Friday, 27 March 2015

SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU JUMAT 27 MARET 2015 1 SAMUEL 4:13-17



SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU

JUMAT 27 MARET 2015        1 SAMUEL 4:13-17



1. Tabut Perjanjian merupakan salah satu dari cara yang dipakai Tuhan menuntun umat-Nya untuk meyakinkan mereka bahwa Tuhan ada ditengah-tengah mereka (Keluaran 25:8), sekalipun Israel merupakan satu umat yang tegar tengkuk hatinya.Seiring pergantian pemimpin umat Israel, tabut perjanjian memiliki sejarah panjang dalam masa pemimpinan Musa, Yosua, Imam Eli , dan Daud yang menjaga tabut. Yang menjadi fokus ialah ketika pada masa Eli, suatu peristiwa terjadi yaitu tabut dirampas oleh bangsa Israel, seketika ia mendengar berita tersebut ia langsung mati (1 Samuel 4:18). Disini dapat dilihat bahwa setiap pemimpin umat Israel mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan mempertahankan tabut dari apapun juga. TABUT ALLAH  IDENTIK DENGAN KEHADIRAN TUHAN. tabut perjanjian yang merupakan lambang atau simbol kehadiran, keberadaan Allah tidak dapat sembarangan ditempatkan dan digunakan.
2. Dirampasnya tabut perjanjian. Pada gelombang pertama peperangan di Afek, 4.000 pasukan lsrael mati. Waktu itu para tua-tua lsrael berkata "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini?" (1Sam 4:3-4). Kata 'mengapa' di sini menunjukkan bahwa mereka menganggap penyebab kekalahan mereka adalah Tuhan, padahal perang ada di tangan Tuhan [1Sam 17:48]. Kesimpulan mereka adalah kekalahan mereka adalah karena tidak disertai tabut hukum (1Sam 4:3-4).
3. Sebenarnya penyebab kekalahan perang adalah karena dosa dan kejahatan mereka. Seperti itu, alasannya orang-orang kudus gagal baik dalam hal-hal dunia maupun rohani itu karena perbuatan dosa kita. Dalam penaklukan kota Ai, lsrael dikalahkan karena perbuatan dosa Akhan. Di 1 Samuel 4:3, kata 'kita' muncul sebanyak 5 kali. Jadi tokoh utama dalam peperangan adalah kita. Sedangkan kata 'Tuhan' hanya muncul 2 kali. Tingkatan iman mereka hanya sebatas menggunakan Allah untuk memenuhi hawa nafsu  tanpa menyambut Allah di hati mereka. Hasil dari perang kedua dengan membawa tabut Allah adalah 30 ribu orang mati (1Sam 4:10). Peristiwa ini menunjukkan terpisahnya iman dari kehidupan mereka.
4. Mereka menganggap tabut hukum sebagai jimat. Tabut perjanjian sebenarnya hanyalah simbol dari hadirat Allah, bukan wujud aslinya. Allah adalah Roh, la adalah Sosok yang tidak kelihatan. Sambil umat lsrael beribadah kepada Allah lewat tabut hukum, mereka diperkenankan untuk menyambut Yesus yang adalah tabut hukum rohaniah yang kekal di kemudian hari. Namun saat itu umat lsrael lebih bersandar kepada tabut hukum yang hanya merupakan simbol hadirat Allah. Dulu, ketika umat lsrael kalah menaklukkan kota Ai, waktu itu mereka bersujud di hadapan tabut Allah dan bertobat sampai senja (Yos 7:6b).
5. Tapi dalam perang Afek, iman mereka adalah iman asal memiliki tabut hukum pasti menang. lman mereka iman yang percaya mitos. Kita pun, setelah lama menjalani kehidupan beriman, ada saat-saat dimana kita bisa seperti demikian. Kita harus tahu bahwa penyebab kekalahan bukanlah dari luar, tapi ada pada diri kita sendiri. Saat tabut hukum dirampas, istri Pinehas yang sedang bersalin menamai anak lelakinya lkabot yang berarti kemuliaan Allah lsrael telah lenyap (1sam 4:17-22). Karena lsrael dikalahkan oleh Filistin dan tabut hukum direbut, seluruh lsrael diliputi dengan kegelapan.
6. Kasus keluarga Eli memberikan pelajaran berharga bagi kita, anak-anak Tuhan sekarang.
Pertama, kita jangan menyia-nyiakan panggilan yang telah dinyatakan Tuhan kepada kita. Eli telah menyia-nyiakan panggilan itu. Padahal, seyogianya Tuhan memakai ia dan keturunannya selama-lamanya. Namun, hal itu terpaksa dibatalkan Tuhan akibat sikap Eli yang tidak menghormati panggilan-Nya (1 Samuel 2:27, 28, 30) Memang kita, sebagai anak-anak Tuhan, tidak akan pernah dimurkai Tuhan lagi karena murka-Nya telah ditimpakan kepada Yesus di atas kayu salib. Namun, pada prinsipnya, Allah tidak menghargai orang-orang yang menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan-Nya. Jika seseorang menyia-nyiakan panggilan yang berharga itu, Tuhan bisa mengalihkannya kepada orang lain.
 7. Kedua, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus lebih mengutamakan suara Tuhan daripada melakukan apa saja. Dengan kata lain, kita semestinya bertindak jika Tuhan menghendaki kita bertindak. Jika tidak, jangan. Eli telah berbuat kesalahan besar dengan menempatkan para perempuan di depan Kemah. Tujuan Eli secara manusia kelihatannya baik. Namun, karena bukan Tuhan yang menyuruh atau karena perbuatan itu tidak dikehendaki Tuhan, akibatnya justru mencelakakan anak-anak Eli sendiri dan umat Israel. Tidak selalu apa yang baik menurut pemikiran manusia, baik menurut Allah. Oleh sebab itu, yang terpenting dalam hidup kekristenan bukan berbuat ini atau itu, melainkan mendengarkan suara-Nya lebih dahulu. Perbuatan akan menjadi berarti jika hal itu sesuai dengan kehendak Tuhan.
8. Bagaimana caranya agar sukses mendengar suara Tuhan? Cara yang paling utama adalah melalui proses pelatihan indra rohani. Pelatihan itu dilakukan secara terus-menerus, hari demi hari, minggu demi" minggu, tahun demi tahun, hingga Tuhan datang. Dengan kata lain, pelatihan itu berlangsung seumur hidup. Apa yang kita lakukan untuk melatih indra rohani itu? Yang terutama adalah membaca Alkitab secara rutin di bawah pimpinan Roh Allah sambil tekun berdoa. Membaca di bawah pimpinan Roh Allah berarti kita siap dikoreksi Roh Allah melalui firman yang kita baca.
 9. Ketiga, kalau Tuhan menegur kita karena dosa atau kebodohan kita, sebaiknya kita langsung berbalik dari dosa atau kebodohan itu. Jika tidak, teguran-teguran selanjutnya akan semakin terabaikan. Akibatnya, hati nurani akan tumpul atau mati.
10. KESIMPULAN Jadi jelas bahwa Allah tidak mungkin kalah / kehilangan kemuliaan. Ia hanya bekerja melalui ‘kekalahan / kehilangan kemuliaan’ itu untuk menuju pada kemenangan / kemuliaan (ini seperti salib, yang kelihatannya adalah suatu kekalahan, tetapi sebetulnya merupakan kemenangan!). Jadilah Anak anak Tuhan yang Berbakti pada Tuhan , Supaya kita terberkati
Segala sesuatu yang dilakukan dengan melanggar prosedur demi kepentingan atau keuntungan diri sendiri akan berakhir dengan kenistaan yang besar!
Dosa penyalahgunaan kekuasaan adalah dosa yang paling sering dilakukan oleh para pemimpin.  Hati-hati
Kita harus tegas terhadap dosa, jangan menjadi orang-orang yang munafik seperti anak-anak imam Eli yang gagal mengerjakan panggilan Tuhan!

Monday, 23 March 2015

Refleksi Khotbah Mazmur 69:1-20



SEMON EPISTEL MAZMUR 69:1-20 TU MINGGU 29 MARET 2015

A.PATUJOLO
Psalmen 69 on ima ragam ni parungkilon/hamaolon nabinolus ni si Daud di pardalanan ni ngoluna, digambarhon ibana na lonong tu bagasan gambo lisop (lumpur hidup) na so adong be haluaon ay2-3. Jika dia semakin berusaha untuk bergerak dan keluar maka ia akan semakin masuk lebih dalam dan tentunya akan tenggelam. Aru-aruna sampe mahiang ala jou-jou dohot soara na gogo, alai so ada pangurupion
ay.4
Demikianlah dikisahkan dalam Kitab Mazmur 69, Pemazmur mengalami penderitaan yang luar biasa, ia bergumul dengan apa yang dirasakannya. Ia dibenci tanpa alasan, ia dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak dirampasnya, ia harus menanggung banyak celaan, bahkan dijauhi keluarganya. Di tengah-tengah keluhannya kepada Allah, ia juga menyadari kesalahannya. Dan karena itu ia memohon belas kasihan Allah, kiranya pertolongan yang dari Allah menjadi bagian dalam hidupnya. Tu Debata didok: Ho do umboto taringot tu haootoonki (ia mengaku pernah bertindak bodoh ay6). Maka ia memohon belas kasih Tuhan agar dampak kesalahannya tidak menimpa umat Tuhan.
B.APLIKASI
1.Sude do jolma mengalami parungkilon di bagasan ngolu na, alai tapangke ma parungkilon/sitaonon i laho manjalo asi ni roha ni Debata. Sandok marlas ni roha mangkirim, marbenget ni roha di haporsuhon,jugul martangiang (Rom 12.12)
2.Tahangoluon ma lapatan ni passion (sitaonon ni Tuhan i), atik pe manaon jala mate di hau pinorsilang, alai hehe do ibana muse di ari patoluhon. Ido pangkirimon ni halak Kristen. Dan oleh kematianNya, kuasa Allah dinyatakan dengan kebangkitan Yesus yang mengalahkan kuasa maut dan dosa. Sehingga kita sekarang hidup di bawah kasih karunia Allah, yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekalipun mengalami berbagai pencobaan, pergumulan bahkan penderitaan hidup. Kita mungkin akan menangis karena kita terus memperjuangkan iman kita, di tengah berbagai cobaan dan godaan dunia ini.

3.Kita mungkin akan dihina dan dicerca bahkan dijauhi, karena iman kepada Yesus Kristus. Namun kita percaya, Allah sanggup menolong kita dan menyelamatkan kita. Sehingga jika kita menderita bersama-sama dengan Kristus, kita pasti dimenangkan. Kemenangan yang sungguh sempurna disediakan Allah bagi semua umat kepunyaanNya. Asal kita selalu taat dan setia. Jangan biarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Apapun yang kita hadapi, sesulit apapun kenyataan yang ada di hadapan kita, berpegang dan berharaplah hanya kepada Tuhan Yesus.
4.Pada kondisi apapun, jadikanlah Allah tumpuan dan tiang utama, termasuk dalam penderitaan sekalipun, Sebab penderitaan bisa menjadi jalan Tuhan untuk menunjukkan kasih setianya, maka marilah kita hidup dalam kesetiaan, sebab Dia Allah Yang Setia menopang hidup kita dalam kondisi apapun jua.

5.Tuhan akan senantiasa berada dekat dengan kehidupan kita, oleh karenanya tiada yang tersembunyi dari hadapannya termasuk doa dan permohonan kita pasti didengarkan olehNya. Tetapi biarkanlah kehendak Allah jadi dalam hidup kita, sebab kehendaknya akan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita.

6.Sikap merendahkan diri mencerminkan iman yang senantiasa memuji dan mengakui bahwa Allah berada ditempat yang maha tinggi. Marilah merendahkan diri dihadapan Allah dengan mengakui kekurangan dan keberdosaan kita agar kiranya Dia mengampuni kita.
7.Allah adalah pengharapan yang pertama dan terutama, sebab Tuhan Allah itu Yang Mahakuasa. Jika penderitaan menimpa kehidupan kita atau masalah datang menyerang kita, sampaikanlah kepada Tuhan dengan iman yang sabar teguh, percayalah Tuhan itu mampu mengalahkan dan memenangkan kita dari permasalahan apapun yang kita hadapi, sekali lagi ingatlah satu hal “biarkan kehendakNya yang jadi” sebab atas kehendakNya-lah berkat dan kasihNya akan dicurahkan, bukan atas kehendak manusia.
8.Jadilah Pemenang oleh Allah, bukan oleh manusia, sebab siapa yang dimenangkan oleh Allah adalah pemenang yang sejati, teguh dan tahan uji.

9.Sesuai dengan nama Minggu: Palmarum (Maremare) adalah tanda sukacita. Sukacita itu ialah sambutan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Raja Damai, Mesias Juruselamat Dunia. Sambutan pengakuan Hosiana yang penuh sukacita itu tentunya tidak hanya di mulut saja, dan tidak karena ikut ikutan saja, sungguh murni dari hati yang tulus dan konsisten sepanjang hayat kita orang yang sudah menerima tanda Baptisan Kudus sebagai pengikut Kristus. Jangan seperti mereka nantinya, yang pada hari ini mereka mengelu-elukan Yesus dan mengagungkan Nama Allah, tetapi keesokan harinya mereka berteriak menuntut menyalibkan Tuhan Yesus. Menjadi pertanyaan bagi kita semuanya. Adakah diantara kita saling menyalibkan saudara/i kita oleh karena ketidak kesepahaman kita?

Mohon penyelamatan Tuhan Seorang penafsir mencoba menvisualisasikan ayat 2-3 ini dalam situasi yang nyata, yaitu seorang yang dibuang ke sumur kering (bandingkan pengalaman Yeremia di Yer. 38:6). Ketika hujan turun dengan deras, air mulai memenuhi sumur tersebut. Tahanan itu berseru minta diangkat keluar dari sumur itu karena air sudah mencapai lehernya. Namun, sampai habis suara dan tenaga, pertolongan tak kunjung datang (4). Tentu gambaran pemazmur di sini merupakan kiasan semata. Pemazmur bergumul dengan tuduhan palsu. Ia dituduh telah merampas sesuatu, dan kemudian dipaksa untuk mengembalikan barang yang sebenarnya tak pernah ia rampas. Terhadap para musuhnya, pemazmur mengaku tidak bersalah. Namun, kepada Tuhan ia mengaku pernah bertindak bodoh (6). Maka ia memohon belas kasih Tuhan agar dampak kesalahannya tidak menimpa umat Tuhan.
Di sisi lain, pemazmur merasa apa yang menimpa dirinya adalah karena ketekunannya melayani Tuhan (8-13). Oleh karena itu, ia berani berharap kepada Tuhan untuk melepaskannya dari tekanan musuh. Kembali pemazmur menggunakan ilustrasi yang serupa dengan yang di permulaan (15-16).
Sampai di sini, mazmur ini menunjukkan tipikal sebuah mazmur keluhan. Pemazmur menyampaikan keluhannya dengan harapan Tuhan akan menjawab dan menyelamatkannya dari ancaman kebinasaan. Mazmur seperti ini mengajar kita tentang bagaimana menghadapi musuh yang memfitnah bahkan hendak membinasakan kita padahal kita sedang melayani Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang peduli dan yang akan bertindak pada waktu-Nya untuk menolong kita. Walaupun kita sudah merasa di ambang pintu kehancuran, jangan sampai kita melepaskan iman kita. Percayalah pada waktu-Nya, Ia akan menolong. Ingat juga bahwa nama-Nya pun dipertaruhkan bila umat-Nya dipermalukan.

Setiap manusia menambahkan kehidupan yang berbahagia, jauh dari berbagai pergumulan dan penderitaan hidup. Akan tetapi, kenyataan membuktikan, bahwa hidup yang kita jalani adalah suatu perjalan kehidpuan akan selalu diperhadapkan dengan berbagai penderitaan. Bahkan dalam perjalanan kehidupan sebagai orang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus.
Kita akan terus berjuang untuk hidup sebagaimana yang diinginkan oleh Allah. Dan perjuangan itu, tidak sedikit tantangan, pergumulan bahkan penderitaan yang kita hadapi dan alami.
Akan tetapi, inilah bagian kehidupan yang harus kita jalani di dalam kesetiaan hanya kepada Allah yang hidup, bahwa kita terpanggil untuk terus berjuang mempertahankan kehidupan beriman yang sungguh kepada Allah.
demikianlah yang dikisahkan dalam Kitab Mazmur 69, Pemazmur mengalami penderitaan yang luar biasa, ia bergumul dengan apa yang dirasakannya. Ia dibenci tanpa alasan, ia dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak dirampasnya, ia harus menanggung banyak celaan, bahkan dijauhi keluarganya.
Di tengah-tengah keluhannya kepada Allah, ia juga menyadari kesalahannya. Dan karena itu ia memohon belas kasihan Allah, kiranya pertolongan yang dari Allah menjadi bagian dalam hidupnya.
Sedikitpun Pemazmur tidak menyalahkan Allah, namun ia percaya bahwa apa yang dialaminya, segala penderitaannya pasti diperhatikan Allah dan Allah sanggup melepaskannya.
Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus, adalah Allah yang sangat mengasihi kita. Karena kasihNya yang begitu besar, sehingga oleh kerelaanNya, Yesus Kristus menlajalin sengsara, menderita dan mati. Dan oleh kematianNya, kuasa Allah dinyatakan dengan kebangkitan Yesus yang mengalahkan kuasa maut dan dosa. Sehingga kita sekarang hidup di bawah kasih karunia Allah, yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekalipun mengalami berebagai pencobaan, pergumulan bahkan penderitaan hidup.
Kita mungkin akan menangis karena kita terus memperjuangkan iman kita, di tengah berbagai cobaan dan godaan dunia ini. Kita mungkin juga akan dihina dan dicerca bahkan dijauhi, karena iman kepada Yesus Kristus. Namun kita percaya, Allah sanggup menolong kita dan menyelamtkan kita. Sehingga jika kita menderita bersama-sama dengan Kristus, kita pasti akan dimenangkan juga bersama-sama dengan dia.
Kemenangan yang sungguh sempurna disediakan Allah bagi semua umat kepunyaanNya. Sejauh kita ada dalam ketaatan dan kesetiaan. Terus berjuang dan berkorban di dalam ketulusan dan kejujuran. Jangan biarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Apapun yang kita hadapi, sesulit apapun kenyataan yang ada di hadapan kita, berpegang dan berharaplah hanya kepada Tuhan Yesus. Amen.
  OLEH ; Vic Pdt RJ Lagurue-Maramis MTh St P Simanjuntak, BS

Friday, 13 March 2015

Jangan Takut Dan Tawar Hati Yosua 1:7-9



SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU
YOSUA  1:7-9
JANGAN TAKUT DAN TAWAR HATI



Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Hal pertama yang Tuhan perintahkan kepada Yosua sebelum menguasai Kanaan adalah kuasai hati terlebih dahulu. Tuhan memberikan perintah kepada Yosua: kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu. Apakah arti dari kuatkanlah hatimu? Kuatkanlah hati sinonim dengan berani, tidak takut, yakin.
Pertama, Kusailah hatimu.
Perintah untuk menguatkan hati datang kepada Yosua, karena saat itu Yosua sedang kecut, takut, gentar. Kalimat, kuatkan dan teguhkanlah hatimu diulang sebanyak 3 kali dalam Yosua pasal 1. Di dalam Yos 1:6, dikatakan: kuatkan dan teguhkanlah hatimu. di ayat 7, kembali diulangi, hanya kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh Sunguh, dan kalimat ini diualng lagi di ayat 9, Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Kalimat -kalimat itu diualangg sampai 3 kali, menggambarkan bahwa Yosua sangat gentar. dia takut, karena Tuhan menunjuk dia untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel. Yosua bukanlah Seorang yang penakut. Dia adalah seorang yang berani. Dialah yang memimpin bangsa Israel melawan dan menaklukkan orang Amalek. Dia juga yang menjadi salah seorang pengintai dari 12 orang pengintai dan dia memberikan laporan yang baik dan menguatkan hati. Tetapi ketika dia harus menyandang tugas menjadi pengganti nabi Musa memimpin bangsa Israel, hatinya kecut dan tawar hatI DAN Tuhan memerintahkan Jangan takut teguhkanlah hatimu dan Yosua memahaminya dan menguasai hatinya supaya tidak takut
Kedua : Jangan Takut dan Tawar Hati
Ketakutan tiap orang itu berbeda-beda. Kalau Yosua takut menjadi pengganti Musa memimpin bangsa Israel, ketakutan Anak Sekolah Minggu  mungkin berbeda lagi. Setiap orang dalam dunia ini berada dalam ketakutan. seorang anak sekolah minggu  mungkin takut tidur sendirian. Mereka selalu minta, agar mama menemani nya. Tetapi mama biasanya mengatakan: mama mau menemani papa. anak mungkin berpikir, koq, papanya juga penakut sampai mesti ditemani. Namun ternyata bukan hanya anak yang bisa takut, orang tua pun tidak luput dari ketakutan. Orang tua bukan takut dengan kegelapan, bukan takut dengan hantu, tetapi takut dengan penagih hutang, takut dengan penyakit, takut dengan kematian dna berbagai jenis ketakutan yang lebih menakutkan dari gelapnya malam.  Maka dari itu anak sekolah Minggu tidak boleh Taku dan tawar hati  sebab ada Tuhan yang menguatkan kita .
Ketiga Taatilah Frman Tuhan/dan Renungkan
Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca, dihapal, tetapi untuk dilakukan tanpa tawar menawar dengan Tuhan. Apapun kondisi sdr, apapun resikonya, kalau sdr ingin diberkati oleh Tuhan, taatilah firman Tuhan. Jangan melanggar apa yang dilarang dan lakukan apa yang diperintahkan. Kalau Tuhan mengatakan: percayala kepadaKu, percayalah. Hiduplah sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci.Jadi Meditasi ( Perenungan )  adalah mempelajari sebuah bagian dari Kitab Suci, menghafalnya, membawanya dalam doa dan berusaha melakukannya sepanjang hari. Meditasi itu mulai dari membaca, memikirkan, menyimpan dalam hati dan menerapkannya sepanjang hari. Itulah sebabnya Tuhan memberikan perintah untuk merenungkan Taurat siang dan malam. Jadi firman Tuhan itu dibawa ke dalam hidup kita. Kitab Taurat nya Yosua bukan hanya untuk disimpan dalam kemah suci, melainkan dibaca, direnungkan, dibawa dalam kehidupannya, dengan cara membicarakannya dan melakukannya. Hal ini sama dengan yang diperintahkan oleh Tuhan kepada bangsa Israel dalam Ul 6:7-9 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (8) Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, (9) dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Hal ini sama seperti sapi yang setelah makan rumput di pagi hari, kemudian dia duduk dan menguyahnya berulang-ulang, menyerap setiap gizi dari rumput. Meditasis seperti itu. Setelah membacanya pagi hari, firman Tuhan kemudian dibawa ke dalam aktivitas, dikunyah, diaplikasikan, direnungkan bagian demi bagian, dibicarakan. Firman itu akan mennuntun kita sepanjang hari.
7  pesan Tuhan kepada Yosua dan Anak Sekolah Minggu
Aplikasi
Kita harus membuang Pikiran-pikiran negatif,  Seperti suka Menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-ragu, rendah diri, sombong ,egois, minder, kuatir, berkata-kata kotor, cemburu, patah hati, takut, berpikir Negatif , dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis, takut gagal, resah, takut memulai, cuek, acuh, pasif, cemas, suka terlambat,dapat merusak bukan hanya karakter kita, tetapi juga pekerjaan  Pikiran-pikiran negatif itu akan dibawa ke dalam tindakan dan pekerjaan ke sekolah, di rumah dan dimanapun kita berada
Kalau kita berdoa dan taat, maka firman Tuhan mengatakan: perjalanamu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Friday, 6 March 2015

Inilah Aku Utuslah Aku Sermon Guru Sekolah Minggu HKBP Wahidin Baru



SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU
Yesaya 6:8-10
Inilah aku Utuslah aku



1.      Yesaya artinya : Keselamata yang Dari Allah , Allah Menyelamatkan( PenyelamatanYahweh) banyak cara untuk memanggil seseorang untuk menjadi pegawai/karyawan  resmi sebuah perusahaan atau juga di pemerintahan. Misalnya, melalui iklan penerimaan pegawai baru,  brosur yang dibagikan, atau juga melalui informasi dari teman. Diterima atau tidak bisa dalam bentuk panggilan langsung, panggilan via telepon, melalui papan pengumuman atau juga via surat.Setelah diterima, tidak langsung menjadi pegawai/karyawan tetap. Dia harus mengikuti masa training atau pelatihan dulu berhubungan dengan skill, integritas dan juga loyalitas dalam tugas yang diberikan. Setelah semuanya dijalani baru dia diterima secara resmi. Bagaimana juga dengan Imam, Nabi, Rasul, Raja yang dipanggil Tuhan menjadi “karyawan/pegawai-Nya” yang sering disebut hamba-Nya? Dalam Alkitab menceritakan banyak cara yang dipakai oleh Tuhan. Reaksi yang sangat positif akan panggilan Tuhan bisa kita lihat lewat sosok Yesaya.
2.      Ketika ia mendapat panggilan Tuhan, ia langsung menyatakan kesiapannya tanpa memikirkan keterbatasan kemampuannya sebagai seorang manusia biasa. “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” (Yesaya 6:8). Singkat dan tegas reaksinya. “Here am I, send me.” he said. Apakah Yesaya termasuk orang yang percaya diri berlebihan? Tentu tidak. Kita yakin Yesaya tahu betul sampai dimana batas kemampuannya sebagai manusia. Tetapi ia menyadari betul bahwa ia hanyalah seorang utusan, seorang pelayan, seorang hamba. Ia tidak perlu takut. Sebagai seorang hamba, bukankah ia memiliki “Tuan” dengan kuasa yang tidak terbatas? Jika “Tuan”nya yang menyuruh, bukankah itu artinya “Tuan”nya percaya ia mampu dan akan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan tugas? Ini sebuah sikap yang seharusnya segera muncul dalam diri kita ketika Tuhan memberi sebuah tugas atau panggilan. Bukan segera melihat kekurangan atau keterbatasan kemampuan kita, tetapi segera mengarahkan pandangan kepada Sang Pemberi tugas. Bukan mengeluh, tetapi sudah sepantasnya kita bersyukur karena kita dipilih Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang mulia.
3.      Bukan kemampuan kita yang penting, tetapi kemauan kita. Selebihnya biarkan Tuhan yang berkreasi diatas segalanya lewat diri kita.Kita manusia yang terbatas, itu benar. Tapi sesungguhnya Tuhan sudah menyediakan talenta-talenta khusus bagi kita masing-masing yang tentu saja bisa dipakai untuk kembali memuliakanNya dalam melakukan berbagai bentuk pelayanan  yang memberkati orang lain. Apakah para nabi pilihan Tuhan adalah orang-orang sempurna yang bisa segalanya? Justru sebaliknya, Tuhan lebih suka memakai orang-orang yang dianggap biasa-biasa saja atau malah tidak dianggap untuk menjadi duta-dutaNya ketimbang orang-orang yang hebat, kaya atau terkenal. Bukan mampu atau tidak yang penting, tapi mau atau tidak.

4.      Hari ini kita mau melihat bagaimana Yesaya dalam Panggilan Tuhan:
Meresponi Panggilan Tuhan: (Ayat 8) "Ini aku, utuslah aku!" Paulus juga menunjukan hal ini filipi 3:13-14 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Ini bukan sekedar jawaban kosong melainkan jawaban penyerahan diri sepenuhnya. Kita bisa melihat pada poin berikutnya dimana
5.      Yesaya Mengikuti kehendak Tuhan: Yesaya  6:9-10 "Pergilah, dan katakanlah kepada  bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! 10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh." 11 Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya Tuhan?" Lalu jawab-Nya: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. Yesaya berkhotbah mengenai hukuman dan pelepasan yaitu bila orang israel mengeraskan hatinya makan hukuman akan datang pada mereka namun bila mereka bertobat maka pengampunan dan keselamatan akan menjadi milik mereka “Keselamatan seperti apa yang Allah janjikan?
6.      Siapakah Aku Ini Tuhan?  Siapakah Guru Sekolah Minggu/Anak Sekolah Minggu HKBP Wahidin Baru?(Yohanes 15:14-17) 15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
7.       Tugas pelayanan Sebagai Guru Sekolah Minggu yang kita emban memang berat dan menguras energi, tenaga, pikiran bahkan materi. Kadang kala kita juga harus rela meninggalkan kepentingan pribadi dan keluarga demi pelayanan. Tetapi Yesus memberi satu jaminan bahwa Dia akan beserta dengan kita sekaligus memenuhi apa yang menjadi permintaan kita (ay. 16c). Tentu saja dengan catatan kita tetap patuh dan setia kepada perintah-Nya (ay. 14-15). Sekarang kembali kepada kita apakah masih terus bergumul dengan pertanyaan, Siapakah aku ini Tuhan? Atau justru sebaliknya kita kembali dari sermon ini dengan satu komitment seperti apa yang dikatakan Nabi Yesaya kepada Tuhan,
8.      “Inilah Aku, Utuslah Aku” (Yes. 6:8)? Lagu ini akan menginspirasi kita dalam Melayani  Kasih setiaMu yang kurasakan, Lebih tinggi dari langit biru, KebaikanMu yang tlah Kau nyatakan, Lebih dalam dari lautan, BerkatMu yang telah kuterima, Sempat membuatku terpesona, Apa yang tak pernah kupikirkan, Itu yang Kau sediakan bagiku. Reff..Siapakah aku ini Tuhan?, Jadi biji mataMu, Dengan apakah kubalas Tuhan ?, Selain puji dan sembah Kau.  
                YE-SA-YA : YESUS- SAYANG -SAYA