Saturday 18 January 2014

Lembut VS Keras Sebuah Ilustrasi

Kemenangan Si Air (2 Timotius 2:25 ; 1 Petrus 3:4)

Besi dan air bersahabat,tetapi suatu hari mereka sepakat untuk menguji kebiasaan masing-masing.Besi sangat yakin bahwa dia akan mengalahkan air,sedangkan air dengan rendah hati menerima tantangan sahabatnya itu.untuk pertandingan yang pertama,besi menantang air berlomba menembus gua yang tertutup oleh batu yang keras.siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka,maka ia adalah pemenangnya.Besi dan air pun mulai berlomba.besi mulai beraksi menunjukkan kekuatannya,ia menyerang bebatuan dengan membentur-benturkan dirinya,kerasnya benturan si besi membuat bebatuan runtuh sedikit demi sedikit,tetapi si besi mengalami luka-luka.sementara air melakukan tugasnya dengan lembut,ia menetes sedikt demi sedikit untuk melawan kekerasan bebatuan itu.ia mengikis bebatuan dengan kelembutannya sehingga bebatuan tidak menyadari perbuatan si air yang sedang bekerja membuat celah yang kecil supaya ia dapat lewat tanpa merusak.Air pun memenangkan pertandingan karena ia sampai di dalam tanpa terluka sedikit pun.
Pertandingan yang kedua,mereka sepakat untuk melalui berbagai celah sempit supaya bisa tiba di dasar gua. Si besi kembali membanggakan kekuatannya.Ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat.Si besi mulai berputar menembus celah-celah menuju dasar gua,tetapi batu yang ada cukup sulit untuk ditembusnya.semakin keras si besi berputar semakin hancur batu menuju dasar gua itu,tetapi si besi semakin terluka.Namun air dengan santai mengubah bentuknya mengikuti celah-celah yang ada.bentuknya yang bisa berubah memberinya keleluasaan untuk bergerak tanpa terluka.Si air pun tiba lebih awal di dasar gua dan memenangkan pertandingan yang kedua.
Pada pertandingan ketiga mereka harus bisa menyeberangi lembah yang terhampar cukup luas.Besi yang merasa kesulitan untuk mengatasi rintangan ini berkata kepada air,"Skor kita 2:0.Aku akan mengakui kehebatanmu jika kau dapat melalui rintangan yang terakhir ini dengan baik!"Air berpikir bahwa pertandingan ketiga ini juga terasa sangat sulit baginya tetapi kemudian ia membiarkan sang mentari membantunya menguap,kemudian ia menjadi awan.dengan bantuan angin,awan itu terbang ke seberang lembah,kemudian turun sebagai titik-titik hujan di seberang lembah.Kini air mendapat kemenangan secara penuh.
Seharusnya hidup kita menjadi seperti air,mampu menembus kehidupan yang keras dengan kelembutan,kelenturan dan bersedia berubah ketika dituntut untuk berubah.Jangan sampai kita melukai diri sendiri dan orang yang ada di sekitar kita ketika kita ingin mencapai apa yang kita inginkan.Kekerasan bukanlah jalan yang harus ditempuh orang percaya,karena itu malah akan menimbulkan satu masalah baru,hendaklah kita selalu ingat bahwa hati manusia lebih mudah diubah ketika disentuh dengan kasih yang lembut,bukan dengan kekerasan yang otoriter. . . .

No comments:

Post a Comment