MARTUMPOL
Martumpol/manjalo Parpadanan,
Hatorangan ni angka dongan na parjoloi, molo masa partumpolon, cukup do holan
di bagas ni Huriai, di hadiri manang piga-piga halak sintua, dungi saksi-saksi,
berkembangmai muse gabe di Bilut Parhobasan , tong ma dihadiri saksi saksi
dohot nahombar tusi, alai naparpudion nunga di Gareja be, jala angka na ro
mandohotisa pe nunga bahat, sipata nga olo sarupa tu torop ni halak
namanghadiri pesta pamasumasuon, pergeseran na positif mai patuduhon na tak
kalah penting dnya ulaon partumpoloni, naparjoloi cukup ma mangallang lappet
dohot minum kopi tes, alai nuaengon nga sahat be tu namangan- di jabu manang di
gedong, apalagi dialap jual manang taruhon jual ulaoni.
Dung sidung Marhata sinamot di uduti ma muse tu
namartumpol, di bagasan on dang masuk tu paradaton,
Martumpol lapaqan na marpadan ( marjanji ) di jolo ni Huria dohot angka natorop, ala naing manjalo Pasu-Pasu parbagason pangoli dohot Boru Muli sian Debata marhite hite naposona.
Martumpol lapaqan na marpadan ( marjanji ) di jolo ni Huria dohot angka natorop, ala naing manjalo Pasu-Pasu parbagason pangoli dohot Boru Muli sian Debata marhite hite naposona.
Martumpol di patupa 1 manang 2 Minggu andorang so
manjalo Pasu Pasudi Gereja. Dung sidung Martumpol di ting-tinghon Huria ma di
parmingguon na mangihut 2x marturut-turut ( ting-ting parjolo dohot paduahon ).
Ting-Ting on ma nasongon Boa-Boa tu Huria patariashon huhut mangalehon tingki
tu ruas atik boha adong na keberatan di sangkap nanaing marbagas i, atik adong
dope bogasna manang janjina tu halak na asing, molo adong na keberatan Pangula
ni Huria i pe dang be manorushon rencana pamasu-masuon.
Calon Pangoli dohot Boru Muli mananda tangani
surat perjanjian di partumpolon i, suang songon i nang utusan paranak, parboru
dohot pangula ni Huria songon saksi.
Namandohoti Partumpolon i, ima angka dongan tubu boru, hula-hula / tulang dohot angka ale-ale, alai ulaon martumpol on ulaon Huria do dang ulaon adat. Dung sidung partumpolon on biasana dipatupa hasuhuton do makanan ringan diruang serbaguna ni Gereja i jala biasana napatupahon pihak parboru. Dung sidung i kedua belah pihak mulak ma ju jabuna laho manguduti acara Marria Raja ( parboru) / Tonggo Raja (paranak), alai adong do nadeba laos di gedung serba guna ni gareja i di baen mamereng situasi ni angka bagas na be.
Namandohoti Partumpolon i, ima angka dongan tubu boru, hula-hula / tulang dohot angka ale-ale, alai ulaon martumpol on ulaon Huria do dang ulaon adat. Dung sidung partumpolon on biasana dipatupa hasuhuton do makanan ringan diruang serbaguna ni Gereja i jala biasana napatupahon pihak parboru. Dung sidung i kedua belah pihak mulak ma ju jabuna laho manguduti acara Marria Raja ( parboru) / Tonggo Raja (paranak), alai adong do nadeba laos di gedung serba guna ni gareja i di baen mamereng situasi ni angka bagas na be.
Mangihuthon Hatorangan ni Amanta Pdt Daniel
Taruli Asi Harahap Ia Partumpolon I ima
Partumpolon adalah bahasa Batak. Arti
hurufiahnya: berhadap-hadapan. Maksudnya kedua calon mempelai datang ke gereja
bersama orangtua/ keluarga masing-masing untuk menyampaikan kesepakatan mereka
untuk melangsungkan pernikahan dan membentuk rumah tangga. Pada jaman dahulu di
Tanah Batak partumpolon dilakukan di konsistori atau kantor gereja dan dihadiri
terbatas oleh calon mempelai dan keluarga dekatnya, dan bukan sebuah perhelatan
besar.
Majelis gereja akan memeriksa kesiapan dan
kesungguhan calon mempelai untuk menikah. Selain kelengkapan administrasi (akta
baptis dan sidi, surat keterangan dari gereja asal bagi calon yang berasal dari
luar jemaat bersangkutan) Majelis, biasanya dahulu Guru Jemaat, akan menanyakan
langsung apakah mempelai masih atau tidak lagi memiliki ikatan dengan
perempuan/laki-laki lain. Sesuai dengan tradisi adat lama, orangtua/ wali
pengantin juga akan ditanya apakah mereka pernah membuat ikatan dengan pihak
lain untuk berbesan. Jika semua sudah beres maka Majelis Gereja akan meminta
mempelai dan orangtua/ wali serta para saksi menandatangani surat perjanjian
atau kesepakatan untuk menikah.
Isi perjanjian itu adalah seperti ini:
Saya yang bernama…. marga… anak dari Bapak…
dan Ibu…. alamat rumah…. Jemaat… Resor… dengan …. marga… putri dari Bapak…. dan
Ibu…. alamat rumah …. Jemaat…. Resort…
Mengiyakan perjanjian sebagaimana tertulis di
bawah ini:
Kami dengan kesungguhan dan kejelasan hati
ingin menikah. Kami berjanji akan saling mengasihi sebagaimana pernikahan
Kristen yang sejati. Kami juga berjanji tidak akan bercerai kecuali oleh
diceraikan oleh kematian. Kami harus sepakat mentaati hukum dan aturan
kekristenan gereja HKBP. Keanggotaan jemaat kami adalah benar dan kami juga
tidak lagi memiliki ikatan dengan pihak lain. Seandainya ada yang hambatan
dalam rencana pernikahan kami maka akan terlebih dulu kami selesaikan sebelum
kami meminta pemberkatan nikah dari gereja.
Calon mempelai pria (nama, tanggal lahir, baptis, sidi)
Calon mempelai wanita (nama, tanggal, lahir, baptis, sidi)
Calon mempelai pria (nama, tanggal lahir, baptis, sidi)
Calon mempelai wanita (nama, tanggal, lahir, baptis, sidi)
Saksi-saksi:
Keluarga Mempelai Pria :
Keluarga Mempelai Wanita :
Penatua Wijk (dua orang) :
Yang Memperhadapkan (patumpolhon):
Keluarga Mempelai Pria :
Keluarga Mempelai Wanita :
Penatua Wijk (dua orang) :
Yang Memperhadapkan (patumpolhon):
Warta Pertama tangal:
Warta Kedua tanggal:
Surat pemberitahuan akan dikirim ke jemaat : …. untuk diwartakan.
Pemberkatan nikah akan dilangsungkan hari/ tanggal …. pukul …. di gereja…..
Warta Kedua tanggal:
Surat pemberitahuan akan dikirim ke jemaat : …. untuk diwartakan.
Pemberkatan nikah akan dilangsungkan hari/ tanggal …. pukul …. di gereja…..
Pendeta HKBP Resort
(nama dan tandatangan)
(nama dan tandatangan)
Berdasarkan surat perjanjian inilah gereja akan
mewartakan rencana pemberkatan nikah kedua calon mempelai selama dua minggu
berturut-turut. Tujuannya adalah agar seluruh pihak mengetahui bahwa si A dan
si B merencanakan hendak menikah, sebab itu jika ada keberatan yang sah dari
seseorang maka dapat diajukan sebelum pemberkatan dilakukan.
Bagaimana jika seorang calon membatalkan rencana
pernikahannya setelah diwartakan oleh gereja? Itu bisa merupakan pelanggaran
serius. Pihak yang membatalkan perjanjian tanpa alasan sah akan kena sanksi
gereja karena dianggap membohongi Majelis. Namun jika ada masalah, sesuai
klausul, kedua belah pihak diminta menyelesaikannya dahulu dan karena itu
pernikahan tentu dapat ditunda.
Saya tidak memungkiri bahwa pada jaman sekarang
telah terjadi pergeseran yang begitu besar dalam memaknai partumpolon. Di
banyak gereja terutama di kota-kota partumpolon telah dibuat menjadi pesta
besar, padahal pemberkatan belum dilakukan, dan pasangan belum resmi menikah.
Akibatnya makna partumpolon sebagai pencatatan administratif dan
penandatanganan kesepakatan untuk melangsungkan pernikahan menjadi kabur oleh
kemeriahan.
Ada juga terjadi keanehan cara pikir. Ada yang
menggabungkan acara martumpol dengan “marhata sinamot” (membicarakan mahar).
Menurut logika, seharusnya acara “marhata sinamot” dilakukan sebelum martumpol.
Sebab bagaimana nanti jika tidak terjadi kesepakatan mahar padahal kedua belah
pihak sudah sepakat untuk meminta pemberkatan nikah dari gereja? Ada-ada saja.
Pdt Daniel Taruli Asi HarahapMangihuthon Hatorangan ni Urat Marganda Tua Nainggolan ia Partumpoloni songonon ma
"MARTUMPOL"
I. Pendahuluan
Ada pepatah Batak mengatakan : ‘Togu
Urat ni Bulu, Toguan Urat ni Padang, Togu nidok ni Uhum, Toguan nidok ni Padan”,
artinya Sekuat-kuatnya ikatan hukum, lebih kuat ikatan Janji. Bagi Orang Batak
Janji adalah komitment yang harus diijalankan bahkan sampai generasi ke
generasi berikutnya. Janji itu disebut PADAN. Ada Janji ( padan ) di
antara marga-marga Batak, sebagai contoh : padan antara marga Nainggolan dan
Siregar, padan marga Sitompul dan marga Tampubolon, padan marga Sihotang dan
marga Lumbangaol, dst. Janji (padan) tersebut tidak tertulis namun sangat kuat
dan teguh diyakini serta dipedomani. Tidak boleh ada melawan atau melanggar,
sebab dikuatirkan pasti menimbulkan efek kurang sedap.
Demikian juga dalam gereja HKBP,
proses pemberkatan pernikahan selalu diawali dengan Acara “Ikat Janji ”
atau “mar-PADAN di jolo ni Debata” yang biasanya dilakukan 2 minggu sebelum
acara pemberkatan nikah. Jadi tulisan ini tidak akan membahas tentang
parpadanan marga, namun tentang parpadanan/perjanjian pranikah yang dinamai “martumpol”.
II. Martumpol
Martumpol berasal dari akar kata “tumpol”, yang berarti berhadap-hadapan,
tatap muka, dan dialog. Dalam kegiatan martumpol dilibatkan sejumlah
pihak keluarga berdasarkan Dalihan Na Tolu, yakni dari pihak PARANAK dan
PARBORU. Patumpolon merupakan pengikatan janji iman antara kedua mempelai, dan
kedua pihak dari Paranak dan Parboru, dengan didampingi oleh para pelayan
sebagai janji. Kegiatan itu biasa diadakan di dalam gedung gereja, bukan diluar
gedung gereja.
Dalam Adat Batak acara “Martumpol”
ini tidak terlepas dari tahapan acara pernikahan secara Adat Batak Kristen,
sehingga kadang sulit membedakan apakah Martumpol merupakan bagian acara
Adat atau Gereja? Karena ternyata dalam AGENDA HKBP, tidak ada tata kebaktian
yang mengatur tentang perjanjian tersebut. Yang ada surat parpadanan yang
sekarang dibacakan kedua mempelai. AGENDA HKBP hanya memuat tata acara dan
konseling pastoral untuk pernikahan, pamasumasuon. Walaupun demikian acara Martumpol
dianggap penting dalam gereja HKBP, sebab janji yang terucap dalam acara
tersebut bukanlah main-main melainkan perjanjian dengan TUHAN. Seharusnya jika
memang kegiatan martumpol adalah acara seremonial gereja maka sudah
semestinya dibuatkan tata cara kebaktiannya sehingga tidak terjadi perbedaan
pemahaman. Kalau memang kegiatan itu cukup diberikan kepada sintua atau pendeta
diperbantukan harus menjadi komitmen, tidak lagi jika “boru/anak ni na mora”
Pendeta Resort turun tangan menanganinya. Sebaliknya Jika kegiatan martumpol
hanya sebatas tradisi adat Batak maka kegiatan tersebut tidak bisa
diselenggarakan di dalam gedung gereja, cukup di gedung atau aula pertemuan.
Di dalam pelaksanaan martumpol
kedua mempelai dan kedua pihak dimaksud juga dipertanyakan kemungkinan
permasalahan yang dapat menghambat proses pernikahan agar proses membuka rumah
tangga Kristen benar-benar beralaskan pada Tuhan Yesus, dan merupakan rumah
tangga yang baru. Setelah beres urusan ini barulah gereja mewartakan sebanyak 2
kali dalam 2 minggu berturut-turut kecuali jika ada dispensasi sehingga cukup
sekali diwartakan.
III. Urgensi Martumpol
Ikat Janji atau Martumpol diangap
penting untuk menunjukkan bahwa pernikahan Kristen bukan sesuatu yang
main-main, atau yang boleh dilakukan secara instan. Tetapi dalam peresmian
ikatan pernikahan perlu kehati-hatian untuk meminimalisir permasalahan yang
mungkin timbul di kemudian hari. Majelis gereja akan memeriksa kesiapan dan
kesungguhan calon mempelai untuk menikah. Selain kelengkapan administrasi (akta
baptis dan sidi, surat keterangan dari gereja asal bagi calon yang berasal dari
luar jemaat bersangkutan) Majelis, biasanya dahulu Guru Jemaat, akan menanyakan
langsung apakah mempelai masih atau tidak lagi memiliki ikatan dengan
perempuan/laki-laki lain. Sesuai dengan tradisi adat lama, orangtua/ wali
pengantin juga akan ditanya apakah mereka pernah membuat ikatan dengan pihak
lain untuk berbesan. Jika semua sudah beres maka Majelis Gereja akan meminta
mempelai dan orangtua/ wali serta para saksi menandatangani surat perjanjian
atau kesepakatan untuk menikah. Adapun isi surat perjanjian itu kira-kira sbb :
“ Kami dengan kesungguhan dan kejelasan
hati ingin menikah. Kami berjanji akan saling mengasihi sebagaimana pernikahan
Kristen yang sejati. Kami juga berjanji tidak akan bercerai kecuali oleh
diceraikan oleh kematian. Kami harus sepakat mentaati hukum dan aturan
kekristenan gereja HKBP. Keanggotaan jemaat kami adalah benar dan kami juga
tidak lagi memiliki ikatan dengan pihak lain. Seandainya ada yang hambatan
dalam rencana pernikahan kami maka akan terlebih dulu kami selesaikan sebelum
kami meminta pemberkatan nikah dari gereja.”
Namun jauh lebih penting daripada
itu kedua calon mempelai diminta untuk berjanji (marpadan) di hadapan Tuhan
bahwa mereka benar-benar serius untuk melangkah ka dalam pernikahan dan tidak
memiliki ikatan apapun dengan lelaki/perempuan lain.
Janji itu pun akan diuji selama 2
minggu dengan mewartakan dalam ibadah umum tentang rencana pernikahan tersebut,
untuk mendapatkan respon dari pihak lain apabila ada yang merasa keberatan
dengan pernihakan tersebut.
Dengan dasar penjelasan di atas,
jelas bahwa acara Martumpol mutlak harus dilakukan sebagai kegiatan
pra-nikah disamping konseling pastoral yang memang memjadi kewajiban gereja
untuk membekali calon mempelai dalam menghadapi perkawinan.
IV. Penutup
Martumpol itu penting, namun kita tidak memungkiri bahwa pada jaman
sekarang telah terjadi pergeseran dalam memaknai acara Martumpol. Di
banyak gereja terutama di kota-kota partumpolon telah dibuat menjadi pesta
besar, padahal pemberkatan belum dilakukan, dan pasangan belum resmi menikah.
Akibatnya makna Martumpol sebagai acara Ikat Janji (Padan) di hadapan
Tuhan (konsep rohani) yang ditandai dengan pencatatan administratif dan
penandatanganan kesepakatan untuk melangsungkan pernikahan menjadi kabur oleh
kemeriahan pesta. Di Bonapasogit acara Martumpol dilakukan khusus dan
terpisah dari tahapan acara adat lainnya, namun di kota-kota besar Martumpol
selalu dilanjutkan dengan acara adat “Mar Ria Raja / Mar Tonggo Raja “,
sehingga konsentrasi terbagi untuk urusan duniawi ( Adat dan segala macam
keruwetannya ). Alasannya klise “ Masalah waktu ”.
Dang adong dope Liturgi na Seragam
di Acara Partumpolon i, dison ni gurithon
ma jo manang Piga Acara Ibadah Partumpolon
, Ni Gurithon ni : Budianto Sianturi
TERTIB
ACARA PARTUMPOLON
(MODEL A)
HKBP Wahidin Baru
I. IBADAH PARTUMPOLON
1.
Marende Huria BE No. 15 : 1 + 4 BL. 103 “Aut na
Saribu hali ganda”
1.
Aut na saribu hali ganda, saringar ni soarangki,
Naeng nasa gogo bahenonku, mamuji Debatanta i
Paboa las ni rohangki, hinorhon ni
pambahenNa i
(Ruas jongjong)
- Mauliate ma rohangku di Ho, O Debata tongtong
Dibaen sude denggan basaMu, naung ni lehonMu di au on
Ai di patongon Ho tongtong, sude na
ringkot di au on
- Votum – Introitus – Tangiang
U
= Uluan H = Huria NM = Na Martumpol
U :
Marhitehite Goar ni Debata Ama, dohot Goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot
Goar ni Tondi Parbadia na Tumompa langit dohot tano on.
H : Amen
U :
Parangehon hamu ma haholongon i songon Kristus i, na manghaholongi hamu jala
dilehon do dirina humophop hita, gabe silua jala pelean bahen uap na hushus tu
Debata.
H : Na
lambas do haholongon i jala na sorta, ndang na mangiburu haholongon i, ndang
tenga jala ndang dipaburnangburnang dirina
U : Maradat
situtu do haholongon i, ndang na ahut, ndang olo pangarimason, ndang
dipajujurjujur na jahat. Ndang las rohani mida hageduhon; alai tongtong do
dihalashon hasintongan i
H
: Sada ma parrohahon hamu; sada ma haholongonmuna; saroha, sapingkiran ma hamu!
Unang ma mardingkandingkan manang marhasangapon na rumar; alai sian toruk ni
rohamuna be ma rajumi hamu donganmuna sumurung sian dirimuna
U
: Halleluya. Martangiang ma hita : Ale Tuhan Debata Amanami na di banua
ginjang! Ho do na mangaturhon pardongansaripeon i, diida Ho do dongannami on si
…………. dohot ……………………….na marsangkap naeng marbagas, na ro do nasida nuaeng
marpadan di partumpolon sadari on. Antong sai pahot ma nasida di padanna,
patogu ma roha na masihaholongan, rajai ma nasida marhitehite Tondi Parbadia,
asa tangkas pasauton nasida sangkapmu dibagasan pardongan saripeon nasida i.
Tangihon ma tangiang nami on ala ni asi dohot holong ni roham.
H
: Amen! (Hundul…)
- Marende Huria BE. No. 212 : 1 , 5 “Haholongon Nabadia”
1. Haholongon na badia, sian Tuhan Jesus i
Sai
songgopi, sai bongoti, roha dohot tondingki!
- Habasaron, hadameon na ro sian Tuhanki
Gohi roha dohot tondi, unang munsat sian i!
- Koor :
- Partumpolon
- Manjaha Surat Parpadanan
SURAT
PARPADANAN
No……………………….
AHU
:
Tubu
:
Tardidi
:
M
Haporseaon :
Anak
ni amanta :
Tubu
ni inanta :
Sian
Huta :
Huria
:
Dohot
Goar
:
Tubu
:
Tardidi
:
M.
Haporseaon :
Boruni
:
Huta
:
Huria
:
Mangundukhon
parpadanan nami songon na tarsurat di toru on;
Nunga
tangkas sian nasa rohanami naeng mardongan saripe.
Ingkon
masihaholongan hami songon parsaripeon ni halak Kristen natutu.
Ndang
jadi sirang parsaripeon nami ia so sinirang ni hamatean
Ingkon
saroha hami mangihuthon aturan / ruhut hakristenon ni HKBP.
Torang
do parhuriaon nami , jala ndang adong parbogasonnami tu naasing
Molo
tung adong pangambat di parbogasonnami , ingkon jolo patureonnami do i
Asa
tarpangido hami pasu-pasu laho paujungkon bogas i.
- Menandatangani Surat Partumpolon
- Calon Pengantin : Pangoli dohot Boru Oroan
- Natoras : Pangoli dohot Boru Oroan
- Saksi-saksi : Sian pihak Paranak dohot Parboru
- Mewakili Sintua Weyk : Sian pihak Paranak dohot Parboru
- Na Patumpolhon : Pandita manang Guru Huria
- Koor :
- Parsitutuon Mangulahon Padan
P : Hamu angka
dongan, lumobi si …………………… dohot …………………… nunga marpadan hamu di jolo ni angka
natorasmuna, sisolhot, parhalado ni huria lumobi di adopan ni Debata naeng
pajongjong pardongan saripeon. Mansai arga do padan, ndang holan di hita jolma
i arga, alai arga do nang di jolo ni Debata. “Hori do ihot ni doton hata do
Siingoton; Togu urat ni bulu toguan urat ni Padang; togu ni ihot ni Uhum toguan
ni ihot ni Padan”. Antong ramoti ma padan ni pardongan saripeonmuna i; tung
unang adong sian hamu silaosi padan, asa dipasupasu Tuhan i hamu.
NM: “Sai dipargogoi Tuhan Debata ma hami maniop
padan naung hupadanhon hami sadarion; sai unang ma adong sian hami manimbil
jala si ose padan asa mardalan parsaripeonnami sahat ro di na mate”.
H : Ima tutu ale Tuhan, patulus ma
pardongan-saripeon nasida tu joloan on
- Marende Huria BE No. 766 : 1 “Padan na uli”
Padan na uli “Ho ndang hulupahon”, ndang pola mabiar au dingolungki,
nang pe holom do dalan si boluson, rodo hatiuron sian langit i. “Ho tung so
hahulapahon Au do manogihon Au do mangondihon ho tung so huhalupahon, Au do
margogoihon pos ma rohami”.
- Jamita
- Marende Huria BE No. 194 : 1 – 3 “Aut so asi rohaM” huhut Parpungu Pelean BL. 62
- Aut so asi rohaM, aut so godang basaM tu dia ahu?
Alai dibahen basaM dohot asi rohaM tu surgo ahu
- Mauliate ma di Ho, o Debata, ala basaM
Sibahen dalan i marhite anakMi, tu banuaM
- Anggiat ma holong rohangku, sai tongtong burju tu Ho
Sai dongananMu au manang tudia au lao, sonang tutu
- Tangiang Pelean – Ale Amanami – Pasupasu
II. MANDOK HATA
§ Sian Suhut
Paboru
§ Sian Suhut
Paranak
TERTIB ACARA PARTUMPOLON
(MODEL B)
III. IBADAH PARTUMPOLON
1.
Marende Huria BE No. 14 : 1 + 4 BL. 57 “Puji
Hamu Jahowa Tutu”
1.
Puji hamu Jahowa tutu, pardengganbasa,
parasiroha salelengna i; Pardenggan basa I, parasiroha I (Ruas jongjong)
- Songkal tongtong Jahowa tongon, Na marmulia di sasude na tinompaNa i, Hamuliaon ma di Tuhan Debata
- Votum – Introitus – Tangiang
U = Uluan H = Huria NM = Na Martumpol
U :
Marhitehite Goar ni Debata Ama, dohot Goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot
Goar ni Tondi Parbadia na Tumompa langit dohot tano on.
H : Amen
U : Parangehon
hamu ma haholongon i songon Kristus i, na manghaholongi hamu jala dilehon do
dirina humophop hita, gabe silua jala pelean bahen uap na hushus tu Debata.
H : Na
lambas do haholongon i jala na sorta, ndang na mangiburu haholongon i, ndang
tenga jala ndang dipaburnangburnang dirina
U : Maradat
situtu do haholongon i, ndang na ahut, ndang olo pangarimason, ndang
dipajujurjujur na jahat. Ndang las rohana mida hageduhon; alai tongtong do
dihalashon hasintongan i
H
: Sada ma parrohahon hamu; sada ma haholongonmuna; saroha, sapingkiran ma hamu!
Unang ma mardingkandingkan manang marhasangapon na rumar; alai sian toruk ni
rohamuna be ma rajumi hamu donganmuna sumurung sian dirimuna
U
: Halleluya. Martangiang ma hita : Ale Tuhan Debata Amanami na di banua ginjang!
Ho do na mangaturhon pardongansaripeon i, diida Ho do dongannami on si …… ,
dohot si ………marsangkap naeng marbagas, na ro do nasida nuaeng marpadan di
partumpolon sadari on. Antong sai pahot ma nasida di padanna, patogu ma roha na
masihaholongan, rajai ma nasida marhitehite Tondi Parbadia, asa tangkas
pasauton nasida sangkapmu dibagasan pardongan saripeon nasida i. Tangihon ma
tangiang nami on ala ni asi dohot holong ni roham.
H
: Amen! (Hundul…)
- Marende Huria BE. No. 212 : 1 , 4 “Haholongon Nabadia”
Haholongon na badia, sian Tuhan Jesus i
Sai
songgopi, sai bongoti, roha dohot tondingki!
Habasaron,
hadameon na ro sian Tuhanki,
Gohi roha
dohot tondi, unang munsat sian i!
- Koor :
- Patumpolhon
- Manjaha Surat Parpadanan
- Panangkasion tu Pangoli
- Panangkasion tu oroan
- Panangkasion tu Natoras
- Menandatangani Surat Parpadanan
- Calon Pengantin : Pangoli dohot Boru Oroan
- Natoras : Pangoli dohot Boru Oroan
- Saksi-saksi : Sian pihak Paranak dohot Parboru
- Mewakili Wintua Weyk : Sian pihak Paranak dohot Parboru
- Na Patumpolhon : Pandita manang Guru Huria
- Parsitutuon Mangulahon Padan
P : Hamu angka dongan, lumobi si dohot, , nunga
marpadan hamu di jolo ni angka natorasmuna, sisolhot, parhalado ni huria lumobi
di adopan ni Debata naeng pajongjong pardongan saripeon. Mansai arga do padan
i, ndang holan di hita jolma i arga, alai arga do nang di jolo ni Debata. “Hori
do ihot ni doton hata do Siingoton; Togu urat ni bulu toguan urat ni Padang;
togu ni ihot ni Uhum toguan ni ihot ni Padan”. Antong ramoti ma padan ni
pardongan saripeonmuna i; tung unang adong sian hamu silaosi padan, asa
dipasupasu Tuhan i hamu.
NM: “Sai
dipargogoi Tuhan Debata ma hami maniop padan naung hupadanhon hami sadarion;
sai unang ma adong sian hami manimbil jala si ose padan asa mardalan
parsaripeonnami sahat ro di na mate”.
H : Ima
tutu ale Tuhan, patulus ma pardongan-saripeon nasida tu joloan on
- Marende Huria BE No. 766 : 1 “Padan na uli”
Padan na uli “Ho ndang hulupahon”, ndang pola mabiar au dingolungki,
nang pe holom do dalan si boluson, rodo hatiuron sian langit i. “Ho tung so
hahulapahon Au do manogihon Au do mangondihon ho tung so huhalupahon, Au do
margogoihon pos ma rohami”.
- Jamita
- Marende Huria BE No. 194 : 1 – 2 “Aut so asi rohaM” huhut Papungu Pelean BL. 62
- Aut so asi rohaM, aut so godang basaM tu dia ahu?
Alai dibahen basaM dohot asi rohaM tu surgo ahu
- Mauliate ma di Ho, o Debata, ala basaM
Sibahen dalan i marhite anakMi, tu banuaM
- Tangiang Pelean – Ale Amanami – Pasupasu
IV. MANDOK HATA
§ Sian Suhut
Paranak
§ Sian Suhut
Parboru
PARTUMPOLON – PARPADANAN
(MODEL C)
- ADMINISTRASI
- Mangisi Buku Parpadanan
- Patangkashon Goar-goar dohot Namardomu tu Partumpolon
- IBADAH PARTUMPOLON
- Hata Patujolo dohot Horas-horas
U = Uluan H = Huria NM = Na Martumpol
U : Hamu
angka amanami dohot inanami ro di sude sisolhot lumobi natoras ni calon
pengantin on. Sian asi dohot holong ni roha ni Debata, nunga tolhas hamu tu
bagas joro ni Tuhanta di Gareja …………………. on. “Horas jala selamat datang ma di
hamu saluhutna! “Jala, pir ma tondi madingin, horas ma tondi matogu! “Sai
dipasupasu Debata ma haroromuna tu bagas joro on, sadarion”.
H : Emma
Tutu! “Ai Debata Jahowa do mata ni ari dohot lombulombu, dilehon Jahowa do asi
ni roha dohot hamuliaon, ‘ndang diholit na denggan i di angka na burju
marpangalaho!”
U : Antong
mauliate ma di haroromuna saluhutna; dia ma ulaning na hinarohonmuna tu bagas
joro on apala di ari nauli na denggan on ?
H : Na ro
do hami mangundurhon anak dohot boru ni huria i, ai disangkapi roha nasida do
naeng mamungka pajongjonghon pardongansaripeon hombar tu ruhut-ruhut ni
Hurianta. Ala ni i hupangido hami ma haradeon ni Parhaldo ni Hurianta asa
dipatulus sangkap nasida i naung tinolopan ni angka natorasna nang sisolhot pe.
U : Sangkap
nauli ma i tutu sangkap na denggan; ai molo magodang anak pangolihononhon,
balga boru sipamulion. Pamuhai ni sangkap nauli na denggan i tama ma nasida
jongjong di jolo ni Debata mangundukhon parpadanan nasida sinaksihon ni angka
natorasna, sisolhot, situan natorop nang parhalado ni huria. Jala hombar do i
tu hata ni Tuhanta na mandok; “Tung udur ma tagamon mardalan dua halak ‘nda
jolo sian dos ni roha nasida?” Antong, asa tapungka Partumpolon ni anak dohot
boru ni huria i sadarion. Tapuji ma goar ni Tuhanta; marhite Buku Ende “Sangap
ma di Jahowa”.
- Marende Huria BE No. 714 : 1 + 3 “Tuhan na marmahan hami”
- Tuhan na marmaham hami togu hami ruasMon. Lehon dameMi di hami angka na hinophopMon. Tuhan Jesus Sipalua, parmahani ruasMon, Tuhan Jesus, Siparmahan Parmahani ruasMon. (Ruas Jongjong)
3. PadanMi huingot hami na mardosa godang on,
ias burionMu hami sian haramunon on. Tuhan Jesus Sipalua, Ho nampuna hami on,
Tuhan Jesus Sipalua, Ho nampuna hami on.
- Votum + Introitus + Tangiang
U : Marhitehite Goar ni Debata Ama dohot Goar ni
AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot Goar ni Tondi Porbadia natumompa langit dohot
tano on.
H : Amen.
U : Molo so
Jahowa paulihon bagas, loja sambing do angka na mamandei; molo so Jahowa marhal
hutai ndang mamiula hadudungo ni parhal.
H : Ndang
adong labamuna dipasogot hamu hehe, dipaleleng hamu muse laho hundul manganhon
roti hangaluton, songoni modom dilehon Ibana tongon tu hasianna.
U : Ida ma,
pala ni Jahowa sambing do di anak, silehonlehonna do parbue ni bortian.
H : Songon
angka sumbia di tangan ni ulubalang, songon i do angka anak di haroro ni
daging.
U : Martua
ma baoa na manggohi parnangkatanna sian nasida; ndang tagamon tarurak nasida,
molo marsiuwaan nasida dohot angka musu di parjompahan. Haleluya, pinuji ma
GoarMu!
U+H: Pinuji
ma goarMu, pinuji ma goarMu. Pinuji ma goarMu O Tuhan.
Pinuji ma
goarMu, pinuji ma goarMu. Pinuji ma goarMu O Tuhan.
U
: Martangiang ma hita: Ale Tuhan, Debata Amanami na di banua ginjang!
Mansai las do rohanami siala naung martomu jala marsiunduhan anak dohot borum
paujunghon parbogason nasida. Ala ni i do umbahen ro nasida rap dohot angka
natorasna be, niudurhon ni sisolhot nang dongan sahuta pe, naeng marpadan
pajongjong pardogansaripeon nasida. Ale Tuhan hupangido hami tu Ho sadarion,
pahot ma padan ni pardongan saripeon nasida i, jala urupi nasida mangoloi
saluhutna i asa mardalan pardongansaripeon nasida dibagasan dame dohot las ni
roha. Sundat ma tahi-tahi ni sibolis nanaeng manegai tahi nauli on asa tarpuji
goarMu na badia i marhite Tuhan Jesus Kristus. Amen!
- Marende Huria BE No. 122 : 1 + 4 “Ida hinadenggan ni (BL. 13)
(Jongjong ma di hundulanna Baoa dohot Oroan)
- Ida hinadenggan ni, angka na saroha i.
Parpambaenan na burju, nang hata na pe tutu.
- Diparbaga Debata, tu na marsaroha da. Pasupasu
na godang, i ma roha na sonang.
- Partumpolon
- Manjaha Surat Parpadanan
- Manandatangani Surat Partumpolon
- Calon Pengantin : Baoa dohot Boruboru
- Natoras : Pangoli dohot Boru Oroan
- Saksi-saksi : Sian pihak Paranak dohot Parboru
- Mewakili Sintua Weyk : Sian pihak Paranak dohot Parboru
- Na Patumpolhon : Pandita manang Guru Huria
- Tekad Mangulahon Padan
H :
Hamu angka dongan, lumobi si, ………….. dohot ……….., Nunga marpadan hamu di jolo
ni angka natorasmuna, sisolhot, parhalado ni huria lumobi di adopan ni Debata
naeng pajongjong pardongan saripeon. Mansai arga do padan; ndang holan di hita
jolma i agar, alai arga do nang di jolo ni Debata. “Hori do ihot ni oton hata
do siingoton; Togu urat bulu toguan ni padang; togu niihot ni uhum toguan
niihot ni padan”. Antong ramoti hamu ma padan ni pardongansaripeonmuna i; tung
unang adong sian hamu silaosi padan, asa dipasupasu Tuhan i hamu!
NM:
“Sai dipargogoi Tuhan Debata ma hami maniop padan naung hupadanhon hami
sadarion; sai unang ma adong sian hami na manimbil jala si ose padan asa
mardalan parsaripeonnami sahat ro di na mate”.
H
: Ima tutu ale Tuhan, patulus ma pardongan-saripeon nasida tu joloan on.
- Marende Huria BE No. 248 : 6 “Saleleng ho di tano on” (BL. 48)
Ibana do padomu ho tu Tuhan Debata;
Mudarna
diusehon do di dolok golgata.
- Jamita
- Marende Huria BE No. 467 : 1+4 “Asi ni rohaM Hupuji” (BL. 143)
- Asi ni rohaM hupuji, ala Ho manobus au.
Dipaias Ho rohangku gabe soranganMu au.
Reff:
IngananMu rohanami. TondiMi manggohi i.
Pangke
dohot ngolunami gabe ula-ulaMi. (Ruas jongjong)
4. Sai
papulik rohanami, gabe pangoloi di Ho.
Asa
marsahala hami lao manghatindanghon Ho.
Reff:
IngananMu rohanami……. dst.
- Tangiang Pelean – Ale Amanami – Pasupasu
U : Ale Debata, Amanami na di banua
ginjang, Ho do haroroan ni saluhut silehonlehon na denggan dohot nasa uli basa
na mauliutus. Hupasahat hami ma sian na nilehonMi tu hami, pelean nami tu Ho.
Sai jalo ma i gabe uap na hushus di joloM. Pasupasu ma i jala ramoti asa
huparhaseang hami hami pelean on, patimbulhon harajaonMu di tongatonga ni
HuriaM dohot diportibion. Buhai ma rohanami marhitehite TondiM, asa lam hutanda
hami godang ni silehonlehonMi tu hami, asa lam girgir hami mandok mauliate tu
Ho, marhitehite Jesus Kristus Tuhan nami. Amen.
U
: Rap mandok ma hita di tangiang Ale Amanami:
U+H:
Ale Amanami na di banua ginjang! Sai pinarbadia ma goarMu! Sari ro ma
harajaonMu! Sai saut ma lomo ni rohaM di banua tonga on songon na di banua
ginjang! Lehon ma tu hami sadarion hangoluan siapari! Sesa ma dosanami songon
panesanami di dosa ni dongan na mardosa tu hami! Unang hami togihon tu
pangunjunan! Palua ma hami sian pangago! Ai Ho do nampuna harajaon dohot
hagogoon ro di hasangapon saleleng ni lelengna, Amen.
U
: Asi ni roha ni Tuhan Jesus Kristus dohot holong ni rohani Debata Ama dohot
parsaoran ni Tondi Parbadia ma mandongani hamu. Amen.
U+H:
(Mangendehon) Amen…. Amen…. Amen….
- MANDOK HATA
- Sian suhut Paranak
- Sian suhut Parboru
- Na marpadan tu jolo asa di jalang