Instagram Dari Gunung Sinabung Untuk Ibu Negara Ani Susilo Bambang Yudhono
Yth.
Ibu Ani Yudhoyono, nama sahaya Vita Sinaga-Hutagalung, satu dari
puluhan ribu korban letusan Gunung Sinabung yang letaknya di Sumatera,
bukan di Jogjakarta atau Magelang.
Saya ingin sekali menuliskan
dan melukiskan Sinabung lewat jepreten tustel seperti Ibu Ani lewat
telegram, eh, Instagram. Atau melukiskan keindahan derita Sinabung
dengan mengabadikan jepretan kamera dan menampilkan di Instagram. Namun,
apa daya.
Kami para pengungsi tak memiliki apa-apa lagi.Ibu
Ani yang cantik jelita bulat mukanya, surat ini sahaya tuliskan
menjelang kedatangan Bapak Susilo Bambang Yudhonono - suami dan presiden
Ibu Ani ke Tanah Karo.
Saya dengar dan yakin Ibu Ani sangat
berperan menentukan kebijakan negara Indonesia, sama halnya para
koruptor yang selalu disetujui dan didukung oleh para isteri mereka.
Saya dengar dari wartawan yang selalu datang ke mari selama enam bulan
ini, bahwa Ibu Ani aktif sekali di dunia maya ya Ibu Ani.
Kata para wartawan Ibu Ani hobby sekali main Instagram, Twitter dan Facebook.
Ibu Ani yang cantik bulat menarik hati, katanya Ibu bahkan senang
sekali mengabadikan apapun. Bahkan bisa juga Ibu Ani ribet mengurus
Instagram dan main tustel.
Itu adalah aktivitas sangat positif sebagai Ibu Negara. Aktivitas Ibu Ani bermanfaat untuk bangsa dan negara Indonesia.
Di situlah kedekatan rakyat sampah jelata dengan para pejabat dan istri
pejabat tinggi yang menjulang ke langit ketujuh dapat terjembatani.
Ibu Ani, dengan aktivitas Ibu Ani di Istagram, maka kami sebagai korban Gunung Berapi Sinabung telah tertolong.
Dengan melihat kebahagiaan Ibu Ani, Anissa Pohan - yang menjuluki Ibu
Ani sebagai mertua terbaik di dunia dan akhirat, cucu-cucu yang cantik
dan gagah menarik, Ibas yang berenang dengan baju mau menyelam padahal
di kolam renang dangkal, lalu ke pantai dengan memakai batik resmi, itu
pertunjukan yang mampu memberikan kebahagiaan buat kami.
Ibu
Ani, kami para pengungsi tak membutuhkan apapun selain gambar-gambar di
Instagram. Kami tak butuh tanah pertanian yang telah rusak untuk
direhabilitasi.
Kami tak butuh makanan. Kami tak butuh obat-obatan.
Kami tak butuh selimut. Kami tak butuh pembalut wanita.
Kami tak butuh pakaian. Kami tak butuh tempat tinggal karena tempat
tinggal kami ya di 59 tempat pengungsian selama enam bulan ini.
Kami pun tak butuh apa-apa selain melihat dan menonton foto-foto kebahagiaan Ibu Ani sekeluarga melalui Instagram.
Instagram Ibu Ani adalah kebahagiaan kami.Ibu Ani yang cantik jelita
dengan muka bulat sempurna. Dari muka Ibu kami tahu Ibu adalah orang
paling baik di Bumi, Langit dan Surga nanti. Untuk itu, kami sebagai
warga negara merasa puas dan senang berbagi melihat kebahagiaan keluarga
Ibu Ani.
Sementara di pengungsian ini, kami selama enam bulan,
merasakan kurang makan, kurang tidur, kurang nyaman dan kurang
kebahagiaan - namun sekali lagi, melihat kebahagiaan keluarga Presiden
RI, kami sudah kenyang dan berbahagia. Sudah selayaknya sahaya dan
rakyat melayani pejabat dan orang besar serta penguasa. Maka, biarkanlah
kami di Tanah Karo dan Sinabung menikmati pengorbanan sebagai hamba
kepada penguasa.
Ibu Ani yang terhormat, bolehlah sahaya
pesankan kepada Ibu agar memberi tahu Bapak Presiden Republik Indonesia,
Susilo Bambang Yudhyono, suami Ibu yang besar badannya itu, untuk :
(1) jangan menetapkan bencana Sinabung sebagai bencana nasional, agar kami tak mendapatkan bantuan berskala nasional,
(2) jangan kami diberi bantuan apapun karena kami bangsa Indonesia dan
Batak akan pergi ke saudara-saudara kami untuk mencari kehidupan - itu
yang banyak diperhatikan bahwa bangsa Batak memiliki kekuatan sendiri,
(3) biarkan kami tetap di pengungsiaan selama-lamanya,
(4) jangan Ibu Ani hentikan kegiatan main tustel, kamera standard
professional seharga Rp 250 juta, untuk menampilkan foto-foto Ibu Ani,
Annisa Pohan - anak koruptor bernama Aulia Pohan - dan juga cucu-cucu
dan anak-anak tercinta, karena foto-foto Instagram Ibu Ani adalah
kebahagiaan bagi kami semua: warga pengungsi yang tak memiliki apa-apa
selain air mata.
Ibu Ani yang terhormat, demikian surat
Instagram kami. Karena kami tak tahu Istagram itu apa maka mohon maaf
yang sahaya tahu adalah telegram di kampung kami dulu.
Sahaya
pikir dengan menulis Instagram ini, yakni istagram tanpa foto karena tak
memiliki tustel, maka pesan yang sahaya sampaikan rasanya sampai. Kami
warga korban gunung berapi hanya membutuhkan gambar-gambar yang indah
hasil jepretan Ibu Ani di Instagram.
Kami di pengungisan sudah
puas dan bahagia meskipun kami sakit, kurang makan, kurang pakain, tak
memiliki tempat bekerja karena pertanian kami hancur, anak-anak
mahasiswa kami sebanyak 25,000 terancam tak bisa bayar uang kuliah dan
makan, namun itu semua tak penting. Yang penting kami menonton foto-foto
Instagram Ibu Ani sekeluarga yang berbahagia.
Itulah rentetan
nestapa duka derita sengsara kami selama enam bulan letusan Gunung
Sinabung paling dalam yang Ibu tak pernah pikirkan - sama dengan suamimu
dan para menteri yang sibuk nyaleg lagi.
Salam bahagia ala saya Ibu Ani Yudhoyono yang cantik jelita bulat sempurna.
Sumber : kompas.com
No comments:
Post a Comment