Thursday, 3 April 2014

Refleksi Khotbah Yehezkile 37:1-14



Kalau Kita Membaca Nats ini secara sepintas saja, maka sulit bagi kita untuk menemukan makna dan artinya, ada beberapa pertanyaan yang mungkin hadir di benak kita, bagaimana mungkin seorang Nabi berkata kata pada orang mati yang notabene sudah Tulang belulang. Namun bila kita kaji lebih dalam lagi maka makna di balik Tulang tulang yang berserakan itu akan menjadi renungan yang sangat berharga bagi kehidupan kerohanian kita Kehidupan Israel yang berada di pembuangan, yang tidak punya pengharapan, yang sudah kering, yang tidak mungkin menurut logika manusia, tetapi di dalam Tuhan dan FirmanNya, tidak ada yang mustahil, semuanya bisa terjadi. Yehezkiel sebagai seorang nabi diberi penglihatan oleh Tuhan tentang perjalananannya ke suatu lembah dan di lembah itu terdapat banyak tulang-tulang kering yang berserakan, Yehezkiel dibawa oleh Roh Tuhan ke tempat tersebut. Yehezkiel di sini disebut sebagai anak manusia, ungkapan anak manusia ini sering di temukan dalam kitab Yehezkiel. Arti dari ungkapan ‘anak manusia’ ini hendak memperlihatkan bahwa sekalipun Yehezkiel hanyalah manusia tetapi dia adalah orang yang dipanggil Tuhan untuk berbicara atas namaNya kepada bangsa Israel (bdk. Yehezkiel 4:1). Kapan waktunya Yehezkiel menerima penglihatan ini, tentang tulang belulang yang kering ini, tidak diketahui, tetapi mungkin terjadi setelah sejumlah orang Israel menetap di pembuangan dan mulai kehilangan harapan (Yeh. 37:11). Lembah yang penuh tulang belulang ini mungkin sama dengan lembah di mana dia mendapat penglihatannya yang pertama (Yeh. 1:1-3). Israel sebagai umat dan bangsa sedang berada dalam situasi yang tanpa pengharapan. Situasi tersebut mengakibatkan seluruh umat dan bangsa merasa sia-sia untuk hidup. Tidak ada lagi semangat untuk bangkit, hidup dan bersatu. Tulang di tubuh mereka terasa kering. Dalam keputus-asaan tersebut, masing-masing umat Israel berusaha mencari selamat sendiri-sendiri, sehingga mengakibatkan tercerai-berai. Kenyataan tersebut digambarkan bagaikan tulang-tulang kering yang hancur dan berserakan di dalam lembah. Tuhan tidak ingin membiarkan umat dan bangsa Israel terus dalam keadaan diri dan hidup yang tanpa harapan. Ia mengutus nabi Yehezkiel untuk bernubuat tentang kebangkitan umat dan bangsa Israel.
Diceritakan bahwa dengan kuasa-Nya, Tuhan membawa Yehezkiel ke tengah lembah yang berisi tulang-tulang yang berserakan. Kemudian Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat menyampaikan firman Allah untuk memberi nafas hidup kepada tulang-tulang tersebut. Ketika Yehezkiel bernubuat maka terjadilah sesuai firman Tuhan yang dibuatkannya. Tulang-tulang itu bertemu satu dengan lainnya membentuk kerangka kemudian juga daging dan kulit, sehingga berbentuk manusia. Hanya belum bernafas. Maka Tuhan pun memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat memanggil nafas hidup. Maka setelah bernubuat, nafas hidup masuk ke dalam tubuh sehingga mereka semua hidup kembali. Suatu pasukan tentara yang besar.
Keadaan yang tanpa pengharapan akan menjadikan kita tercerai-berai dan bagaikan berada dalam lembah yang mematikan. Namun, ingatlah bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit dan hidup dari mati mempunyai kuasa untuk menghidupkan kita kembali. Karena itu, mari kita tetap berpengharapan pada Kristus dan saling menghibur dan menguatkan satu dengan lainnya di tengah kesulitan yang mengancam.
Gambaran di atas sangat penting dan relevan dengan kehidupan kita. Ada banyak hal yang dapat membuat kehidupan rohani orang-orang Kristen masa kini seperti tulang-tulang kering itu. Mati dan beserakan. Kita hidup di dunia yang semakin sibuk dengan berbagai urusan materi dan jasmani. Dalam kebanyakan keluarga Kristen masa kini, urusan kerohanian hanya diberi tempat di urutan terakhir. Bahkan, tidak sedikit keluarga Kristen yang kondisi kerohaniannya tergolong sakit parah atau bahkan mati. Mungkinkan kondisi kerohanian yang sudah parah itu dipulihkan kembali?
Tulang-tulang kering yang berserakan menjadi gambaran akan keadaan bangsa Israel di dalam keterpurukannya dipembuangan yang tanpa harapan. Dalam penglihatan ini sungguh Allah ingin menyatakan bagaimana keadaan konsekuensi dari dosa yang diperbuat oleh umatNya.
Dosa akan membawa mereka kepada kondisi hidup yang tanpa harapan, seperti yang mereka katakana “Tulang-tulang kami sudah menjadi kering dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang” (ay. 11). Namun demikian tidak ada siapapun yang dapat menghidupkan tulang-tulang kering yang telah berserakan itu selain dari kasih dan kuasa Allah. Sehingga belas kasihan Allah sungguh diperlihatkan dalam penglihatan ini, bahwa Tuhan akan memberikan kembali kepada mereka harapan dan akan melakukan pembaharuan dalam kehidupan mereka.
Allah punya tujuan sehingga memulihkan kita. Ketika tulang - tulang telah dipulihkan maka tulang - tulang kering yang telah dihidupkan itu menjadi pasukan Allah. ( Yehezkiel 37:10). Allah mau kita menjadi alatnya untuk pelebaran kerajaan-Nya di dunia ini. Jika Allah memulihkan kita, Allah mau kita melakukan perkara - perkara besar bersama sama dengan Allah.
Kehidupan orang Kristen, juga adalah sering seperti tulang belulang yang berserakan di dalam menghadapi kehidupan tiap-tiap hari karena begitu banyaknya tantangan atau masalah yang dihadapi, baik dalam pekerjaan, dalam pergaulan, dalam keluarga. Kadang-kadang tidak ada lagi harapan untuk menyelesaikan masalah itu, seakan-akan tidak ada jalan keluar. Tetapi, sebagaimana Firman Tuhan yang dikatakan bahwa manusia itu hidup oleh Roh Tuhan dan kuasaNya, maka manusia itu dapat menghadapi berbagai tantangan dan rintangan walau bagaimana sekalipun beratnya.

Roh Tuhan itu adalah yang memberi kehidupan, membawa semangat, membawa kebangkitan, memberi jalan keluar. Karena tidaklah lebih besar tantangan, rintangan yang dihadapi oleh manusia daripada kuasa Allah sendiri dan kasih setia Allah terhadap orang-orang yang mau mendengarkan FirmanNya dan melakukan, setia kepada Tuhan di dalam kehidupan setiap hari.

Renungan kita pada hari ini, mengingatkan kita supaya kita mau mendengarkan dan menerima Roh Tuhan yang selalu dan setiap saat memberikan semangat, memberikan damai sejahtera di dalam kehidupan kita setiap hari. Firman Tuhan yang selalu kita andalkan di dalam kehidupan kita, adalah Firman yang memberikan kekuatan yang melebihi daripada kekuatan yang ada di dunia ini dan Spirit yang memberikan damai sejahtera dalam kehidupan keluarga di tengah-tengah gereja dan pelayanan untuk memuliakan nama Tuhan.