Wednesday, 19 March 2014

MEMAKNAI APA ITU MARTUMPOL (PARTUMPOLON )



MARTUMPOL
Martumpol/manjalo Parpadanan, Hatorangan ni angka dongan na parjoloi, molo masa partumpolon, cukup do holan di bagas ni Huriai, di hadiri manang piga-piga halak sintua, dungi saksi-saksi, berkembangmai muse gabe di Bilut Parhobasan , tong ma dihadiri saksi saksi dohot nahombar tusi, alai naparpudion nunga di Gareja be, jala angka na ro mandohotisa pe nunga bahat, sipata nga olo sarupa tu torop ni halak namanghadiri pesta pamasumasuon, pergeseran na positif mai patuduhon na tak kalah penting dnya ulaon partumpoloni, naparjoloi cukup ma mangallang lappet dohot minum kopi tes, alai nuaengon nga sahat be tu namangan- di jabu manang di gedong, apalagi dialap jual manang taruhon jual ulaoni.
Dung sidung Marhata sinamot di uduti ma muse tu namartumpol, di bagasan on dang masuk tu paradaton,
Martumpol lapaqan na marpadan ( marjanji ) di jolo ni Huria dohot angka natorop, ala naing manjalo Pasu-Pasu parbagason pangoli dohot Boru Muli sian Debata marhite hite naposona.
Martumpol di patupa 1 manang 2 Minggu andorang so manjalo Pasu Pasudi Gereja. Dung sidung Martumpol di ting-tinghon Huria ma di parmingguon na mangihut 2x marturut-turut ( ting-ting parjolo dohot paduahon ). Ting-Ting on ma nasongon Boa-Boa tu Huria patariashon huhut mangalehon tingki tu ruas atik boha adong na keberatan di sangkap nanaing marbagas i, atik adong dope bogasna manang janjina tu halak na asing, molo adong na keberatan Pangula ni Huria i pe dang be manorushon rencana pamasu-masuon.
Calon Pangoli dohot Boru Muli mananda tangani surat perjanjian di partumpolon i, suang songon i nang utusan paranak, parboru dohot pangula ni Huria songon saksi.
Namandohoti Partumpolon i, ima angka dongan tubu boru, hula-hula / tulang dohot angka ale-ale, alai ulaon martumpol on ulaon Huria do dang ulaon adat. Dung sidung partumpolon on biasana dipatupa hasuhuton do makanan ringan diruang serbaguna ni Gereja i jala biasana napatupahon pihak parboru. Dung sidung i kedua belah pihak mulak ma ju jabuna laho manguduti acara Marria Raja ( parboru) / Tonggo Raja (paranak), alai adong do nadeba laos di gedung serba guna ni gareja i di baen mamereng situasi ni angka bagas na be.
Mangihuthon Hatorangan ni Amanta Pdt Daniel Taruli Asi Harahap Ia Partumpolon   I  ima
Partumpolon adalah bahasa Batak. Arti hurufiahnya: berhadap-hadapan. Maksudnya kedua calon mempelai datang ke gereja bersama orangtua/ keluarga masing-masing untuk menyampaikan kesepakatan mereka untuk melangsungkan pernikahan dan membentuk rumah tangga. Pada jaman dahulu di Tanah Batak partumpolon dilakukan di konsistori atau kantor gereja dan dihadiri terbatas oleh calon mempelai dan keluarga dekatnya, dan bukan sebuah perhelatan besar.
Majelis gereja akan memeriksa kesiapan dan kesungguhan calon mempelai untuk menikah. Selain kelengkapan administrasi (akta baptis dan sidi, surat keterangan dari gereja asal bagi calon yang berasal dari luar jemaat bersangkutan) Majelis, biasanya dahulu Guru Jemaat, akan menanyakan langsung apakah mempelai masih atau tidak lagi memiliki ikatan dengan perempuan/laki-laki lain. Sesuai dengan tradisi adat lama, orangtua/ wali pengantin juga akan ditanya apakah mereka pernah membuat ikatan dengan pihak lain untuk berbesan. Jika semua sudah beres maka Majelis Gereja akan meminta mempelai dan orangtua/ wali serta para saksi menandatangani surat perjanjian atau kesepakatan untuk menikah.
Isi perjanjian itu adalah seperti ini:
Saya yang bernama…. marga… anak dari Bapak… dan Ibu…. alamat rumah…. Jemaat… Resor… dengan …. marga… putri dari Bapak…. dan Ibu…. alamat rumah …. Jemaat…. Resort…
Mengiyakan perjanjian sebagaimana tertulis di bawah ini:
Kami dengan kesungguhan dan kejelasan hati ingin menikah. Kami berjanji akan saling mengasihi sebagaimana pernikahan Kristen yang sejati. Kami juga berjanji tidak akan bercerai kecuali oleh diceraikan oleh kematian. Kami harus sepakat mentaati hukum dan aturan kekristenan gereja HKBP. Keanggotaan jemaat kami adalah benar dan kami juga tidak lagi memiliki ikatan dengan pihak lain. Seandainya ada yang hambatan dalam rencana pernikahan kami maka akan terlebih dulu kami selesaikan sebelum kami meminta pemberkatan nikah dari gereja.

Calon mempelai pria (nama, tanggal lahir, baptis, sidi)
Calon mempelai wanita (nama, tanggal, lahir, baptis, sidi)
Saksi-saksi:
Keluarga Mempelai Pria :
Keluarga Mempelai Wanita :
Penatua Wijk (dua orang) :
Yang Memperhadapkan (patumpolhon):
Warta Pertama tangal:
Warta Kedua tanggal:
Surat pemberitahuan akan dikirim ke jemaat : …. untuk diwartakan.
Pemberkatan nikah akan dilangsungkan hari/ tanggal …. pukul …. di gereja…..
Pendeta HKBP Resort
(nama dan tandatangan)
Berdasarkan surat perjanjian inilah gereja akan mewartakan rencana pemberkatan nikah kedua calon mempelai selama dua minggu berturut-turut. Tujuannya adalah agar seluruh pihak mengetahui bahwa si A dan si B merencanakan hendak menikah, sebab itu jika ada keberatan yang sah dari seseorang maka dapat diajukan sebelum pemberkatan dilakukan.
Bagaimana jika seorang calon membatalkan rencana pernikahannya setelah diwartakan oleh gereja? Itu bisa merupakan pelanggaran serius. Pihak yang membatalkan perjanjian tanpa alasan sah akan kena sanksi gereja karena dianggap membohongi Majelis. Namun jika ada masalah, sesuai klausul, kedua belah pihak diminta menyelesaikannya dahulu dan karena itu pernikahan tentu dapat ditunda.
Saya tidak memungkiri bahwa pada jaman sekarang telah terjadi pergeseran yang begitu besar dalam memaknai partumpolon. Di banyak gereja terutama di kota-kota partumpolon telah dibuat menjadi pesta besar, padahal pemberkatan belum dilakukan, dan pasangan belum resmi menikah. Akibatnya makna partumpolon sebagai pencatatan administratif dan penandatanganan kesepakatan untuk melangsungkan pernikahan menjadi kabur oleh kemeriahan.
Ada juga terjadi keanehan cara pikir. Ada yang menggabungkan acara martumpol dengan “marhata sinamot” (membicarakan mahar). Menurut logika, seharusnya acara “marhata sinamot” dilakukan sebelum martumpol. Sebab bagaimana nanti jika tidak terjadi kesepakatan mahar padahal kedua belah pihak sudah sepakat untuk meminta pemberkatan nikah dari gereja? Ada-ada saja.
Pdt Daniel Taruli Asi Harahap
Mangihuthon Hatorangan ni Urat Marganda Tua Nainggolan ia Partumpoloni songonon ma
"MARTUMPOL"
I. Pendahuluan

Ada pepatah Batak mengatakan : ‘Togu Urat ni Bulu, Toguan Urat ni Padang, Togu nidok ni Uhum, Toguan nidok ni Padan”, artinya Sekuat-kuatnya ikatan hukum, lebih kuat ikatan Janji. Bagi Orang Batak Janji adalah komitment yang harus diijalankan bahkan sampai  generasi ke generasi berikutnya. Janji itu disebut PADAN.  Ada Janji ( padan ) di antara marga-marga Batak, sebagai contoh : padan antara marga Nainggolan dan Siregar, padan marga Sitompul dan marga Tampubolon, padan marga Sihotang dan marga Lumbangaol, dst. Janji (padan) tersebut tidak tertulis namun sangat kuat dan teguh diyakini serta dipedomani. Tidak boleh ada melawan atau melanggar, sebab dikuatirkan pasti menimbulkan efek kurang sedap.

Demikian juga dalam gereja HKBP, proses pemberkatan pernikahan  selalu diawali dengan Acara “Ikat Janji ” atau “mar-PADAN di jolo ni Debata” yang biasanya dilakukan 2 minggu sebelum acara pemberkatan nikah. Jadi tulisan ini tidak akan membahas tentang parpadanan marga, namun tentang parpadanan/perjanjian pranikah yang dinamai “martumpol”.  

II. Martumpol

Martumpol berasal dari akar kata “tumpol”, yang berarti berhadap-hadapan, tatap muka, dan dialog. Dalam kegiatan martumpol dilibatkan sejumlah pihak keluarga berdasarkan Dalihan Na Tolu, yakni dari pihak PARANAK dan PARBORU. Patumpolon merupakan pengikatan janji iman antara kedua mempelai, dan kedua pihak dari Paranak dan Parboru, dengan didampingi oleh para pelayan sebagai janji. Kegiatan itu biasa diadakan di dalam gedung gereja, bukan diluar gedung gereja.
Dalam Adat Batak acara “Martumpol” ini tidak terlepas dari tahapan acara pernikahan secara Adat Batak Kristen, sehingga kadang sulit membedakan apakah Martumpol merupakan bagian acara Adat atau Gereja? Karena ternyata dalam AGENDA HKBP, tidak ada tata kebaktian yang mengatur tentang perjanjian tersebut. Yang ada surat parpadanan yang sekarang dibacakan kedua mempelai. AGENDA HKBP hanya memuat tata acara dan konseling pastoral untuk pernikahan, pamasumasuon. Walaupun demikian acara Martumpol dianggap penting dalam gereja HKBP, sebab janji yang terucap dalam acara tersebut bukanlah main-main melainkan perjanjian dengan TUHAN. Seharusnya jika memang kegiatan martumpol adalah acara seremonial gereja maka sudah semestinya dibuatkan tata cara kebaktiannya sehingga tidak terjadi perbedaan pemahaman. Kalau memang kegiatan itu cukup diberikan kepada sintua atau pendeta diperbantukan harus menjadi komitmen, tidak lagi jika “boru/anak ni na mora” Pendeta Resort turun tangan menanganinya. Sebaliknya Jika kegiatan martumpol hanya sebatas tradisi adat Batak maka kegiatan tersebut tidak bisa diselenggarakan di dalam gedung gereja, cukup di gedung atau aula pertemuan.
Di dalam pelaksanaan martumpol kedua mempelai dan kedua pihak dimaksud juga dipertanyakan kemungkinan permasalahan yang dapat menghambat proses pernikahan agar proses membuka rumah tangga Kristen benar-benar beralaskan pada Tuhan Yesus, dan merupakan rumah tangga yang baru. Setelah beres urusan ini barulah gereja mewartakan sebanyak 2 kali dalam 2 minggu berturut-turut kecuali jika ada dispensasi sehingga cukup sekali diwartakan.

III. Urgensi Martumpol

Ikat Janji atau Martumpol diangap penting untuk menunjukkan bahwa pernikahan Kristen bukan sesuatu yang main-main, atau yang boleh dilakukan secara instan. Tetapi dalam peresmian ikatan pernikahan perlu kehati-hatian untuk meminimalisir permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari. Majelis gereja akan memeriksa kesiapan dan kesungguhan calon mempelai untuk menikah. Selain kelengkapan administrasi (akta baptis dan sidi, surat keterangan dari gereja asal bagi calon yang berasal dari luar jemaat bersangkutan) Majelis, biasanya dahulu Guru Jemaat, akan menanyakan langsung apakah mempelai masih atau tidak lagi memiliki ikatan dengan perempuan/laki-laki lain. Sesuai dengan tradisi adat lama, orangtua/ wali pengantin juga akan ditanya apakah mereka pernah membuat ikatan dengan pihak lain untuk berbesan. Jika semua sudah beres maka Majelis Gereja akan meminta mempelai dan orangtua/ wali serta para saksi menandatangani surat perjanjian atau kesepakatan untuk menikah. Adapun isi surat perjanjian itu kira-kira sbb :
“ Kami dengan kesungguhan dan kejelasan hati ingin menikah. Kami berjanji akan saling mengasihi sebagaimana pernikahan Kristen yang sejati. Kami juga berjanji tidak akan bercerai kecuali oleh diceraikan oleh kematian. Kami harus sepakat mentaati hukum dan aturan kekristenan gereja HKBP. Keanggotaan jemaat kami adalah benar dan kami juga tidak lagi memiliki ikatan dengan pihak lain. Seandainya ada yang hambatan dalam rencana pernikahan kami maka akan terlebih dulu kami selesaikan sebelum kami meminta pemberkatan nikah dari gereja.”
Namun jauh lebih penting daripada itu kedua calon mempelai diminta untuk berjanji (marpadan) di hadapan Tuhan bahwa mereka benar-benar serius untuk melangkah ka dalam pernikahan dan tidak memiliki ikatan apapun dengan lelaki/perempuan lain.
Janji itu pun akan diuji selama 2 minggu dengan mewartakan dalam ibadah umum tentang rencana pernikahan tersebut, untuk mendapatkan respon dari pihak lain apabila ada yang merasa keberatan dengan pernihakan tersebut.
Dengan dasar penjelasan di atas, jelas bahwa acara Martumpol mutlak harus dilakukan sebagai kegiatan pra-nikah disamping konseling pastoral yang memang memjadi kewajiban gereja untuk membekali calon mempelai dalam menghadapi perkawinan.

IV. Penutup

Martumpol itu penting, namun kita tidak memungkiri bahwa pada jaman sekarang telah terjadi pergeseran dalam memaknai acara Martumpol. Di banyak gereja terutama di kota-kota partumpolon telah dibuat menjadi pesta besar, padahal pemberkatan belum dilakukan, dan pasangan belum resmi menikah. Akibatnya makna Martumpol sebagai acara Ikat Janji (Padan) di hadapan Tuhan (konsep rohani) yang ditandai dengan pencatatan administratif dan penandatanganan kesepakatan untuk melangsungkan pernikahan menjadi kabur oleh kemeriahan pesta. Di Bonapasogit acara Martumpol dilakukan khusus dan terpisah dari tahapan acara adat lainnya, namun di kota-kota besar Martumpol selalu dilanjutkan dengan acara adat “Mar Ria Raja / Mar Tonggo Raja “, sehingga konsentrasi terbagi untuk urusan duniawi ( Adat dan segala macam keruwetannya ). Alasannya klise “ Masalah waktu ”.

Dang adong dope Liturgi na Seragam di Acara Partumpolon i,  dison ni gurithon ma jo manang Piga Acara Ibadah Partumpolon  , Ni Gurithon ni : Budianto Sianturi


TERTIB ACARA PARTUMPOLON
(MODEL A)
HKBP Wahidin Baru

       I.            IBADAH PARTUMPOLON

                               1.            Marende Huria BE No. 15 : 1 + 4 BL. 103 “Aut na Saribu hali ganda”
                                                       1.            Aut na saribu hali ganda, saringar ni soarangki,
Naeng nasa gogo bahenonku, mamuji Debatanta i
Paboa las ni rohangki, hinorhon ni pambahenNa i
(Ruas jongjong)
  1. Mauliate ma rohangku di Ho, O Debata tongtong
Dibaen sude denggan basaMu, naung ni lehonMu di au on
Ai di patongon Ho tongtong, sude na ringkot di au on

    1. Votum – Introitus – Tangiang
U = Uluan H = Huria NM = Na Martumpol
U : Marhitehite Goar ni Debata Ama, dohot Goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot Goar ni Tondi Parbadia na Tumompa langit dohot tano on.
H : Amen
U : Parangehon hamu ma haholongon i songon Kristus i, na manghaholongi hamu jala dilehon do dirina humophop hita, gabe silua jala pelean bahen uap na hushus tu Debata.
H : Na lambas do haholongon i jala na sorta, ndang na mangiburu haholongon i, ndang tenga jala ndang dipaburnangburnang dirina
U : Maradat situtu do haholongon i, ndang na ahut, ndang olo pangarimason, ndang dipajujurjujur na jahat. Ndang las rohani mida hageduhon; alai tongtong do dihalashon hasintongan i
H : Sada ma parrohahon hamu; sada ma haholongonmuna; saroha, sapingkiran ma hamu! Unang ma mardingkandingkan manang marhasangapon na rumar; alai sian toruk ni rohamuna be ma rajumi hamu donganmuna sumurung sian dirimuna
U : Halleluya. Martangiang ma hita : Ale Tuhan Debata Amanami na di banua ginjang! Ho do na mangaturhon pardongansaripeon i, diida Ho do dongannami on si …………. dohot ……………………….na marsangkap naeng marbagas, na ro do nasida nuaeng marpadan di partumpolon sadari on. Antong sai pahot ma nasida di padanna, patogu ma roha na masihaholongan, rajai ma nasida marhitehite Tondi Parbadia, asa tangkas pasauton nasida sangkapmu dibagasan pardongan saripeon nasida i. Tangihon ma tangiang nami on ala ni asi dohot holong ni roham.
H : Amen! (Hundul…)

    1. Marende Huria BE. No. 212 : 1 , 5 “Haholongon Nabadia”
1. Haholongon na badia, sian Tuhan Jesus i
Sai songgopi, sai bongoti, roha dohot tondingki!
    1. Habasaron, hadameon na ro sian Tuhanki
Gohi roha dohot tondi, unang munsat sian i!

    1. Koor :
    2. Partumpolon
    3. Manjaha Surat Parpadanan

SURAT PARPADANAN
No……………………….
AHU :
Tubu :
Tardidi :
M Haporseaon :
Anak ni amanta :
Tubu ni inanta :
Sian Huta :
Huria :
Dohot
Goar :
Tubu :
Tardidi :
M. Haporseaon :
Boruni :
Huta :
Huria :

Mangundukhon parpadanan nami songon na tarsurat di toru on;
Nunga tangkas sian nasa rohanami naeng mardongan saripe.
Ingkon masihaholongan hami songon parsaripeon ni halak Kristen natutu.
Ndang jadi sirang parsaripeon nami ia so sinirang ni hamatean
Ingkon saroha hami mangihuthon aturan / ruhut hakristenon ni HKBP.
Torang do parhuriaon nami , jala ndang adong parbogasonnami tu naasing
Molo tung adong pangambat di parbogasonnami , ingkon jolo patureonnami do i
Asa tarpangido hami pasu-pasu laho paujungkon bogas i.
    1. Menandatangani Surat Partumpolon
        1. Calon Pengantin : Pangoli dohot Boru Oroan
        2. Natoras : Pangoli dohot Boru Oroan
        3. Saksi-saksi : Sian pihak Paranak dohot Parboru
        4. Mewakili Sintua Weyk : Sian pihak Paranak dohot Parboru
        5. Na Patumpolhon : Pandita manang Guru Huria

    1. Koor :
    2. Parsitutuon Mangulahon Padan
P : Hamu angka dongan, lumobi si …………………… dohot …………………… nunga marpadan hamu di jolo ni angka natorasmuna, sisolhot, parhalado ni huria lumobi di adopan ni Debata naeng pajongjong pardongan saripeon. Mansai arga do padan, ndang holan di hita jolma i arga, alai arga do nang di jolo ni Debata. “Hori do ihot ni doton hata do Siingoton; Togu urat ni bulu toguan urat ni Padang; togu ni ihot ni Uhum toguan ni ihot ni Padan”. Antong ramoti ma padan ni pardongan saripeonmuna i; tung unang adong sian hamu silaosi padan, asa dipasupasu Tuhan i hamu.
NM: “Sai dipargogoi Tuhan Debata ma hami maniop padan naung hupadanhon hami sadarion; sai unang ma adong sian hami manimbil jala si ose padan asa mardalan parsaripeonnami sahat ro di na mate”.
H : Ima tutu ale Tuhan, patulus ma pardongan-saripeon nasida tu joloan on

    1. Marende Huria BE No. 766 : 1 “Padan na uli”
Padan na uli “Ho ndang hulupahon”, ndang pola mabiar au dingolungki, nang pe holom do dalan si boluson, rodo hatiuron sian langit i. “Ho tung so hahulapahon Au do manogihon Au do mangondihon ho tung so huhalupahon, Au do margogoihon pos ma rohami”.

    1. Jamita
    2. Marende Huria BE No. 194 : 1 – 3 “Aut so asi rohaM” huhut Parpungu Pelean BL. 62
  1. Aut so asi rohaM, aut so godang basaM tu dia ahu?
Alai dibahen basaM dohot asi rohaM tu surgo ahu
  1. Mauliate ma di Ho, o Debata, ala basaM
Sibahen dalan i marhite anakMi, tu banuaM
  1. Anggiat ma holong rohangku, sai tongtong burju tu Ho
Sai dongananMu au manang tudia au lao, sonang tutu

    1. Tangiang Pelean – Ale Amanami – Pasupasu

   II.            MANDOK HATA

                        §   Sian Suhut Paboru
                        §   Sian Suhut Paranak
TERTIB ACARA PARTUMPOLON
(MODEL B)

III.            IBADAH PARTUMPOLON

                               1.            Marende Huria BE No. 14 : 1 + 4 BL. 57 “Puji Hamu Jahowa Tutu”
                                                       1.            Puji hamu Jahowa tutu, pardengganbasa, parasiroha salelengna i; Pardenggan basa I, parasiroha I (Ruas jongjong)
  1. Songkal tongtong Jahowa tongon, Na marmulia di sasude na tinompaNa i, Hamuliaon ma di Tuhan Debata

    1. Votum – Introitus – Tangiang
U = Uluan H = Huria NM = Na Martumpol
U : Marhitehite Goar ni Debata Ama, dohot Goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot Goar ni Tondi Parbadia na Tumompa langit dohot tano on.
H : Amen
U : Parangehon hamu ma haholongon i songon Kristus i, na manghaholongi hamu jala dilehon do dirina humophop hita, gabe silua jala pelean bahen uap na hushus tu Debata.
H : Na lambas do haholongon i jala na sorta, ndang na mangiburu haholongon i, ndang tenga jala ndang dipaburnangburnang dirina
U : Maradat situtu do haholongon i, ndang na ahut, ndang olo pangarimason, ndang dipajujurjujur na jahat. Ndang las rohana mida hageduhon; alai tongtong do dihalashon hasintongan i
H : Sada ma parrohahon hamu; sada ma haholongonmuna; saroha, sapingkiran ma hamu! Unang ma mardingkandingkan manang marhasangapon na rumar; alai sian toruk ni rohamuna be ma rajumi hamu donganmuna sumurung sian dirimuna
U : Halleluya. Martangiang ma hita : Ale Tuhan Debata Amanami na di banua ginjang! Ho do na mangaturhon pardongansaripeon i, diida Ho do dongannami on si …… , dohot si ………marsangkap naeng marbagas, na ro do nasida nuaeng marpadan di partumpolon sadari on. Antong sai pahot ma nasida di padanna, patogu ma roha na masihaholongan, rajai ma nasida marhitehite Tondi Parbadia, asa tangkas pasauton nasida sangkapmu dibagasan pardongan saripeon nasida i. Tangihon ma tangiang nami on ala ni asi dohot holong ni roham.
H : Amen! (Hundul…)

    1. Marende Huria BE. No. 212 : 1 , 4 “Haholongon Nabadia”
Haholongon na badia, sian Tuhan Jesus i
Sai songgopi, sai bongoti, roha dohot tondingki!
Habasaron, hadameon na ro sian Tuhanki,
Gohi roha dohot tondi, unang munsat sian i!

    1. Koor :
    2. Patumpolhon
    3. Manjaha Surat Parpadanan
        1. Panangkasion tu Pangoli
        2. Panangkasion tu oroan
        3. Panangkasion tu Natoras

    1. Menandatangani Surat Parpadanan
        1. Calon Pengantin : Pangoli dohot Boru Oroan
        2. Natoras : Pangoli dohot Boru Oroan
        3. Saksi-saksi : Sian pihak Paranak dohot Parboru
        4. Mewakili Wintua Weyk : Sian pihak Paranak dohot Parboru
        5. Na Patumpolhon : Pandita manang Guru Huria

    1. Parsitutuon Mangulahon Padan
P : Hamu angka dongan, lumobi si dohot, , nunga marpadan hamu di jolo ni angka natorasmuna, sisolhot, parhalado ni huria lumobi di adopan ni Debata naeng pajongjong pardongan saripeon. Mansai arga do padan i, ndang holan di hita jolma i arga, alai arga do nang di jolo ni Debata. “Hori do ihot ni doton hata do Siingoton; Togu urat ni bulu toguan urat ni Padang; togu ni ihot ni Uhum toguan ni ihot ni Padan”. Antong ramoti ma padan ni pardongan saripeonmuna i; tung unang adong sian hamu silaosi padan, asa dipasupasu Tuhan i hamu.
NM: “Sai dipargogoi Tuhan Debata ma hami maniop padan naung hupadanhon hami sadarion; sai unang ma adong sian hami manimbil jala si ose padan asa mardalan parsaripeonnami sahat ro di na mate”.
H : Ima tutu ale Tuhan, patulus ma pardongan-saripeon nasida tu joloan on

    1. Marende Huria BE No. 766 : 1 “Padan na uli”
Padan na uli “Ho ndang hulupahon”, ndang pola mabiar au dingolungki, nang pe holom do dalan si boluson, rodo hatiuron sian langit i. “Ho tung so hahulapahon Au do manogihon Au do mangondihon ho tung so huhalupahon, Au do margogoihon pos ma rohami”.

    1. Jamita
    2. Marende Huria BE No. 194 : 1 – 2 “Aut so asi rohaM” huhut Papungu Pelean BL. 62
  1. Aut so asi rohaM, aut so godang basaM tu dia ahu?
Alai dibahen basaM dohot asi rohaM tu surgo ahu
  1. Mauliate ma di Ho, o Debata, ala basaM
Sibahen dalan i marhite anakMi, tu banuaM

    1. Tangiang Pelean – Ale Amanami – Pasupasu

 IV.            MANDOK HATA

                        §   Sian Suhut Paranak
                        §   Sian Suhut Parboru
PARTUMPOLON – PARPADANAN
(MODEL C)

  1. ADMINISTRASI
  1. Mangisi Buku Parpadanan
  2. Patangkashon Goar-goar dohot Namardomu tu Partumpolon

  1. IBADAH PARTUMPOLON
  1. Hata Patujolo dohot Horas-horas
U = Uluan H = Huria NM = Na Martumpol
U : Hamu angka amanami dohot inanami ro di sude sisolhot lumobi natoras ni calon pengantin on. Sian asi dohot holong ni roha ni Debata, nunga tolhas hamu tu bagas joro ni Tuhanta di Gareja …………………. on. “Horas jala selamat datang ma di hamu saluhutna! “Jala, pir ma tondi madingin, horas ma tondi matogu! “Sai dipasupasu Debata ma haroromuna tu bagas joro on, sadarion”.
H : Emma Tutu! “Ai Debata Jahowa do mata ni ari dohot lombulombu, dilehon Jahowa do asi ni roha dohot hamuliaon, ‘ndang diholit na denggan i di angka na burju marpangalaho!”
U : Antong mauliate ma di haroromuna saluhutna; dia ma ulaning na hinarohonmuna tu bagas joro on apala di ari nauli na denggan on ?
H : Na ro do hami mangundurhon anak dohot boru ni huria i, ai disangkapi roha nasida do naeng mamungka pajongjonghon pardongansaripeon hombar tu ruhut-ruhut ni Hurianta. Ala ni i hupangido hami ma haradeon ni Parhaldo ni Hurianta asa dipatulus sangkap nasida i naung tinolopan ni angka natorasna nang sisolhot pe.
U : Sangkap nauli ma i tutu sangkap na denggan; ai molo magodang anak pangolihononhon, balga boru sipamulion. Pamuhai ni sangkap nauli na denggan i tama ma nasida jongjong di jolo ni Debata mangundukhon parpadanan nasida sinaksihon ni angka natorasna, sisolhot, situan natorop nang parhalado ni huria. Jala hombar do i tu hata ni Tuhanta na mandok; “Tung udur ma tagamon mardalan dua halak ‘nda jolo sian dos ni roha nasida?” Antong, asa tapungka Partumpolon ni anak dohot boru ni huria i sadarion. Tapuji ma goar ni Tuhanta; marhite Buku Ende “Sangap ma di Jahowa”.

  1. Marende Huria BE No. 714 : 1 + 3 “Tuhan na marmahan hami”
  1. Tuhan na marmaham hami togu hami ruasMon. Lehon dameMi di hami angka na hinophopMon. Tuhan Jesus Sipalua, parmahani ruasMon, Tuhan Jesus, Siparmahan Parmahani ruasMon. (Ruas Jongjong)
3. PadanMi huingot hami na mardosa godang on, ias burionMu hami sian haramunon on. Tuhan Jesus Sipalua, Ho nampuna hami on, Tuhan Jesus Sipalua, Ho nampuna hami on.

  1. Votum + Introitus + Tangiang
U : Marhitehite Goar ni Debata Ama dohot Goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot Goar ni Tondi Porbadia natumompa langit dohot tano on.
H : Amen.
U : Molo so Jahowa paulihon bagas, loja sambing do angka na mamandei; molo so Jahowa marhal hutai ndang mamiula hadudungo ni parhal.
H : Ndang adong labamuna dipasogot hamu hehe, dipaleleng hamu muse laho hundul manganhon roti hangaluton, songoni modom dilehon Ibana tongon tu hasianna.
U : Ida ma, pala ni Jahowa sambing do di anak, silehonlehonna do parbue ni bortian.
H : Songon angka sumbia di tangan ni ulubalang, songon i do angka anak di haroro ni daging.
U : Martua ma baoa na manggohi parnangkatanna sian nasida; ndang tagamon tarurak nasida, molo marsiuwaan nasida dohot angka musu di parjompahan. Haleluya, pinuji ma GoarMu!
U+H: Pinuji ma goarMu, pinuji ma goarMu. Pinuji ma goarMu O Tuhan.
Pinuji ma goarMu, pinuji ma goarMu. Pinuji ma goarMu O Tuhan.
U : Martangiang ma hita: Ale Tuhan, Debata Amanami na di banua ginjang! Mansai las do rohanami siala naung martomu jala marsiunduhan anak dohot borum paujunghon parbogason nasida. Ala ni i do umbahen ro nasida rap dohot angka natorasna be, niudurhon ni sisolhot nang dongan sahuta pe, naeng marpadan pajongjong pardogansaripeon nasida. Ale Tuhan hupangido hami tu Ho sadarion, pahot ma padan ni pardongan saripeon nasida i, jala urupi nasida mangoloi saluhutna i asa mardalan pardongansaripeon nasida dibagasan dame dohot las ni roha. Sundat ma tahi-tahi ni sibolis nanaeng manegai tahi nauli on asa tarpuji goarMu na badia i marhite Tuhan Jesus Kristus. Amen!

  1. Marende Huria BE No. 122 : 1 + 4 “Ida hinadenggan ni (BL. 13)
(Jongjong ma di hundulanna Baoa dohot Oroan)
- Ida hinadenggan ni, angka na saroha i. Parpambaenan na burju, nang hata na pe tutu.
- Diparbaga Debata, tu na marsaroha da. Pasupasu na godang, i ma roha na sonang.

  1. Partumpolon
  2. Manjaha Surat Parpadanan
  3. Manandatangani Surat Partumpolon
  1. Calon Pengantin : Baoa dohot Boruboru
  2. Natoras : Pangoli dohot Boru Oroan
  3. Saksi-saksi : Sian pihak Paranak dohot Parboru
  4. Mewakili Sintua Weyk : Sian pihak Paranak dohot Parboru
  5. Na Patumpolhon : Pandita manang Guru Huria

  1. Tekad Mangulahon Padan
H : Hamu angka dongan, lumobi si, ………….. dohot ……….., Nunga marpadan hamu di jolo ni angka natorasmuna, sisolhot, parhalado ni huria lumobi di adopan ni Debata naeng pajongjong pardongan saripeon. Mansai arga do padan; ndang holan di hita jolma i agar, alai arga do nang di jolo ni Debata. “Hori do ihot ni oton hata do siingoton; Togu urat bulu toguan ni padang; togu niihot ni uhum toguan niihot ni padan”. Antong ramoti hamu ma padan ni pardongansaripeonmuna i; tung unang adong sian hamu silaosi padan, asa dipasupasu Tuhan i hamu!
NM: “Sai dipargogoi Tuhan Debata ma hami maniop padan naung hupadanhon hami sadarion; sai unang ma adong sian hami na manimbil jala si ose padan asa mardalan parsaripeonnami sahat ro di na mate”.
H : Ima tutu ale Tuhan, patulus ma pardongan-saripeon nasida tu joloan on.

  1. Marende Huria BE No. 248 : 6 “Saleleng ho di tano on” (BL. 48)
Ibana do padomu ho tu Tuhan Debata;
Mudarna diusehon do di dolok golgata.

  1. Jamita
  2. Marende Huria BE No. 467 : 1+4 “Asi ni rohaM Hupuji” (BL. 143)
  1. Asi ni rohaM hupuji, ala Ho manobus au.
Dipaias Ho rohangku gabe soranganMu au.
Reff: IngananMu rohanami. TondiMi manggohi i.
Pangke dohot ngolunami gabe ula-ulaMi. (Ruas jongjong)
4. Sai papulik rohanami, gabe pangoloi di Ho.
Asa marsahala hami lao manghatindanghon Ho.
Reff: IngananMu rohanami……. dst.

  1. Tangiang Pelean – Ale Amanami – Pasupasu
U : Ale Debata, Amanami na di banua ginjang, Ho do haroroan ni saluhut silehonlehon na denggan dohot nasa uli basa na mauliutus. Hupasahat hami ma sian na nilehonMi tu hami, pelean nami tu Ho. Sai jalo ma i gabe uap na hushus di joloM. Pasupasu ma i jala ramoti asa huparhaseang hami hami pelean on, patimbulhon harajaonMu di tongatonga ni HuriaM dohot diportibion. Buhai ma rohanami marhitehite TondiM, asa lam hutanda hami godang ni silehonlehonMi tu hami, asa lam girgir hami mandok mauliate tu Ho, marhitehite Jesus Kristus Tuhan nami. Amen.
U : Rap mandok ma hita di tangiang Ale Amanami:
U+H: Ale Amanami na di banua ginjang! Sai pinarbadia ma goarMu! Sari ro ma harajaonMu! Sai saut ma lomo ni rohaM di banua tonga on songon na di banua ginjang! Lehon ma tu hami sadarion hangoluan siapari! Sesa ma dosanami songon panesanami di dosa ni dongan na mardosa tu hami! Unang hami togihon tu pangunjunan! Palua ma hami sian pangago! Ai Ho do nampuna harajaon dohot hagogoon ro di hasangapon saleleng ni lelengna, Amen.
U : Asi ni roha ni Tuhan Jesus Kristus dohot holong ni rohani Debata Ama dohot parsaoran ni Tondi Parbadia ma mandongani hamu. Amen.
U+H: (Mangendehon) Amen…. Amen…. Amen….

  1. MANDOK HATA
  • Sian suhut Paranak
  • Sian suhut Parboru
  • Na marpadan tu jolo asa di jalang