Friday, 27 March 2015

SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU JUMAT 27 MARET 2015 1 SAMUEL 4:13-17



SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU

JUMAT 27 MARET 2015        1 SAMUEL 4:13-17



1. Tabut Perjanjian merupakan salah satu dari cara yang dipakai Tuhan menuntun umat-Nya untuk meyakinkan mereka bahwa Tuhan ada ditengah-tengah mereka (Keluaran 25:8), sekalipun Israel merupakan satu umat yang tegar tengkuk hatinya.Seiring pergantian pemimpin umat Israel, tabut perjanjian memiliki sejarah panjang dalam masa pemimpinan Musa, Yosua, Imam Eli , dan Daud yang menjaga tabut. Yang menjadi fokus ialah ketika pada masa Eli, suatu peristiwa terjadi yaitu tabut dirampas oleh bangsa Israel, seketika ia mendengar berita tersebut ia langsung mati (1 Samuel 4:18). Disini dapat dilihat bahwa setiap pemimpin umat Israel mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan mempertahankan tabut dari apapun juga. TABUT ALLAH  IDENTIK DENGAN KEHADIRAN TUHAN. tabut perjanjian yang merupakan lambang atau simbol kehadiran, keberadaan Allah tidak dapat sembarangan ditempatkan dan digunakan.
2. Dirampasnya tabut perjanjian. Pada gelombang pertama peperangan di Afek, 4.000 pasukan lsrael mati. Waktu itu para tua-tua lsrael berkata "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini?" (1Sam 4:3-4). Kata 'mengapa' di sini menunjukkan bahwa mereka menganggap penyebab kekalahan mereka adalah Tuhan, padahal perang ada di tangan Tuhan [1Sam 17:48]. Kesimpulan mereka adalah kekalahan mereka adalah karena tidak disertai tabut hukum (1Sam 4:3-4).
3. Sebenarnya penyebab kekalahan perang adalah karena dosa dan kejahatan mereka. Seperti itu, alasannya orang-orang kudus gagal baik dalam hal-hal dunia maupun rohani itu karena perbuatan dosa kita. Dalam penaklukan kota Ai, lsrael dikalahkan karena perbuatan dosa Akhan. Di 1 Samuel 4:3, kata 'kita' muncul sebanyak 5 kali. Jadi tokoh utama dalam peperangan adalah kita. Sedangkan kata 'Tuhan' hanya muncul 2 kali. Tingkatan iman mereka hanya sebatas menggunakan Allah untuk memenuhi hawa nafsu  tanpa menyambut Allah di hati mereka. Hasil dari perang kedua dengan membawa tabut Allah adalah 30 ribu orang mati (1Sam 4:10). Peristiwa ini menunjukkan terpisahnya iman dari kehidupan mereka.
4. Mereka menganggap tabut hukum sebagai jimat. Tabut perjanjian sebenarnya hanyalah simbol dari hadirat Allah, bukan wujud aslinya. Allah adalah Roh, la adalah Sosok yang tidak kelihatan. Sambil umat lsrael beribadah kepada Allah lewat tabut hukum, mereka diperkenankan untuk menyambut Yesus yang adalah tabut hukum rohaniah yang kekal di kemudian hari. Namun saat itu umat lsrael lebih bersandar kepada tabut hukum yang hanya merupakan simbol hadirat Allah. Dulu, ketika umat lsrael kalah menaklukkan kota Ai, waktu itu mereka bersujud di hadapan tabut Allah dan bertobat sampai senja (Yos 7:6b).
5. Tapi dalam perang Afek, iman mereka adalah iman asal memiliki tabut hukum pasti menang. lman mereka iman yang percaya mitos. Kita pun, setelah lama menjalani kehidupan beriman, ada saat-saat dimana kita bisa seperti demikian. Kita harus tahu bahwa penyebab kekalahan bukanlah dari luar, tapi ada pada diri kita sendiri. Saat tabut hukum dirampas, istri Pinehas yang sedang bersalin menamai anak lelakinya lkabot yang berarti kemuliaan Allah lsrael telah lenyap (1sam 4:17-22). Karena lsrael dikalahkan oleh Filistin dan tabut hukum direbut, seluruh lsrael diliputi dengan kegelapan.
6. Kasus keluarga Eli memberikan pelajaran berharga bagi kita, anak-anak Tuhan sekarang.
Pertama, kita jangan menyia-nyiakan panggilan yang telah dinyatakan Tuhan kepada kita. Eli telah menyia-nyiakan panggilan itu. Padahal, seyogianya Tuhan memakai ia dan keturunannya selama-lamanya. Namun, hal itu terpaksa dibatalkan Tuhan akibat sikap Eli yang tidak menghormati panggilan-Nya (1 Samuel 2:27, 28, 30) Memang kita, sebagai anak-anak Tuhan, tidak akan pernah dimurkai Tuhan lagi karena murka-Nya telah ditimpakan kepada Yesus di atas kayu salib. Namun, pada prinsipnya, Allah tidak menghargai orang-orang yang menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan-Nya. Jika seseorang menyia-nyiakan panggilan yang berharga itu, Tuhan bisa mengalihkannya kepada orang lain.
 7. Kedua, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus lebih mengutamakan suara Tuhan daripada melakukan apa saja. Dengan kata lain, kita semestinya bertindak jika Tuhan menghendaki kita bertindak. Jika tidak, jangan. Eli telah berbuat kesalahan besar dengan menempatkan para perempuan di depan Kemah. Tujuan Eli secara manusia kelihatannya baik. Namun, karena bukan Tuhan yang menyuruh atau karena perbuatan itu tidak dikehendaki Tuhan, akibatnya justru mencelakakan anak-anak Eli sendiri dan umat Israel. Tidak selalu apa yang baik menurut pemikiran manusia, baik menurut Allah. Oleh sebab itu, yang terpenting dalam hidup kekristenan bukan berbuat ini atau itu, melainkan mendengarkan suara-Nya lebih dahulu. Perbuatan akan menjadi berarti jika hal itu sesuai dengan kehendak Tuhan.
8. Bagaimana caranya agar sukses mendengar suara Tuhan? Cara yang paling utama adalah melalui proses pelatihan indra rohani. Pelatihan itu dilakukan secara terus-menerus, hari demi hari, minggu demi" minggu, tahun demi tahun, hingga Tuhan datang. Dengan kata lain, pelatihan itu berlangsung seumur hidup. Apa yang kita lakukan untuk melatih indra rohani itu? Yang terutama adalah membaca Alkitab secara rutin di bawah pimpinan Roh Allah sambil tekun berdoa. Membaca di bawah pimpinan Roh Allah berarti kita siap dikoreksi Roh Allah melalui firman yang kita baca.
 9. Ketiga, kalau Tuhan menegur kita karena dosa atau kebodohan kita, sebaiknya kita langsung berbalik dari dosa atau kebodohan itu. Jika tidak, teguran-teguran selanjutnya akan semakin terabaikan. Akibatnya, hati nurani akan tumpul atau mati.
10. KESIMPULAN Jadi jelas bahwa Allah tidak mungkin kalah / kehilangan kemuliaan. Ia hanya bekerja melalui ‘kekalahan / kehilangan kemuliaan’ itu untuk menuju pada kemenangan / kemuliaan (ini seperti salib, yang kelihatannya adalah suatu kekalahan, tetapi sebetulnya merupakan kemenangan!). Jadilah Anak anak Tuhan yang Berbakti pada Tuhan , Supaya kita terberkati
Segala sesuatu yang dilakukan dengan melanggar prosedur demi kepentingan atau keuntungan diri sendiri akan berakhir dengan kenistaan yang besar!
Dosa penyalahgunaan kekuasaan adalah dosa yang paling sering dilakukan oleh para pemimpin.  Hati-hati
Kita harus tegas terhadap dosa, jangan menjadi orang-orang yang munafik seperti anak-anak imam Eli yang gagal mengerjakan panggilan Tuhan!