Thursday 28 November 2013

Makna dan Arti advent







Makna dan Arti advent
Kata ‘adven’ berasal dari kata Latin ‘adventus’ yang berarti kedatangan. Maka  ‘masa adven’ berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven I sampai dengan Minggu Adven IV.
Adven dimulai pada tanggal 1 Desember 2013 untuk gereja-gereja Kristen Barat. Awal Munculnya menyebabkan banyak bertanya-tanya tentang makna dan tujuan devosi Kristen di bulan sebelum Natal; artikel ini akan mengeksplorasi mengapa munculnya begitu penting dalam kehidupan Kristen.
Apa Adven?
Adven adalah musim pertama dalam tahun gereja. Adven selalu dimulai empat hari Minggu sebelum Natal dan berlangsung sampai Hari Natal. Kristen mempersiapkan diri untuk kedatangan penyelamat mereka, Yesus Kristus, selama waktu yang penting tahun ini.
Adven Apa Artinya?
“Adven” berasal dari bahasa Latin yang berarti “datang menuju” dalam referensi untuk Yesus datang ke dunia pada kelahirannya pada hari Natal. Sebagai Paus Benediktus XVI menjelaskan dalam munculnya homili 2006, munculnya berarti bahwa “Tuhan datang,” suatu realitas teologis bagi orang Kristen yang percaya bahwa Yesus sebagai Allah selalu hadir bersama mereka. Bagi orang Kristen, munculnya adalah musim menunggu Tuhan mereka, Yesus Kristus, untuk datang kepada mereka lagi dalam bentuk bayi, kecil tak berdaya ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia, menurut keyakinan Kristen.
Ketika Apakah Adven Mulai?
Adven dimulai pada abad ke-4, abad yang sama bahwa mayoritas orang Kristen mulai merayakan ulang tahun Yesus pada tanggal 25 Desember. Awal munculnya orang-orang Kristen merayakan, atau kedatangan Yesus, dengan menghadiri gereja dan merenungkan dosa-dosa mereka untuk lebih dekat dengan Yesus dalam hidup mereka. Beberapa ditunda upacara pernikahan untuk lebih fokus pada pengabdian kepada Tuhan. Lainnya berpuasa, sebuah praktek dimana orang percaya berpantang dari berbagai makanan dan minuman untuk memurnikan tubuh untuk Allah.
Sejak abad ke-4, orang Kristen telah merayakan munculnya sebagai waktu persiapan untuk ‘Yesus akan datang kembali saat Natal. Kontemporer Kristen kehormatan munculnya dalam banyak cara, termasuk:
Devosi pribadi dan keluarga , dan
Adven karangan bunga dengan lilin untuk setiap hari Minggu, dan
Kehadiran Ibadah, dan
Kalender Adven dengan adegan dan ayat-ayat untuk setiap hari kedatangan.
Adven, seperti dipinjamkan, adalah waktu tahun di mana orang Kristen fokus pada kehidupan spiritual mereka dan mencari hadirat Allah dan transformasi di dalamnya.
Mengapa Penting Adven di Gereja?
Sejak abad pertama kekristenan, orang percaya merayakan pesta, atau hari suci, untuk merayakan peristiwa penting untuk iman mereka. Yang lebih penting hari suci, orang-orang Kristen awal lebih waktu yang dihabiskan berpuasa, berdoa, dan menyembah di gereja untuk mempersiapkan diri untuk itu.
Natal adalah salah satu hari suci yang paling penting bagi orang Kristen. Tanpa kelahiran Yesus, tidak akan ada kekristenan. Natal, seperti Paskah, memiliki musim sendiri tahun Gereja sebagai orang Kristen mengantisipasi kelahiran Yesus. Kristen mempersiapkan kematian Yesus dan kebangkitan pada hari Paskah dengan liturgi musim dipinjamkan, dan mereka mempersiapkan diri untuk Yesus lahir pada musim Natal dengan munculnya liturgi.
Adven adalah waktu bagi orang Kristen untuk merenungkan alasan untuk musim liburan dalam tradisi keagamaan mereka, Yesus Kristus. Bagi orang Kristen, munculnya adalah waktu suci menunggu dan persiapan, bukan hanya untuk pesta liburan dan hadiah, tetapi juga untuk kedatangan penyelamat mereka pada hari Natal.
  • Adven I : Adven pertama diisi dengan thema sikap gereja dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kali untuk membebaskan umat manusia. Pembacaan Alkitab dari Perjanjian Lama diambil dari:
    • Kitab Yesaya, tentang kerajaan Mesianis pembawa damai yang akan menghimpun umatNya, (Yesaya 2: 1-5 pada tahun A)
    • Kemurkaan Allah sebab umat berdosa (Yesaya 64: 1-9 pada tahun B).
    • Mesias itu berasal dari garis keturunan Daud untuk melaksanakan keadilanNya (Yer 33: 14-16, tahun C).
Apabila pembacaan Alkitab diambil dari Surat Rasuli diambil dari:
  • Roma 13: 11-14  yaitu tentang saatNya telah tiba untuk bangun dari tidur, sebab itu telah dekat (tahun A);
  • 1 Kor 1: 3-9, tentang “tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sambil menantikan penyataan Tuhan, (tahun B);
  • 1 Tesalonika 3: 9-13, tentang semakin dekatnya masa penantian itu dan memelihara hidup kudus, (tahun C).
Dan apabila pembacaan diambil dari kitab Injil, yang dibacakan adalah:
  • tentang berjaga-jaga akan kedatangan Tuhan kedua kali: Mat 24: 36-44, (tahun A),
  • Markus 13: 24-37 (tahun B = khotbah pada minggu Adven I) dan
  • Lukas 21: 25 – 36 (tahun C). Semuanya tentang berjaga-jaga sebab kamu tidak tahu saat hari penghakiman.
  • Adven II : Thema utama pada Adven kedua ialah pertobatan menuju langit baru dan bumi baru bagi segala bangsa, seluruh umat manusia, sesuai dengan keadilanNya. Berita itu disampaikan dari Perjanjian Lama :
    • Yesaya 11:1-10 (tahun A) yaitu tentang berita keselamatan akan datang dari tunggul Isai, keadaan akan menjadi damai (syalom).
    • Berita itu akan dikongkretkan pada tahun B dengan bacaan Yesaya 40: 1-11 = khotbah pada Minggu Adven II) dan
    • Maleaki 3: 1-4 pada tahun C tentang berita kedatangan Tuhan yang disampaikan oleh utusanNya yakni tentang kembalinya umat Allah dari pembuangan sebagai wujud penyelamatan.
Apabila dari Surat-surat Rasuli, yang dibacakan adalah:
  • Roma 15: 4-12 (tahun A),
  • 2 Petrus 3: 8-15a) (tahun B) dan
  • Filipi 1:3-11 (tahun C).
Dan apabila pembacaan Alkitab dari surat-surat Injil, maka bahan bacaan adalah :
  • Mateus 3: 1-12 (tahun A),
  • Markus 1: 1-8 (tahun B) dan
  • Luk 3: 1-6 (tahun C), semua ayat-ayat tersebut berisi tentang ajakan untuk bertobat.
  • Adven III : Minggu Adven ke tiga merupakan ajakan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. KedatanganNya tidak sejajar dengan kelahiranNya, namun dapat dilihat sebagai kedatanganNya yang kedua kali. Pembacaan dari kitab Perjanjian Lama, yaitu:
    • Yesaya 35: 1-10 (tahun A) yaitu tentang berita pembebasan yang disambut dengan sorak sorai.
    • Yesaya 61 1-4, 8-11 (tahun B) yakni mempertegas sukaria pada tahun pembebasan dan tahun rahmat.
    • Zefanya 3: 14-20 (tahun C), tentang pembebasan kini telah tiba dan tak ada lagi cela atas umat.
Apabila pembacaan dari Kitab Rasuli, maka bacaan adalah
  • Yakobus 5:7-10 (tahun A) yaitu tentang sikap umat yang harus menanti dengan sabar.
  • 1 Tessalonika 5:16-24 (tahun B) yaitu tentang doa, dan
  • Flp 4: 4-7 (tahun C) yaitu tentang damai sejahtera.
Dan Apabila pembacaan dari kitab Injil maka bahan bacaan dari :
  • Mateus 11: 2-11, (tahun A) yaitu tentang penyataan Yohanes tentang Yesus sang Pembebas yang dinantikan.
  • Yoh 1: 6-8, 19-28 (tahun B = khotbah pada Minggu Adven III) yaitu tentang kesaksian Yohanes Pembabtis akan Yesus yang dinantikan.
  • Luk 3: 7-18 (tahun C), yaitu tentang respon umat menyambut Tuhan dengan pekerjaan baik dalam tanggungjawab social dan moral.
  • Adven IV : Fokus kebaktian pada Minggu Adven keempat mengarah kepada kelahiran Tuhan di Betlehem. Para Nabi memberitakannya melalui pembacaan dari Perjanjian Lama, yaitu:
    • Yesaya 7: 10-16 (tahun A) yaitu tentang seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.
    • 2 Samuel 7: 1-11, 16 (tahun B), yaitu nubuatan tentang kerajaan akan kokok selamanya atas keluarga Daud.
    • Mikha 5: 2-5a (tahun C) yaitu tentang pengulangan janji secara lebih terfokus bahwa dari Betlehem akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Isral.
Dan apabila pembacaan dari surat Rasuli maka bahan bacaan adalah :
  • Roma 1: 1-7 (tahun A) yaitu anakNya yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud.
  • Roma 16: 25-27 (tahun B) yaitu pengungkapan suatu rahasia pemberitaan tentang Yesus Kristus yang didiamkan secara berabad-abad,
  • Ibrani 10:5-10 (tahun C) yaitu ucapan Yesus sendiri :Aku datang untuk melakukan kehendakMu.
Pembacaan dari Perjanjian Lama dan surat-surat Rasuli berpuncak pada Injil yaitu:
  • Mateus 1: 18-25 (tahun A) yaitu pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus pada Yusuf.
  • Lukas 1: 26-38 (tahun B = khotbah pada Minggu Adven IV) dan
  • Lukas 1: 39-55 (tahun C).
Demikianlah diaturkan thema-thema minggu Adven dan ayat-ayat bacaan yang menjadi khotbah setiap 3 tahun berputar menurut liturgy gerejani. Ada tiga hal makna thema-thema minggu Adven yang selalu dirayakan oleh gereja-gereja, yaitu: pertama: Mengingat waktu dulu ketika Yesus dilahirkan di Betlehem. Kedua: Menyambut kedatanganNya pada masa kini dengan sikap yang berjaga-jaga dan bertobat. Dan ketiga adalah menantikan kedatanganNya kembali dalam kemuliaan dengan perbuatan-perbuatan baik dalam tanggung jawab social dan moral.

II. LINGKARAN ADVENT: LAMBANG DAN MAKNANYA
Pada Masa Adven, banyak orang Kristen memasang Lingkaran Adven di gereja. Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang yang terkandung di dalamnya, yang belum diketahui banyak orang.
Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” – senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.
Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri.
  • Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Dinyalakan pada Hari minggu Adven I dan II.  Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal.
  • Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin yang berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba.
  • Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih, dinyalakan pada Hari Minggu Advent ke- IV. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven.
  •  Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih – masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar
Pada Masa Adven, banyak orang Kristen memasang Lingkaran Adven di gereja. Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang yang terkandung di dalamnya, yang belum diketahui banyak orang.

Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.

Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” – senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.

Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri.
Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan perjamuan Ekaristi – santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.

Jadi Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal.

Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan perjamuan Ekaristi – santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
Jadi Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal
2. Perkembangan tradisi adven
Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari.
Pada tahun 380-381, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan. Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. The Gelasian Sacramentary, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Praktek adven semakin melembaga sejak abad ke 7, yakni pada saat Paus Gregorius Agung berkuasa (590-604). Adven ditetapkan berlangsung selama 4 minggu dan diisi dengan puasa. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja.
3. Tradisi adven
Pada awalnya tradisi adven sebenarnya tidak berasal dari Gereja Katolik Roma, tetapi merupakan tradisi Gereja Timur untuk mempersiapkan  Epifani, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Pada peristiwa tersebut kanak-kanak Yesus dikunjungi oleh orang majus dari timur. Bagi Gereja Timur itulah Natal.
Maka mereka merayakannya secara meriah. Tradisi Katolik menghayati masa adven dengan melakukan ibadat bersama dan puasa. Selain itu juga mulai diciptakan simbol-simbol yang disebut dengan Korona Adven (lingkaran Adven). Kebiasaan membuat Korona Adven berasal dari Eropa Utara, khususnya dari Skandinavia.
Korona Adven berbentuk sebuah lingkaran yang diuntai dengan daun-daun pinus atau cemara dan diatasnya dipasang empat lilin (tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah); selain itu juga masih diberi asesoris lain seperti pita berwarna ungu dan merah.
Apa makna dari Korona Adven tersebut? Korona Adven adalah symbol yang mau menunjukkan pesan-pesan tertentu, yakni:
a. Korona Adven berbentuk suatu lingkaran. Lingkaran adalah suatu bentuk tanpa awal dan akhir. Lingkaran ini melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. Kita juga diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga.
b.    Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Warna hijau merupakan symbol pengharapan. Selain itu juga dipilih daun pinus atau cemara yang tidak kunjung putus. Warna hijau juga melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tahan pada bermacam-macam musim. Daun cemara tidak rontok dan tetap hijau pada musim gugur dan musim dingin. Ungkapan pengharapan yang tanpa akhir bagi kita.
c.    Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Warna ungu melambangkan tobat, keprihatinan, matiraga atau berkabung, persiapan dan kurban; warna ini juga dipakai pada masa Prapaskah, tidak hanya untuk warna lilin, tetapi juga pakaian liturgi lain. Warna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Selain itu warna merah juga merupakan tanda cinta kasih.
d. Lilin juga sebagai simbol terang. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin (setiap minggu satu lilin) menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Persiapan, kerinduan dan harapan kita tidak terjadi serta merta, tetapi tahap demi tahap. Kerinduan kita yang semakin besar akan Yesus yang datang sebagai Terang Dunia, dilambangkan dengan menyalakan lilin satu demi satu. Penyalaan lilin secara bertahap ini rupanya juga dipengaruhi oleh tradisi Yahudi, khususnya pentahbisan Bait Allah (Hanukkah). Pesta Hanukkah dirayakan selama delapan hari. Delapan lilin dinyalakan satu per satu setiap hari hingga genap delapan lilin pada hari ke delapan. Jumlah lilin ada 4 batang mengungkapkan lama masa adven berlangsung, yakni 4 minggu .
e.     Selain Korona Adven, Gereja Katolik juga tidak mengumandangkan madah kemuliaan atau Gloria; madah yang berkaitan dengan nyanyian para malaikat saat kelahiran Yesus, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2, 14). Madah ini akan dikidungkan pada saat Natal. Maka juga tidak tepat kalau umat Katolik merayakan Natal pada masa adven.



. SUMBER:
Benediktus XVI. ” Homili, Perayaan Vesper pada hari Minggu Pertama Adven. ” Vatikan Basilika, 2006. Online melalui website Vatikan yang tersedia. Diakses November 2010.
Mershman, F. “Adven” Dalam The Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company, 1907.
sumber : “The Symbolism of the Advent Wreath” by Father Peffley; Father Peffley’s Web Site;

Tuesday 26 November 2013

Poda Tahonan Pandita

 Foto By HKBP , Naskah Agenda HKBP



I. Ramotanmuna ma arta na sian Tuhan Jesus, songon na binahen ni parmahan mangaramoti na di ibana, asa unang mago. Ai peakhononmuna do sogot rujiruji taringot tu angka na pinarmahanmuna di jolo ni Tuhan i. Na gabe sitiruon do hamu di jolo ni angka na pinasahat tu hamu. Dibahen i tangkas ma hatahon hamu tu nasida Hata ni Debata, na tarsurat di angka surat na di Padan na Robi dohot di angka surat na di Padan na Imbaru. Buat hamu ma sian Hata i poda, apoapo, sipaingot, apulapul dohot hata paminsangon, hombar tu angka na masa. Songon i do dibahen angka Apostel, songon na nidok ni Apostel Petrus: Molo adong na manjamita, dihatahon ma hatana songon Hata ni Debata; molo adong manang ise na marhobas hombar ma i tu gogo na nilehon ni Debata, asa dapotan hasangapon Debata marhitehite Tuhan Jesus Kristus di na salohutna. Sialoonmuna jala sitaluhononmuna ma nasa hatahata, na marsalisi tu Hata ni Debata. Marlambok ni roha ma hamu maminsangi angka na mangalo, anggiat dilehon Debata hamubaon ni roha, asa diboto nasida hasintongan. Antong ramoti hamu ma dirimuna dohot na sapunguan i, manang tu dia hamu dipaojak Tondi Parbadia asa diparmahani hamu Huria ni Debata, na hinophopNa i marhitehite Tuhan Jesus Kristus. Ingkon baritahononmuna do hata sihaporseaan i, i ma na nilehon ni Debata padengganhon jolma tu Ibana, ai i do dalan tu hangoluan, dalan tu hamubaon ni roha dohot dalan pardamean ni jolma tu Debata. Pardengganan na songon i ma paboaonmuna tu angka na pinasahat tu hamu. Antong singkat ni Kristus i do hamu mangelekelek jala dohononmuna ma tu jolma i: Sai olo ma hamu padengganon tu Debata.

II. Songon tangkas ni pamodaionmuna di angka na olo tu hadaulaton tu Debata, ingkon songon i ma tangkas paminsangonmuna di angka na so olo tu hangoluan, asa unang adong na mago, ala so ada sipaingot, jala unang marsapata nasida tu hamu. Ingot hamu ma na tarsurat i. Ia ho ale anak ni jolma ! Nunga hupabangkit ho gabe siparmahan ni halak Israel, ingkon tangihononmu Hata na ruar sian pamanganHu. SingkatHu ma ho, palumbahon nasida. Molo hudok tu angka pardosa na tu hamatean nama ho, gabe so dipalumba ho ibana, ndang diapuli ho ibana, asa dipauba rohana, asa mangolu, na mate do tutu pardosa i ala ni dosana, alai sian tanganmu do tungguonHu mudarna. Alai molo dipalumba ho pardosa i, hape ndang dipauba rohana dohot pambahenanna, mate ma ibana tutu di bagasan dosana, alai malua do ianggo tondim.

III. Alai ndada holan ulaon ondeng na pinasahat tu Pandita. Ai di na laho manadingkon tano on Tuhan Jesus, jumolo do dipadiri ulaon na badia na dua ragam i. Na mangan parpadanan na badia do na saragam. Na saragam nari, i ma pandidion na badia, na tinonahonNa i di na laho manaek Ibana tu banua ginjang. Asa radotanmuna ma ulaon na badia na dua ragam i; songon parhobas di bagas ni Debata ma hamu mangulahonsa. Tangkas ma pamanat hamu angka dongan i, asa holan angka na tau, angka na tumanda dosana, angka na mangarsakhon pambahenanna jala na olo paubahon rohana manjonohi panganon na badia i. Ambatonmuna do angka na jungkat, angka na lomo roha di dosa, asa unang dijonohi na badia i. Ingot hamu ma: Dipasahat Tuhan Jesus do anakhinsu ni banua ginjang tu HuriaNa i, asa dipabali angka na so olo paubahon rohana, ai ninna do: Hulehon pe tu ho anakhinsu ni harajaon na di angka banua ginjang i. Nasa na niihotanmi di tano on, na tarihot do i dohot di angka banua ginjang, jala molo adong diharhari ho di tano on, harhar do i nang di angka banua ginjang. Didok Tuhan Jesus dope: Jalo hamu ma Tondi Parbadia ! Molo disesa hamu dosa ni manang ise, naung sesa ma i, molo dipahot hamu dosa ni manang ise naung hot do i.

IV. Angkup ni radot ma hamu patureturehon angka dakdanak, maniru pambahen ni Tuhan Jesus. Ai didok Tuhan Jesus sahali: Loas hamu ma angka dakdanak i ro tu Ahu, unang orai hamu nasida, ai di angka sisongon i do harajaon ni Debata. Dibahen i ajarhon hamu ma pamusatan ni Hata ni Debata (Katechismus) dohot jamita tu angka dakdanak. Podai hamu ma nasida, asa diboto hadaulaton tu Debata dohot hapantunon tu jolma. Ambat hamu ma nasa na tau mangago dakdanak, ai parmahan do hamu, songon naung nidok ni Tuhan Jesus: Parmahani ma angka anak ni birubirungKu.

V. Ramoti hamu ma saluhut pangisi ni Huria i, angka na mabalu, angka ama, ina, dolidoli dohot anakboru, maniru pambahen ni Apostel Paulus. Ai ninna do tu halak Epesus: Dibahen i jaga ma hamu, ingot hamu ma na so mansohot ahu saleleng ni tolu taon arian dohot borngin, paingothon ganup hamu huhut mariluilu. Tangiangkon hamu ma saluhut na pinasahat tu hamu, asa diramoti Tuhan Jesus nasida jala dipasupasu marhitehite Tondi Parbadia.

VI. Angkup ni i sai ture ma parangemuna, asa tau tiruan hamu di angka na pinarmahanmuna i, tiruan di hata, di pangalaho, di haporseaon dohot di holong ni roha. Ingot hamu ma na nidok ni Hata ni Debata: Ingkon unang marhaurahon Sintua i, harajaan ni sada boruboru, unang parmabuk, na marroha, na ture marparange, na las roha di tamue, pangajari, unang sisobur tuak, unang pangalinsingi, unang parpangomoan na so tama, alai ingkon partalup ni roha do, na so parbada, na so impolan di perak, na denggan mangarajai donganna sabagas, parianakhon sioloi ajar di bagasan nasa hatomanon. Ai molo adong manang ise, na so malo manggomgomi isi ni bagasna tung beha ma tarpaturesa Huria ni Debata.

VII. Ingkon ture bahenonmuna saluhut aturan ni ulaonmuna i mangihuthon patik ni indukmuna. Sahata ma hamu dohot angka dongan Pandita: Di pangalaho ni pangoloion tu Debata, unang pulikpulik marpingkiran, unang marsalisi hata dohot roha, unang masigasipan, asa saut di hamu na pinangido ni Tuhan Jesus sian AmaNa di na nidokNa i: Sai tongtong ma di GoarMu nasida na nilehonMi tu Ahu, asa sada nasida songon Hita.


Bahasa Indonesia :Nasihat Tugas Pelayanan Pendeta

I. Peliharalah harta yang kau terima dari Tuhan Yesus seperti yang dilakukan gembala memelihra yang dipercayakan kepadanya agar jangan tersesat. Karena kamu kelak mempertanggung jawabkan mereka yang saudara gembalakan.

Saudara hendaklah menjadi teladan bagi mereka yang dipercayakan kepada saudara. Karena itu beritakanlah dengan jelas kepada mereka Firman Tuhan yang tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ambillah dari Firman itu pengajaran, nasihat, tegoran, penghiburan dan peringatan kesalahan sesusai dengan kedaan yang kamu hadapi. Karena demikianlah dilakukan para Rasul sebagaimana Rasul Petrus berkata: "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan Firman Allah; Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dipermuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Lawanlah dan taklukanlah segala perkataan dengan Firman Allah. Dengan lemah lembut tegorlah orang yang melawan agar Allah memperbahurui hati dan mengenal kebenaran. Karena itu pelihralah dirimu dan persekutuan itu, kemana pun saudara ditetapkan oleh Roh Kudus untuk menggembalakan Jemaat Allah yang telah ditebus dalam Tuhan Yesus Kristus.

Saudara harus memberitakan  Yesus Kristus yang diutus Allah untuk memperbaharui persekutuan manusia dengan Allah, karena Dialah jalan kepada kehidupan, jalan kepada pertobatann dan jalan untuk kerukunan manusia dengan Allah.
Kerukunan itulah saudara beritakan kepada Jemaat yang dipercayakan kepada saudara. Maka saudara adalah utusan Kristus untuk membujuk dan mengatakan kepada manusia : "Bersedialah dirukunkan kembali dengan Allah".

II. Sama seperti kesungguhanmu menasehati orang-orang yang mau hidup dalam kerendahan kepada Allah, demikianlah juga kesungguhan menegor mereka yang tidak mau datang kepada kehidupan, supay tidak seorngpun menjadi sesat karena tidak ada nasihat, sehingga mereka tidak dituntut kepadamu. Ingatlah selalu Firman yang berbunyi demikian : "Dan engkau anak manusia, Aku menetpkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu Firman dari padaKu, peringatkanlah mereka demi namaKu. Kalau aku ber-Firman kepada orang jahat : Hai orang jahat engkau pasti mati ! dan engkau tidak berkata apa-apa untuk menperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya; tetapi, Aku akan menuntut pertanggungjawaban ata nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari kejahatannya, tetapi dia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kealahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu".

III. Tetapi tidak hanya tugas pelayanan diuraikan tadi yang diserahkan kepada Pendet. Sebab ketika Tuhan Yesus Kristus hendak meninggalkan dunia ini, Dia menetapkan dua sakramen. Yang pertama, adalah Perjamuan Kudus. Sedang yang satu lagi adalah Baptisan Kudus, yang telah dipeankan pada saat Dia hendak naik ke surga. Karena itu saudara harus memelihara kedua pekerjaan kudus itu dan melaksanakannya sebagai pelayanan-pelayanan di dalam rumah Allah. Teliti dan amatilah para anggota Jemaat, agar hanya mereka yang patut, mereka yang mengenal dosa-dosany, mereka menyesali perbuatan-perbuatannya dan mau bertobat, merekalah yang layak mengikuti Perjamuan Kudus. Tegorlah dan laranglah orang jahat yang cinta dosa tidak mendekati yang kudus itu. Ingatlah : Tuhan Yesus menyerahkan kunci Kerajaan Surga kepada Gereja agar dikucilkan mereka yang tidak mau merobah hati dan bertobat, karena dikatakan : Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Yesus berkata : "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada".

IV. Selain daripada itu tekunlah mendidik dan memelihara anak-anak seperti yang dilakukan Yesus Kristus. Dia berkata : "Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulh yng empunya Kerajaan Allah". Karena itu ajakanlah Firman Allah kepada anak-anak. Nasihatilah mereka agar tekun beribadah kepada Allah dan mengasihi sesamanya. Cegahlah segala penyesatan karena saudara adalah gembala, eperti yang di Firmankan Tuhan Yesus Kristus : "Gembalakanlah domba-dombaKU".

V. Jaga dan peliharalah seluruh anggota Jemaat, para janda, kaum bapa dan kaum ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, seperti diperbuat Rasul Paulus. Katanya : Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam dengan tiada henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Doakanlah semua orang yang diserahkan kepadamu, agar Tuhn Yesus menjaga dan memberkati mereka dalah Roh Kudus.

VI. Selanjutnya, milikilah cara hidup yang baik agar menjadi contoh dan teladan bagi mereka yang digembalakan; Teladan dalam perkataan, cara hidup, iman dan kasih. Ingatlah yang dikatakan Firman Allah : Karena itu penilik Jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu istri, dapat menhan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tompangan, cakap mengajar orang, bukan pemabuk, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tau mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?

VII. Demikianlah segala perbuatanmu harus saudara lakukan dengan baik sesuai dengan yang diaturkan oleh pemimpinmu. Hendaklah saudara sepakat dengan sesama Pendeta. Di dalam kepatuhan kepada Allah, jangan berfikir sendiri-sendiri dan berselisih paham, serta saling memfitnah, agar saudara memperoleh seperti apa yang didoakan Tuhan Yesus kepada BapaNya : "Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan, Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang mengutus Aku".

Poda Taringot tu Parjamita ina (Bibelvrow)



 Foto By Thomson Martua Parulian Sinaga, Naskah : Agenda HKBP




1. Dongan ni Pandita do hamu manogunogu jala mamatamatahon ruas ni Huria na masuk tu Huria Kristen Batak Protestant. Hamu do dongan ni Pandita laho manjamitahon Hata hangoluan na tarsurat di Padan na Robi dohot di Padan na Imbaru di tongatonga ni Huria sipasahaton tu hamu be.

2. Ala Parjamita di Huria hamu bahenonmuna ma nasa gogomuna marmahani birubiru ni Tuhanta, i ma angka ruas ni Huria na balga nang na metmet, na poso dohot na matua, na marsahit dohot na hisar, na jengkel dohot na burju. Apulanmuna ma angka na marsak, tungkolanmuna angka na mabalu dohot angka na tading maetek.

3. Laos songon i apoanmuna halak sipelebegu dohot angka parugamo na asing pe na manimbil sian Hata ni Debata dohot sian HuriaNa, asa dohot nasida marsaulihon na pinatupa ni Tuhan Jesus, ojahan ni haporseaonta i.

4. Ala Parjamita ina hamu di Huria Kristen Batak Protestant, tumangkas pasahaton tu hamu panghobasion di tongatonga ni angka Ina, Namarbaju dohot angka Dakdanak.

5. Angkup ni parbinotoan di Hata ni Debata, siajarhonon jala sipodahononmuna tu nasida, siradotanmuna do panghobasion na ampit tu nasida.

6. Asa saut angka na nidok ondeng ingkon marparange na denggan ma hamu di jolo ni Debata nang di jolo ni jolma. Tau tiruan ma hamu di angka na pinasahat ni Debata tu hamu. Sandok hata naung pinasahat tu hamu, radoti hamu ma sian nasa rohamuna hombar tu Hata ni Debata na mamolin i.


Bahasa Indonesia :

Nasihat Mengenai Tugas Pelayanan Penginjil Wanita (Biblevroow)
1.  Saudara adalah teman sekerja Pendeta untuk membimbing dan mengamati anggota Jemaat yang ada di dalam Huria Kristen Batak Protestan. Saudara adalah teman sekerja dari Pendeta untuk memberitakan Firman Allah yang tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, di tengah Jemaat yang dipercayakan kepada saudara.

2. Karena saudara adalah Penginjil di dalam Jemaat, saudara harus berusaha sekuat tenagamu menggembalakan domba-domba Tuhan, yaitu para anggota Jemaat yang telah dewasa ataupun anak-anak, orang muda dan orang tua, yang sakit dan yang sehat yang jahat dan yang baik. Hiburlah hati orang-orang yang berduka, teguhkanlah para janda dan yang yatim piatu.

3. Selain itu saudara harus membimbing penyembah berhala, juga pemeluk agama-agama lain yang menyimpang dari Firman Allah dan dari Jemaatnya, supaya mereka memperoleh bagian dalam Karya Penyelamatan Tuhan Yesus dasar kepercayaan itu.

4. Karena saudara adalah penginjil Wanita di dalam Huria Kristen Batak Protestan, maka secara khusus diserahkan kepadamu tugas pelayanan di tengah kaum wanita, pemudi dan anak-anak.
Selain pengetahuan akan Firman Allah yang akan kamu ajarkan dan nasihatkan kepada mereka, saudara harus memelihara dan mengembangkan pelayanan yang sesuai dengan mereka.

5. Agar semua yang diuraikan tadi dapat terlaksana, milikilah cara hidup yang baik di hadapan Allah dan di hadapan Jemaat. Hendaklah saudara menjadi teladan bagi mereka yang dipercayakan Allah kepadamu. Segala nasihat yang telah disampaikan kepadamu camkanlah dengan segenap hatimu sesuai dengan Firman Allah yang benar.