Renungan Menempati Rumah Baru
Teks: Mazmur 127:1
127:1 Ende
hananangkok sian si Salomo. Molo so Jahowa paulihon bagas, loja sambing do
angka na mamandei; molo so Jahowa marhal huta i, ndang marniula hadudungo ni
parhal.
Nyanyian
ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang
yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal
berjaga-jaga
memiliki
sebuah rumah merupakan kerinduan setiap orang. Rumah menjadi kebutuhan utama
dan pertama.
Bila
belum memiliki rumah sendiri, mengontrak akan menjadi pilihan. Namun kerinduan
untuk memiliki rumah sendiri tidak pernah surut, sampai itu menjadi kenyataan.
Kebutuhan
ini memang sulit ditawar, karena semua orang membutuhkan tempat bernaung. Akan
merasa puas bila rumah menjadi milik sendiri.
Bila
cita-cita memiliki rumah telah terpenuhi, maka sebelum rumah itu ditempati,
sebaiknya diadakan satu upacara menempati rumah baru tersebut.
Secara
khusus, pemberkatan rumah dilakukan sesudah rumah itu selesai dibangun, perabot
sudah dipasang dan mungkin keluarga sudah pindah ke rumah itu.
Upacara
seperti itu memberikan kesempatan yang sangat baik untuk mengundang para
tetangga untuk mengikuti acara khusus itu dan berkenalan dengan mereka, dan
menjadikan keluarga itu sebagai saksi kristen di sekitar mereka.
Tujuan Pemberkatan Rumah
Secara
khusus, pemberkatan sebuah rumah mengasingkan bangunan itu untuk 2 tujuan:
1 .
Memelihara kasih, persatuan dan pertumbuhan kerohanian keluarga yang tinggal di
dalamnya.
2.
Menyaksikan ke tetangga sekitar kasih Yesus yang menyelamatkan.
Alkitab dan Rumah
Ayat-ayat
Alkitab berikut menerangkan tentang apa arti rumah dalam hidup kita.
Dalam
Kej 24:67 – Ishak membawa Ribkah kerumah ibunya. Rumah menjadi tempat
mendapatkan kasih dan penghiburan.
2 Sam
23:13 – orang-orang yang datang mendapatkan Daud. Rumah menjadi tempat berharga
untuk penyegaran.
Mzm
127:1-5, Harus Tuhan yang membangun rumah. Ia memberkatinya dengan anak-anak.
Yes
65:21 -24 : Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga.
Luk
10:38-42, Yesus datang kerumah keluarga Marta. Rumah mereka menjadi tempat
bekerja dan berbakti dalam rumah
Apakah Artinya sebuah Rumah?
Atap
mencegah hujan. Lantai mencegah dingin. Keempat dinding mencegah angin. Ya,
tetapi rumah lebih daripada itu.
Rumah
ialah tawa seorang bayi, nyanyian seorang ibu, kekuatan seorang ayah.
Kehangatan hati yang penuh kasih, terang dari mata yang bahagia, kebaikan,
kesetiaan dan persahabatan.
Rumah
adalah sekolah dan gereja pertama bagi anak-anak, di mana mereka belajar apa
yang benar, apa yang baik dan apa kebaikan.
Tempat
kemana mereka pergi untuk mendapatkan penghiburan bilamana mereka disakiti atau
sakit.
Di mana
sukacita dibagikan dan penderitaan diredakan. Di mana ayah dan ibu dihormati
dan dikasihi.
Di mana
anak-anak dibutuhkan. Di mana makanan yang paling sederhana cukup baik
untuk
raja-raja sebab makanan itu hasil jerih payah.
Di mana
uang tidak begitu penting sebagaimana kasih sayang. Di mana ceret pun
menyanyikan kebahagiaan. Itulah rumah. Tuhan memberkati rumah itu.”
Empat Sudut
“Berkatilah
keempat sudut rumah ini.
Berkatilah
kamar di mana setiap orang beristirahat
Berkatilah
pintu yang terbuka lebar, kepada orang asing sebagai sanak saudara.
Dan
berkatilah setiap jendela yang membiarkan sinar matahari masuk.
Dan
berkatilah atap diatas, dan setiap dinding yang kokoh.
Tetapi
lebih dari semua, berkatilah mereka yang akan tinggal di dalamnya.
Semoga
damai manusia, damai Allah dan damai kasih turun ke atas semua mereka.”
Penutup
Melalui
rumah yang telah ditempati ini maka keluarga harus berjanji melakukan 3 poin
ini.
1 .
Keluarga berjanji akan membuat rumah ini suatu tempat untuk berdoa,
di mana mezbah keluarga dan renungan harian dilakukan setiap hari. Apakah Anda
mau berjanji?
2.
Keluarga berjanji akan membuat rumah ini suatu tempat keluarga yang mengasihi dan Bersatu. Apakah Anda akan berjanji?
3.
Keluarga akan berjanji akan membuat rumah ini menjadi satu terang bagi masyarakat. Apakah Anda berjanji?
“Jikalau
bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sia-sialah
kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang
diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya
pada waktu tidur.” Mazmur 127:1-2