang-orang sempurna yang bisa segalanya? Justru sebaliknya, Tuhan lebih suka memakai orang-orang yang dianggap biasa-biasa saja atau malah tidak dianggap untuk menjadi duta-dutaNya ketimbang orang-orang yang hebat, kaya atau terkenal. Bukan mampu atau tidak yang penting, tapi mau atau tidak.

4.      Hari ini kita mau melihat bagaimana Yesaya dalam Panggilan Tuhan:
Meresponi Panggilan Tuhan: (Ayat 8) "Ini aku, utuslah aku!" Paulus juga menunjukan hal ini filipi 3:13-14 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Ini bukan sekedar jawaban kosong melainkan jawaban penyerahan diri sepenuhnya. Kita bisa melihat pada poin berikutnya dimana
5.      Yesaya Mengikuti kehendak Tuhan: Yesaya  6:9-10 "Pergilah, dan katakanlah kepada  bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! 10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh." 11 Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya Tuhan?" Lalu jawab-Nya: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. Yesaya berkhotbah mengenai hukuman dan pelepasan yaitu bila orang israel mengeraskan hatinya makan hukuman akan datang pada mereka namun bila mereka bertobat maka pengampunan dan keselamatan akan menjadi milik mereka “Keselamatan seperti apa yang Allah janjikan?
6.      Siapakah Aku Ini Tuhan?  Siapakah Guru Sekolah Minggu/Anak Sekolah Minggu HKBP Wahidin Baru?(Yohanes 15:14-17) 15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
7.       Tugas pelayanan Sebagai Guru Sekolah Minggu yang kita emban memang berat dan menguras energi, tenaga, pikiran bahkan materi. Kadang kala kita juga harus rela meninggalkan kepentingan pribadi dan keluarga demi pelayanan. Tetapi Yesus memberi satu jaminan bahwa Dia akan beserta dengan kita sekaligus memenuhi apa yang menjadi permintaan kita (ay. 16c). Tentu saja dengan catatan kita tetap patuh dan setia kepada perintah-Nya (ay. 14-15). Sekarang kembali kepada kita apakah masih terus bergumul dengan pertanyaan, Siapakah aku ini Tuhan? Atau justru sebaliknya kita kembali dari sermon ini dengan satu komitment seperti apa yang dikatakan Nabi Yesaya kepada Tuhan,
8.      “Inilah Aku, Utuslah Aku” (Yes. 6:8)? Lagu ini akan menginspirasi kita dalam Melayani  Kasih setiaMu yang kurasakan, Lebih tinggi dari langit biru, KebaikanMu yang tlah Kau nyatakan, Lebih dalam dari lautan, BerkatMu yang telah kuterima, Sempat membuatku terpesona, Apa yang tak pernah kupikirkan, Itu yang Kau sediakan bagiku. Reff..Siapakah aku ini Tuhan?, Jadi biji mataMu, Dengan apakah kubalas Tuhan ?, Selain puji dan sembah Kau.  
                YE-SA-YA : YESUS- SAYANG -SAYA