Tuesday 21 January 2014

Pemahaman Tentang Doa Bapa Kami

Doa Bapa Kami (kadangkala dikenal dengan kedua kata Latin pertama sebagai Pater Noster, dan dalam bahasa Yunani sebagai Πάτερ ἡμῶν, adalah doa yang paling terkenal dalam agama Kristen.

Menurut Perjanjian Baru, doa ini diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya sebagai pedoman berdoa.

Doa ini diambil dari kitab Injil Matius (6:9-13), yang muncul sebagai bagian dari Khotbah di Bukit. Sebuah doa yang mirip ada pula di kitab Injil Lukas 11:2-4.

Doksologi (Sebab Engkaulah Raja Yang Mulia dan Berkuasa untuk selama-lamanya. Amin.) kemungkinan tidak ada dalam versi asli doa ini, tetapi ditambah kepada Injil karena merupakan penggunaannya dalam liturgi gereja awal. Karena itu pada banyak terjemahan modern, doksologi ini dipindahkan ke catatan kaki.


Bapa kami yang di sorga,
dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.]

MEMAHAMI ARTI DOA BAPA KAMI

Seringkali kita mengucapkan DOA BAPA KAMI hanyak semata kebiasaan dan doa hapalan saja, padahal setiap kata dalam doa tersebut mempunyai makna yang sangat dalam dan merupakan sebuah untaian doa paling sempurna dari segala doa. Doa yang langsung diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya itu tentu saja memiliki makna yang bisa dipahami kata demi kata. Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan mengucapkan Doa Bapa Kami jika kita tidak memahami bagaimana hidup kita harus seturut dengan Doa tersebut. Mari kita renungkan :

Jangan katakan “ BAPA “ jika kamu tidak mau berlaku sebagai anak Tuhan setiap hari
Jangan Katakan “ KAMI “ jika hidupmu penuh dengan egoism
Jangan katakan “ YANG ADA DI SURGA “ jika yang kamu pikirkan hanyalah perkara duniawi
Jangan katakan “ DIMULIAKANLAH NAMA-MU “ jika kamu tidak menghormati Allah semestinya
Jangan katakan ‘ DATANGLAH KERAJAANMU “ jika yang kamu inginkan hanya keberhasilan duniawi
Jangan katakan “ JADILAH KEHENDAKMU “ jika yang kamu lakukan hanyalah yang kamu inginkan dan tidak mau berserah kepada Allah
Jangan katalan “ BERILAH KAMI REZEKI “ jika kamu tidak mau bersyukur dan tidak peduli terhadap orang yang kekurangan
Jangan katakan “ AMPUNILAH KESALAHAN KAMI “ jika kamu masih dendam dan tidak bisa mengampuni orang lain
Jangan katakan “ JAUHKAN KAMI DARI PENCOBAAN “ jika kamu tidak berniat berhenti dari dosa
Jangan katakan “ BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT “ jika kamu tidak tegas menolak kejahatan
Jangan “ ENGKAULAH YANG PUNYA KERAJAAN, KEMULIAAN DAN KEKUASAAN“ jika kamu menganggap kamulah orang paling berkuasa dan harus dihormati
Jangan katakana “ AMIN “ jika kamu tidak serius menanggapi Doa Bapa Kami.

Sejarah Pengakuan Iman Rasuli

SEJARAH PENGAKUAN IMAN RASULI
Pengantar
Pada pertemuan ini pengajar membimbing peserta memahami proses muncul dan berkembangnya kredo-kredo atau pengakuan-pengakuan iman gereja, yang berfokus pada Pengakuan Iman Rasuli. Sesuai dengan konteks munculnya dan penggunaannya dalam gereja sekarang ini, peserta diajak untuk mengkritisi fungsi dan kegunaan kredo atau pengakuan iman dalam hidupnya sebagai warga GPIB.
Uraian Materi Pembelajaran
Pengakuan iman adalah ungkapan yang digunakan untuk menerjemahkan istilah Latin, credo (Inggris creed, di-Indonesia-kan dengan “kredo”), yang berarti “Aku percayaIstilah kredo atau pengakuan iman ini digunakan untuk menunjuk pada pernyataan iman, pokok-pokok ringkas kepercayaan Kristen, yang diterima umum oleh semua gereja. Atas dasar itu, kredo (pengakuan iman) tidak digunakan untuk pernyataan iman yang berkaitan dengan suatu denominasi gereja. Pernyataan iman suatu denominasi gereja lazimnya disebut konfesi (confession). Jadi, kredo (pengakuan iman) mengacu pada keseluruhan gereja (oikumenis), yang berisi pernyataan-pernyataan kepercayaan yang diterima oleh semua gereja. Sebuah kredo (pengakuan iman) telah diterima sebagai suatu ringkasan pokok-pokok iman Kristen yang formal dan universal.
Di kalangan gereja pada masa patristik (bapa-bapa gereja, 100-451) kata Yunani symbolum atau Latin symbola (: simbol, lambang, tanda pengenal) digunakan untuk menunjuk pada kredo (pengakuan iman) yang diterima gereja dan wajib dipegang oleh semua orang Kristen. Ada tiga kredo atau pengakuan iman dari gereja masa itu yang diterima secara universal di seluruh gereja, dan karena itu disebut ketiga simbol oikumenis. Ketiga simbol oikumenis itu adalah: Symbolum Apostolicum (Pengakuan Iman Rasuli) yang lahir di Gereja Barat (Eropa Barat kuno dan berbahasa Latin, Symbolum Niceano-Constantinopolitanum (Pengakuan Iman Nicea-Konstatinopel) yang lahir di Gereja Timur (Eropa Timur kuno dan berbahasa Yunani) tahun 381, dan Symbolum Athanasianum (Pengakuan Iman Athanasius) yang juga disebut menurut kata pertama dalam bahasa Latin Symbolum “Quicunque” (Pengakuan Iman “Barangsiapa”).
Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Necea-Konstantinopel mempunyai latar belakang pembaptisan. Di gereja mula-mula punya kebiasaan untuk membaptis mereka yang bertobat menjadi Kristen pada hari raya Paskah, menggunakan masa Sengsara (Prapaskah) sebagai masa persiapan dan pengajaran bagi pengakuan iman di depan umum dan komitmen para petobat itu. Persyaratan dasar bagi para petobat baru yang mau dibaptis ialah, bahwa mereka diharuskan menyatakan imannya di depan umum. Kredo atau pengakuan iman itu nampaknya muncul sebagai pernyataan iman yang seragam yang harus diucapkan oleh para petobat baru yang mau dibaptis. Baptisan itu sendiri awalnya dilayankan bagi orang-orang dewasa. Orang-orang yang akan dibaptis harus menyatakan lebih dahulu apa yang dipercayai oleh gereja dalam bentuk tanya-jawab. Tanya-jawab ini di kemudian hari berkembang menjadi apa yang kini kita sebut katekese atau katekisasi (Yunani, katekhein). Pengakuan-pengakuan iman ini konteks awalnya adalah pengajaran untuk persiapan baptisan bagi para calon baptis (katekumen). Konteks baptisan itu nampak dari strukturtrinitas pengakuan pengakuan iman itu. Baptisan dilayankan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan karena itu pengakuan iman disusun sesuai dengan ketiga unsur itu.
Rumusan-rumusan pengakuan iman mulai menjadi tetap pada abad ke-2. Menurut Bernhard Lohse, dalam bukunya Pengantar Sejarah Dogma Kristen, pengakuan-pengakuan iman paling tua yang ditetapkan dalam gereja adalah Pengakuan Iman Baptisan Romawi yang tua, yang umum disebut sebagai Romanum. Bentuk mula-mula dari pengakuan iman ini adalah sebagai berikut:
  • “Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa;
  • Dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya, diperanakkan,Tuhan kita,
  • Dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, kebangkitan daging.”
Rumusan yang sangat sederhana itu aslinya terdiri dari penegasan-penegasan yang bersisi tiga. Mungkin menjelang akhir abad ke-2, definisi-definisi yang lebih tepat ditambahkan pada unsur-unsur yang kedua dan ketiga, sehingga terbaca sebagai berikut :
  • -“Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa;
  • -Dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya yang diperanakkan, Tuhan kita, yang oleh Roh Kudus, dari perawan Maria, yang disalibkan di bawah Pontius Pilatus dan dikuburkan;pada hari yang ketiga bangkit dari yang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Bapa; dari mana ia akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati;
  • -Dan di dalam  Roh Kudus, gereja yang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging”
Pengakuan-pengakuan iman seperti inilah yang beredar di kebanyakan jemaat-jemaaat Kristen di Barat. Mula-mula dalam bentuk tanya-jawab (responsoris), dan kemudian pada abad ke-3 dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Bentuk yang menjadi baku dalam Gereja Barat adalah apa yang kini kita kenal dalam Pengakuan Iman Rasuli. Pengakuan iman ini disusun mulai abad ke-4 hingga abad ke-10. Bentuknya seperti yang kita kenal sekarang muncul dalam suatu tulisan di Perancis Selatan kira-kira tahun 750. Di Gereja Timur ada pelbagai pengakuan iman yang muncul, namun yang dikenal dan diterima umum adalah apa yang kita kenal dengan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel. Menurut para ahli, pengakuan iman ini sebenarnya berasal dari jemaat Yerusalem, yang kemudian ditambahkan dengan beberapa unsur yang menegaskan keilahian Kristus dan Roh Kudus., dan ditetapkan dalam Konsili Kontantinopel (kini Istambul di Turki) thun 381. Pengakuan iman ini harus dibedakan dengan pengakuan iman Gereja Timur lainnya, yaitu Pengakuan Iman Nicea, yang sebenarnya berasal dari kota Kaesarea dan ditetapkan dalam Konsili Nicea (kini Iznik, juga di Turki) tahun 325.
Pengakuan Iman Rasuli kemungkinan besar adalah bentuk pengakuan iman yang paling dikenal di Gereja Barat. Pengakuan iman ini terdiri dari tiga bagian utama, yang berhubungan dengan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Ada juga bahan-bahan yang berhubungan dengan gereja, penghakiman dan kebangkitan. Sedangkan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel adalah pengakuan iman yang bentuknya lebih panjang, yang memasukkan bahan-bahan tambahan berhubungan dengan pribadi Kristus dan karya Roh Kudus. Dalam menjawab kontroversi tentang keilahian Kristus, Pengakuan Iman Necea-Kontantinopel memasukkan penegasan-penegasan kuat tentang kesatuan-Nya dengan Allah, termasuk ungkapan-ungkapan “Allah dari Allah” dan “sehakikat dengan Bapa.”
Pengakuan Iman Rasuli. Pengakuan iman ini disebut “rasuli” karena isinya mengungkapkan pokok-pokok pengajaran para rasul sebagaimana yang diajarkan para rasul seperti tercermin dalam Alkitab (PB). Di kalangan gereja di Indonesia, Pengakuan Iman Rasuli juga dikenal dengan sebutan “Dua Belas Pasal Pengakuan Iman.” Disebut demikian karena memang pengakuan iman ini terdiri dari dua belas pasal atau artikel, namun sebenarnya tidak diketahui alasan persisnya. Sebutan Pengakuan Iman Rasuli pertama diperkenalkan oleh Rufinus (seorang penulis kuno yang mati sekitar tahun 410) dalam sebuah bukunya. Ada cerita yang mengatakan bahwa pengakuan iman itu terdiri dari dua belas artikel, karena tiap rasul mengucapkan satu artikel. Akan tetapi, hal ini sulit untuk dibuktikan.
Mari kita perhatikan bagian-bagian besar dari Pengakuan Iman rasuli itu.
Bagian I berbunyi : Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
Bagian ini hendak menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang mahakuasa, Pencipta langit, bumi dan segala isinya, serta yang memelihara dan memerintahnya.                       ………………………………………………………………………………………………
Bagian II berbunyi : Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Bagian ini hendak mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya – berkarya menyelamatkan semua manusia dan juga kita; Dialah Tuhan kehidupan.
……………………………………………………………………………………………………………
Bagian III berbunyi : Aku percaya kepada Roh Kudus; gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus; pengampunan dosa; kebangkinan daging; dan hidup yang kekal.
Bagian ini hendak mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang membuat karya penyelamatan Kristus efektif dalam hidup orang percaya, yang telah diampuni dan diberikan hidup kekal.
……………………………………………………………………………………………………………


Kepustakaan :
  1. Alister E. McGrath, Christisn Thology: An Introduction, second edition, Massachusetts: Blackwell Publisher Inc., reprinted 1997.
  2. Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, terjemahan. A.A. Yewangoe, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. Ke-4, 2001.
  3. Ch. De Jonge, Gereja Mencari Jawab: Kapita Selekta Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. Ke-4, 2000.
  4. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
  5. Tony lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristen, terjemahan Corry Item-Corputty, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. Ke-4, 2001.
 
Baner

Makna Pengakuan Iman Rasuli

Pengakuan Iman Rasuli (Latin: Symbolum Apostolorum atau Symbolum Apostolicum), kadang disebut Kredo Rasuli atau Kredo Para Rasul, adalah salah satu dari kredo yang secara luas diterima dan diakui oleh Gereja-gereja Kristen, khususnya Gereja-gereja yang berakar dalam tradisi Barat. Di kalangan Gereja Katolik Roma, kredo ini disebut Syahadat Para Rasul.

Menurut Katekismus Heidelberg, Pengakuan Iman Rasuli terbagi atas tiga bagian utama yaitu pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. Yang kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita

Asal-Usul

Menurut legenda, para rasul (murid-murid Yesus) sendirilah yang menulis kredo ini pada hari ke-10 (Hari Pentakosta) setelah kenaikan Yesus Kristus ke sorga. Karena isinya mengandung 12 butir, ada keyakinan bahwa masing-masing murid Yesus menuliskan satu pernyataan di bawah bimbingan Roh Kudus. Namun, sebagian sejarahwan berpendapat bahwa kredo ini berasal dari Gaul, Prancis, pada abad ke-5.

Bukti historis konkret yang tertua tentang keberadaan kredo ini adalah sepucuk surat dari Konsili Milano (390 M) kepada Paus Siricius yang bunyinya demikian:

"Bila engkau tidak memuji ajaran-ajaran para imam ... biarlah pujian itu setidak-tidaknya diberikan kepada Symbolum Apostolorum yang selalu dilestarikan oleh Gereja Roma dan akan tetap dipertahankan agar tidak dilanggar."

Kredo ini paling banyak digunakan dalam ibadah orang-orang Kristen di Barat.

Kredo ini adalah rumusan ajaran dasar Gereja perdana, yang dibuat berdasarkan amanat agung Yesus untuk menjadikan segala bangsa muridnya, membaptiskan mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus (Matius 28:18-20). Karena itu, dari kredo ini kelihatan bahwa doktrin sentralnya adalah Tritunggal dan Allah sang Pencipta.

Pada masa ketika kebanyakan umat Kristen masih buta huruf, pengulangan secara lisan Pengakuan Iman Rasul ini seiring dengan Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah) membantu melestarikan dan menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat. Pengakuan Iman Rasul tidak memiliki peran di Gereja Ortodoks Timur.

Versi tertulis yang paling awal kemungkinan adalah Kredo Tanya Jawab Hipolitus (sekitar 215 M). Versi yang sekarang pertama kali ditemukan di dalam tulisan-tulisan Caesarius dari Arles (wafat 542). Pengakuan Iman Rasul ini rupanya digunakan sebagai ringkasan ajaran Kristen untuk calon-calon baptisan di gereja-gereja Roma. Oleh karena itu dikenal juga sebagai Symbolum Romanum (Roman Symbol). Dalam versi Hipolitus, Pengakuan Iman ini diberikan dalam bentuk tanya jawab dengan calon baptisan yang kemudian mengakui bahwa mereka percaya tiap pernyataan.

B Makna Pengakuan Iman Rasuli


Aku percaya kepada Allah,

Bapa yang mahakuasa,

Khalik langit dan bumi.



Dan kepada Yesus Kristus,

AnakNya yang tunggal, Tuhan kita,

yang dikandung daripada Roh Kudus,

lahir dari anakdara Maria,

yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,

disalibkan, mati dan dikuburkan,

turun ke dalam kerajaan maut,

pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,

naik ke sorga,

duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa,

dan akan datang dari sana

untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.



Aku percaya kepada Roh Kudus;

gereja yang kudus dan am;

persekutuan orang kudus;

pengampunan dosa;

kebangkitan daging;

dan hidup yang kekal. Amin.


1. Aku percaya kepada allah, Bapa yang maha kuasa Khalik langit dan bumi.

( menyatakan bahwa kita mempercayai Allah sang pencipta dan kita memiliki hubungan perjanjian dan persekutuan denganNYa dalam kepercayaan yang sejati dan ketergantungan denganNYA secara kekal )

2. Dan kepada Yesus Kristus, anakNya yang tunggal Tuhan kita

(Pengakuan tentang Yesus Kristus ini adalh pusat dari inti iman kristen. Yesus Kristus adalah penyataan Allah, sumber segala kebenaran dan sebagai sentral keselamatan manusia)

3. Yang di kandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria

(Pengakuan ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus memasuki dunia melalui kelahiran dari anak dara yang adalah manusia sejati, Ia tidak memiliki dosa asal ; kemanusiaanNya, tindakan, sikap, motivasi, kehendak, dan pikiranNya bebas dari dosa dan kesalahan. Yesus juga adalah penggenapan janji Allah dan nubuatan PL ( Yes 7 : 14;9:5 bandingkan dg Mat 1:1-25 ))

4. Yang menderita sengsara di bawah pemeritahan Pontius Pilatus, disalibkan , mati dan dikuburkan, turun kedalam kerajaan maut

( Untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus benar2 mengalami kematian, menanggung penderitaan yang disebabkan dosa orang lain)

5.Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati

( Pengakuan ini untuk mengkonfirmasikan bahwa kebangkitan Kristus adalah murni fakta sejarah. Pada hari ketiga kubur Yesus didapati kosong, tidak seorangpun dapat menemukan jasadNya )

6. Naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah , Bapa yang maha kuasa

( Bagian ini untuk menyatakan kehormatan, otoritas dan kemuliaan Kristus. Saat ini Kristus Yesus bertahta sebagai Raja yang memerintah dan juga memegang jabatan kenabian sebagai pengajar kebenaran melalui karya Roh kudus (Ibrani 1:3;1:13))

7. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati

(Menyatakan iman akan kedatangan Yesus untuk kedua kali sebagai raja dan Hakim yang akan mengadili setiap orang dan menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya dalam namaNYa )

8. Aku percaya kepada Roh Kudus

(Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah tritunggal, kita mengakui bahwa Roh kudus setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak, sama2 mulia dan layak di sembah. Roh kudus adalah pribadi yang dinyatakan Allah di dalam melaksanakan anugerah keselamatan)

9. Gereja yang Am dan persekutuan orang kudus

( Gereja adalah " Gereja orang2 berdosa " sehingga dapat di pastikan "tidak kudus", jika dalam pengakuan iman ini disebutkan gereja yang kudus, semata2 adalah karena anugerah Allah dan karya Kristus yang telah di nyatakan ditengah2 gereja. Gereja di katakan "Am" artinya "umum" karena yesus Kristus adalah juruselamat untuk dunia dan seluruh dunia. Dan gereja perlu oergi meberitakan Injil dan mengutamakan persekutuan sebagai anggota tubuh Kristus )

10. Pengampunan Dosa

(Penumpahan darah Kristus menjadi jaminan pengahpusan dosa )

11. Kebangkitan tubuh

( kebangkita ini bukanlah kebangkita daging yang bersifat fana, atau kebangkitan abstrak, tetapi serpti yang di alami Yesus Kristus sebagai yang sulung di antara orang2 yang meninggal (1 Kor 15:20))

12. Dan hidup yang kekal, Amin.

( Menyatakan iman dan pengharapan akan kehidupan yang akan datang )

"Percayalah pada Tuhan, Ia selalu bekerja"

HATA HAPORSEAON

Hata Haporseaon ni Halak Kristen


Ponggol Parjolo
Mula ni nasa na adong
Ahu porsea di Debata Jahowa, I do Ama pargogo na so hatudosan, na tumompa langit dohot tano.
Dia do laptan ni i?
On do: Diparhatutu rohangku do adong Debata na tumompa nasa na manggulmit. Ditompa do dagingku marparnidaan, marparbinegean, marparnianggoan, marpanghilalaan, marpandaian, dilehon do roha tu tondingku jala dipatureture do i saluhutna rasirasa nuaeng; angkup ni i dilehon do tu au parabiton dohot sipanganon siganup ari, ro di nasa na hasea di ahu di hangoluan on; diramoti do ahu asa unang mago jala diondingi do ahu diparmaraan; luhutna i ndang sian denggan ni parangengku manang sian jinou ni tua; tung asi ni rohaNa sambing do i dohot denggan ni basaNa umbahen na dilehon; dibahen i tama hupapujipuji Ibana jala tama huoloi na nidokNa ala saluhutna i, paboa las ni rohangku di Ibana. I ma na tutu situtu!

Ponggol Paduahon
Hata haluaon ni manisia
Ahu porsea di Jesus Kristus Anak ni Debata Jahowa nasasada i; i ma na tinubuhon ni si Maria, na gabegabean sian Tondi Parbadia andorang so habubuhan. I do Tuhanta na tumaon na bernit di panguhuman ni si Latus, na mate tarpajal do Ibana di hau pinarsilang, na tuat tu banuatoru dung ditanom, na mulak mangolu di ari patoluhon, na manaek tu Surgo laho hundul tu siamun ni Debata Jahowa, AmaNa i pargogo na so hatudosan i, disi ma Ibana paima mulak sogot tu tano on manguhumi halak na mangolu dohot na mate.
Dia do lapatan ni i?
On do: Na diparhatutu rohangku do Anak ni Debata situtu Jesus Kristus, na tinubuhon ni AmaNa di narobi ni narobi jala jolma situtu do Ibana ditubuhon si Maria andorang so habubuhan, I do Tuhanku na humophop ahu jala na manghamonanghon. Dipalua do ahu sian hamagoan, ahu na hona toru dohot sian dosa dohot sian hamatean dohot sian gomgoman ni sibolis i, ndada sere manang perak dibahen, tung mudarNa do na arga jala na badia dohot habebernit ni sian ni bagi na tinaonNa i dohot hamtean na so sian salaNa, asa Ibana nampuna ahu jala asa tigor rohangku jala bontor jala sonang mangoloi Ibana salelenglelengna di gomgomanNa; asa songon Ibana ahu na hehe sian hamtean, na mangolu jala manggomgomi salelenglelengna. I ma na tutu situtu.

Ponggol Patoluhon
Hata habadiaon ni halak Kristen
Ahu porsea di Tondi Parbadia, jala adong sada Huria na badia, Huria hatopan ni halak Kristen angka na badia, dohot di hasesaan ni dosa dohot di Hata i na mandok: Mulak mangolu do sogot daging ni halak naung mate, dohot di hangoluan na so ra suda.
Dia do lapatan ni i?
On do: Na diparhatutu rohangku do, na so tarbahen ahu porsea di Jesus Kristus Tuhanku manang mandapothon Ibana, ianggo tung sian roharohangku manang sian gogongku sandiri, na dijou Tondi Parbadia i do ahu marhite sian Barita Nauli, dilehon do asi ni rohaNa patiurhon rohangku, diparbadiai do rohangku jala dipatongtong do ahu dibagasan haporseaon na ture, tudos tu na binahenNa i nuaeng tu saluhut halak Kristen na di tano on; ai dijou do nasida jala dipapungu jala dipatiur do rohanasida jala diparbadiai jala dipatongtong do nasida di Tuhan Jesus dibagasan haporseaon na sasada i na tigor i. Angkup ni i buas do rohaNa manesa dosangku ganup ari, ro di dosa ni angka donganku na porsea; dung i pangoluonNa do ahu di ari parpudi ro di nasa na mate, dung i lehononNa do tu ahu dohot tu nasa na porsea di Tuhan Jesus hangoluan na so ra suda. I ma na tutu situtu.