Wednesday, 23 April 2025

Efesus 4:3-6

 

Efesus 4:3-6

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Efesus 4:3-6

Menjadi suatu hal yang sangat penting ketika berbicara tentang kesatuan. Persatuan adalah kekuatan sementara perpisahan atau perceraian adalah kelemahannya. Namun yang menarik adalah kesatuan orang percaya bukan dilakukan dengan kekuatan usaha manusia namun semata karena karya Kristus di kayu salib. Itu sebab Paulus mengingatkan bahwa perbedaan karunia tidaklah harus menjadi penyebab kerenggangan atau keterpisahan namun kuasa Roh yang telah memberikan karunia itu justru harus menjadi kekuatan yang menyatukan. Memang jebakan yang paling mudah adalah ketika berbeda kita merasa perlu untuk memisahkan diri. Namun menarik bahwa Paulus mengingatkan jemaat agar mereka berusaha dengan sungguh untuk memelihara kesatuan Roh dalam suatu ikatan damai sejahtera. Karena itu, apa yang menjadi kebanggaan di dalam Jemaat Tuhan? Yaitu ketika mereka bisa bersatu padu saling melengkapi, saling membangun dan memelihara kesatuan sebagai orang percaya. Tentu hal ini bukan hanya sekedar tentang kenyamanan dan kenikmatan hidup tetapi ini menyangkut damai sejahtera sebagai orang percaya yang terikat dalam satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan dan satu Allah. Yang di dalam semuanya kita hanya memiliki satu tujuan dan semangat yaitu memuliakan Dia.

Itu sebab kalau semuanya itu satu maka apakah yang harus memisahkan kita sebagai orang percaya? Memang lagi-lagi harus diakui seringkali keakuan dan kedagingan kita merasa bahwa kitalah yang paling hebat dan benar. Sehingga tidak heran kalau kemudian muncul perpecahan dalam gereja bahkan perpecahan gereja. Sebagai ilustrasi, saya teringat dengan apa yang dikatakan oleh seorang Pemimpin Gereja , ia bingung karena banyaknya aliran gereja. Suatu hari ia bermimpi dan dalam mimpinya itu ia dibawa ke pintu gerbang neraka. Di sana ada seorang malaikat yang menjaga, dan ia lalu bertanya: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. Pemimpin Greja itu bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Lutheran? Protestan? Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Banyak’. Apa ada orang Kharismatik “ Banyak Akhirnya  Pemimpin Gereja itu juga bertanya: ‘Apakah ada orang HKBP, GKPI Metodis, GKPA, GPDI, HKI GKII Dan lan sebaganya ?’. Malaikat menjawab: ‘Juga banyak’.

Lalu Pemmpiin Greja dibawa ke pintu gerbang surga. Di sana ada malaikat lain yang menjaga, dan ia bertanya kepada malaikat itu: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. Pemimpin Greja itu bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Lutheran? Protestan? Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘tidak ada’. Apa ada orang Kharismatik “ tidak ada Akhirnya  Pemimpin Gereja itu juga bertanya: ‘Apakah ada orang HKBP, GKPI Metodis, GKPA, GPDI, HKI GKII Dan lan sebaganya ?’. Malaikat menjawab: ‘Juga tidak ada Akhirnya Dengan bingung dan putus Pemmpin Greja itu bertanya: ‘Kalau begitu siapa yang ada di dalam sana?’ Malaikat menjawab: ‘Orang yang percaya kepada Yesus’.

Kata kuncinya adalah percaya kepada Yesuslah yang menjadi alasan untuk kita dapat saling memelihara kesatuan. Bukan organisasi gerejanya apa tetapi apakah gereja itu berjalan seturut dengan kehendak Tuhan atau tidak. Apakah firman Tuhan sebagai pegangan dan petunjuk hidup mereka atau tidak. Apakah Yesus sebagai Tuhan mereka atau tidak. Jadi tak perlu meributkan hal-hal yang tidak prinsip. 

 

 Gereja dipanggil untuk membawa damai bagi dunia ini. Namun sangat disayangkan banyak sekali konflik terjadi di gereja-gereja. Bahkan tidak sedikit konflik itu berujung pada perpecahan. Kondisi gereja yang kacau seperti inilah yang pernah di kuatirkan oleh Paulus terjadi dalam jemaat yang dilayaninya. Salah satu gereja yang mempunyai potensi timbulnya perpecahan adalah gereja di Efesus. Memang dalam surat Efesus ini tidak terlihat indikasi adanya perpecah- an. Tetapi dalam perkembanganya konflik ini muncul. Hal ini dapat kita lihat surat Tuhan Yesus yang ditulis oleh Yohanes untuk jemaat di Efesus dalam kitab Wahyu (Lihat Wahyu 2:1-7)

Kesatuan Roh selain menghasilkan kekuatan yang yang luar biasa, hal itu juga akan bisa menghasilkan keindahan yang luar biasa. Rasul Paulus mengatakan dalam ayat 16 bahwa anggota tubuh yang terikat dalam kesatuan itu akan “tersusun rapi”. Sesuatu tersusun rapi itu akan tampak indah. Keindahan inilah yang menjadi daya tarik jemaat mula-mula, sehingga orang-orang yang ada di sekitar mereka menjadi tertarik untuk bergabung dengan mereka(Kisah Rasul 2:47).Keindahan dari kesatuan umat itu juga di akui oleh pemazmur (lihat Mazmur 133:1). De-ngan kesatuan Roh maka Yang besar menopang yang kecil sehingga bisa berdiri bersama. Yang kecilpun ternyata bisa mempunyai peranan yang besar dalam menjaga keseimbangan.

Gereja harus berpusat pada Kristus, apapun pekerjaan Anda, berpusat pada Kristus adalah kehidupan sejati. Yang benar-benar menikmati kasih karunia dan melihat betapa besarnya kasih Allah di dalam Kristus dan ini cukup untuk kepuasan yang dicari semua umat manusia di dalam jiwa yang terisi penuh oleh kehidupan kekal  dari Allah sendiri.

Kesatuan hati dan visi, tertuju pada cinta yang sama. Pada Pribadi yang sama yang menyatakan bahwa kami adalah pendosa besar. Sehingga setiap pertemuan di mana pun itu. Yang kami temukan adalah Kristus di pusat kehidupan kami. Hal ini sangat menggairahkan hidup, mempertanyakan diri, dan melihat bagaimana Allah bekerja menuntun karakter kami untuk semakin serupa dengan Yesus saja.

Rancangan untuk bersama melihat rencana Allah dalam kehidupan dan keahlian yang Ia berikan untuk kami sehingga kami dapat bekerja untuk kemajuan pemberitaan cahaya Indah dari sorga. Roti kehidupan yang memuaskan dan Air kehidupan yang mengalir dari hati yang dikuduskan.

Tidak ada yang  lebih penting untuk dipikirkan di mana dua tiga orang berkumpul selain membicarakan tentang kemajuan visi Allah di dalam Kristus. Yesus dikabarkan, Yesus menjadi model, apa yang Yesus kerjakan itulah yang harus kami kerjakan dan kami terus gumulkan.

Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku.” (Yoh. 17:21-23). Amin

 

No comments:

Post a Comment