SEMON EPISTEL MAZMUR 69:1-20 TU MINGGU 29 MARET
2015
A.PATUJOLO
Psalmen 69 on ima ragam ni parungkilon/hamaolon nabinolus ni si Daud di pardalanan ni ngoluna, digambarhon ibana na lonong tu bagasan gambo lisop (lumpur hidup) na so adong be haluaon ay2-3. Jika dia semakin berusaha untuk bergerak dan keluar maka ia akan semakin masuk lebih dalam dan tentunya akan tenggelam. Aru-aruna sampe mahiang ala jou-jou dohot soara na gogo, alai so ada pangurupion
ay.4
Demikianlah dikisahkan dalam Kitab Mazmur 69, Pemazmur mengalami penderitaan yang luar biasa, ia bergumul dengan apa yang dirasakannya. Ia dibenci tanpa alasan, ia dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak dirampasnya, ia harus menanggung banyak celaan, bahkan dijauhi keluarganya. Di tengah-tengah keluhannya kepada Allah, ia juga menyadari kesalahannya. Dan karena itu ia memohon belas kasihan Allah, kiranya pertolongan yang dari Allah menjadi bagian dalam hidupnya. Tu Debata didok: Ho do umboto taringot tu haootoonki (ia mengaku pernah bertindak bodoh ay6). Maka ia memohon belas kasih Tuhan agar dampak kesalahannya tidak menimpa umat Tuhan.
Demikianlah dikisahkan dalam Kitab Mazmur 69, Pemazmur mengalami penderitaan yang luar biasa, ia bergumul dengan apa yang dirasakannya. Ia dibenci tanpa alasan, ia dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak dirampasnya, ia harus menanggung banyak celaan, bahkan dijauhi keluarganya. Di tengah-tengah keluhannya kepada Allah, ia juga menyadari kesalahannya. Dan karena itu ia memohon belas kasihan Allah, kiranya pertolongan yang dari Allah menjadi bagian dalam hidupnya. Tu Debata didok: Ho do umboto taringot tu haootoonki (ia mengaku pernah bertindak bodoh ay6). Maka ia memohon belas kasih Tuhan agar dampak kesalahannya tidak menimpa umat Tuhan.
B.APLIKASI
1.Sude do jolma mengalami parungkilon di bagasan ngolu na, alai tapangke ma parungkilon/sitaonon i laho manjalo asi ni roha ni Debata. Sandok marlas ni roha mangkirim, marbenget ni roha di haporsuhon,jugul martangiang (Rom 12.12)
2.Tahangoluon ma lapatan ni passion (sitaonon ni Tuhan i), atik pe manaon jala mate di hau pinorsilang, alai hehe do ibana muse di ari patoluhon. Ido pangkirimon ni halak Kristen. Dan oleh kematianNya, kuasa Allah dinyatakan dengan kebangkitan Yesus yang mengalahkan kuasa maut dan dosa. Sehingga kita sekarang hidup di bawah kasih karunia Allah, yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekalipun mengalami berbagai pencobaan, pergumulan bahkan penderitaan hidup. Kita mungkin akan menangis karena kita terus memperjuangkan iman kita, di tengah berbagai cobaan dan godaan dunia ini.
1.Sude do jolma mengalami parungkilon di bagasan ngolu na, alai tapangke ma parungkilon/sitaonon i laho manjalo asi ni roha ni Debata. Sandok marlas ni roha mangkirim, marbenget ni roha di haporsuhon,jugul martangiang (Rom 12.12)
2.Tahangoluon ma lapatan ni passion (sitaonon ni Tuhan i), atik pe manaon jala mate di hau pinorsilang, alai hehe do ibana muse di ari patoluhon. Ido pangkirimon ni halak Kristen. Dan oleh kematianNya, kuasa Allah dinyatakan dengan kebangkitan Yesus yang mengalahkan kuasa maut dan dosa. Sehingga kita sekarang hidup di bawah kasih karunia Allah, yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekalipun mengalami berbagai pencobaan, pergumulan bahkan penderitaan hidup. Kita mungkin akan menangis karena kita terus memperjuangkan iman kita, di tengah berbagai cobaan dan godaan dunia ini.
3.Kita mungkin akan dihina dan dicerca bahkan dijauhi, karena iman kepada Yesus Kristus. Namun kita percaya, Allah sanggup menolong kita dan menyelamatkan kita. Sehingga jika kita menderita bersama-sama dengan Kristus, kita pasti dimenangkan. Kemenangan yang sungguh sempurna disediakan Allah bagi semua umat kepunyaanNya. Asal kita selalu taat dan setia. Jangan biarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Apapun yang kita hadapi, sesulit apapun kenyataan yang ada di hadapan kita, berpegang dan berharaplah hanya kepada Tuhan Yesus.
4.Pada kondisi apapun, jadikanlah Allah tumpuan dan tiang utama, termasuk dalam penderitaan sekalipun, Sebab penderitaan bisa menjadi jalan Tuhan untuk menunjukkan kasih setianya, maka marilah kita hidup dalam kesetiaan, sebab Dia Allah Yang Setia menopang hidup kita dalam kondisi apapun jua.
5.Tuhan akan senantiasa berada dekat dengan kehidupan kita, oleh karenanya tiada yang tersembunyi dari hadapannya termasuk doa dan permohonan kita pasti didengarkan olehNya. Tetapi biarkanlah kehendak Allah jadi dalam hidup kita, sebab kehendaknya akan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita.
6.Sikap merendahkan diri mencerminkan iman yang senantiasa memuji dan mengakui bahwa Allah berada ditempat yang maha tinggi. Marilah merendahkan diri dihadapan Allah dengan mengakui kekurangan dan keberdosaan kita agar kiranya Dia mengampuni kita.
7.Allah adalah pengharapan yang pertama dan terutama, sebab Tuhan Allah itu Yang Mahakuasa. Jika penderitaan menimpa kehidupan kita atau masalah datang menyerang kita, sampaikanlah kepada Tuhan dengan iman yang sabar teguh, percayalah Tuhan itu mampu mengalahkan dan memenangkan kita dari permasalahan apapun yang kita hadapi, sekali lagi ingatlah satu hal “biarkan kehendakNya yang jadi” sebab atas kehendakNya-lah berkat dan kasihNya akan dicurahkan, bukan atas kehendak manusia.
8.Jadilah Pemenang oleh Allah, bukan oleh manusia, sebab siapa yang dimenangkan oleh Allah adalah pemenang yang sejati, teguh dan tahan uji.
9.Sesuai dengan nama Minggu: Palmarum (Maremare) adalah tanda sukacita. Sukacita itu ialah sambutan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Raja Damai, Mesias Juruselamat Dunia. Sambutan pengakuan Hosiana yang penuh sukacita itu tentunya tidak hanya di mulut saja, dan tidak karena ikut ikutan saja, sungguh murni dari hati yang tulus dan konsisten sepanjang hayat kita orang yang sudah menerima tanda Baptisan Kudus sebagai pengikut Kristus. Jangan seperti mereka nantinya, yang pada hari ini mereka mengelu-elukan Yesus dan mengagungkan Nama Allah, tetapi keesokan harinya mereka berteriak menuntut menyalibkan Tuhan Yesus. Menjadi pertanyaan bagi kita semuanya. Adakah diantara kita saling menyalibkan saudara/i kita oleh karena ketidak kesepahaman kita?
Mohon penyelamatan Tuhan Seorang
penafsir mencoba menvisualisasikan ayat 2-3 ini dalam situasi yang nyata, yaitu
seorang yang dibuang ke sumur kering (bandingkan pengalaman Yeremia di Yer.
38:6). Ketika hujan turun dengan deras, air mulai memenuhi sumur tersebut.
Tahanan itu berseru minta diangkat keluar dari sumur itu karena air sudah
mencapai lehernya. Namun, sampai habis suara dan tenaga, pertolongan tak
kunjung datang (4). Tentu gambaran pemazmur di sini merupakan kiasan semata.
Pemazmur bergumul dengan tuduhan palsu. Ia dituduh telah merampas sesuatu, dan
kemudian dipaksa untuk mengembalikan barang yang sebenarnya tak pernah ia
rampas. Terhadap para musuhnya, pemazmur mengaku tidak bersalah. Namun, kepada
Tuhan ia mengaku pernah bertindak bodoh (6). Maka ia memohon belas kasih Tuhan
agar dampak kesalahannya tidak menimpa umat Tuhan.
Di sisi lain, pemazmur merasa apa yang menimpa
dirinya adalah karena ketekunannya melayani Tuhan (8-13). Oleh karena itu, ia
berani berharap kepada Tuhan untuk melepaskannya dari tekanan musuh. Kembali
pemazmur menggunakan ilustrasi yang serupa dengan yang di permulaan (15-16).
Sampai di sini, mazmur ini menunjukkan tipikal
sebuah mazmur keluhan. Pemazmur menyampaikan keluhannya dengan harapan Tuhan
akan menjawab dan menyelamatkannya dari ancaman kebinasaan. Mazmur seperti ini
mengajar kita tentang bagaimana menghadapi musuh yang memfitnah bahkan hendak
membinasakan kita padahal kita sedang melayani Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang
peduli dan yang akan bertindak pada waktu-Nya untuk menolong kita. Walaupun
kita sudah merasa di ambang pintu kehancuran, jangan sampai kita melepaskan
iman kita. Percayalah pada waktu-Nya, Ia akan menolong. Ingat juga bahwa
nama-Nya pun dipertaruhkan bila umat-Nya dipermalukan.
Setiap manusia menambahkan kehidupan yang
berbahagia, jauh dari berbagai pergumulan dan penderitaan hidup. Akan tetapi,
kenyataan membuktikan, bahwa hidup yang kita jalani adalah suatu perjalan
kehidpuan akan selalu diperhadapkan dengan berbagai penderitaan. Bahkan dalam
perjalanan kehidupan sebagai orang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus.
Kita akan terus berjuang untuk hidup sebagaimana
yang diinginkan oleh Allah. Dan perjuangan itu, tidak sedikit tantangan,
pergumulan bahkan penderitaan yang kita hadapi dan alami.
Akan tetapi, inilah bagian kehidupan yang harus
kita jalani di dalam kesetiaan hanya kepada Allah yang hidup, bahwa kita
terpanggil untuk terus berjuang mempertahankan kehidupan beriman yang sungguh
kepada Allah.
demikianlah yang dikisahkan dalam Kitab Mazmur
69, Pemazmur mengalami penderitaan yang luar biasa, ia bergumul dengan apa yang
dirasakannya. Ia dibenci tanpa alasan, ia dipaksa untuk mengembalikan apa yang
tidak dirampasnya, ia harus menanggung banyak celaan, bahkan dijauhi
keluarganya.
Di tengah-tengah keluhannya kepada Allah, ia juga
menyadari kesalahannya. Dan karena itu ia memohon belas kasihan Allah, kiranya
pertolongan yang dari Allah menjadi bagian dalam hidupnya.
Sedikitpun Pemazmur tidak menyalahkan Allah,
namun ia percaya bahwa apa yang dialaminya, segala penderitaannya pasti
diperhatikan Allah dan Allah sanggup melepaskannya.
Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus, adalah Allah
yang sangat mengasihi kita. Karena kasihNya yang begitu besar, sehingga oleh
kerelaanNya, Yesus Kristus menlajalin sengsara, menderita dan mati. Dan oleh
kematianNya, kuasa Allah dinyatakan dengan kebangkitan Yesus yang mengalahkan
kuasa maut dan dosa. Sehingga kita sekarang hidup di bawah kasih karunia Allah,
yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekalipun mengalami berebagai
pencobaan, pergumulan bahkan penderitaan hidup.
Kita mungkin akan menangis karena kita terus
memperjuangkan iman kita, di tengah berbagai cobaan dan godaan dunia ini. Kita
mungkin juga akan dihina dan dicerca bahkan dijauhi, karena iman kepada Yesus
Kristus. Namun kita percaya, Allah sanggup menolong kita dan menyelamtkan kita.
Sehingga jika kita menderita bersama-sama dengan Kristus, kita pasti akan
dimenangkan juga bersama-sama dengan dia.
Kemenangan yang sungguh sempurna disediakan Allah bagi semua umat
kepunyaanNya. Sejauh kita ada dalam ketaatan dan kesetiaan. Terus berjuang dan
berkorban di dalam ketulusan dan kejujuran. Jangan biarkan kita jatuh ke dalam
jurang dosa. Apapun yang kita hadapi, sesulit apapun kenyataan yang ada di
hadapan kita, berpegang dan berharaplah hanya kepada Tuhan Yesus. Amen.OLEH ; Vic Pdt RJ Lagurue-Maramis MTh St P Simanjuntak, BS