SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDIN BARU
Kisah Para Rasul 9 : 36-43
Fungsikan
dan Lipatgandakan Talentamu
Banyak
orang merasa kurang/tidak memiliki talenta yang cukup untuk dapat berbuat
sesuatu/melayani Tuhan dan sesama. Sering kali mereka merasa kurang pandai
untuk melayani Tuhan/sesama, lalu membandingkan diri dengan orang lain,
sehingga sampai akhir hayat pun mereka tidak berbuat apa-apa untuk melayani
Tuhan dan sesama.
Kisah
Para Rasul 9:36-43 mengisahkan tentang bagaimana seorang murid perempuan
bernama Tabita di Yope telah menggunakan talentanya yang sederhana bagi sesama
sehingga berdampak luar biasa. Ia kerap menjahitkan baju bagi para janda [kaum
yang terabaikan]. Dari kisah ini, ada 2 hal penting yang dapat kita cermati:
- Menjahit merupakan talenta yang sederhana, tetapi Tabita memanfaatkannya secara maksimal dengan kasih sehingga membawa pengaruh yang besar. Padahal jika diteliti, mesin jahit baru ditemukan pertama kali pada tahun 1755 oleh Charles Weisenthal. Jadi, Anda dapat bayangkan betapa Tabita menjahit secara manual.
- Tatkala Tabita meninggal, para janda menangisinya, lalu menyuruh dua orang (pria) datang kepada Petrus yang saat itu berada di Lida dan menjemputnya untuk dibawa ke Yope. Dengan kuasa Tuhan, Petrus membangkitkan Tabita dari kematian. Kuasa Kristus yang bekerja melalui Petrus tidak berkaitan dengan kebaikan Tabita. Kebangkitan Tabita itu murni karena kedaulatan Allah untuk menjawab pergumulan umat yang saat itu memohon anugerah-Nya agar Tabita dibangkitkan, dan permohonan mereka dikabulkan. Andaikata Tabita tidak pernah menggunakan talentanya itu, para janda tidak akan mau repot-repot berupaya mencari Petrus dan tidak akan ada banyak orang mendoakannya. Apa yang ditabur oleh Tabita, telah dituainya.
Setiap
orang pasti diberi talenta oleh Tuhan. Talenta sesederhana apa pun yang dipakai
untuk kemuliaan Allah dengan kasih akan menyentuh hati setiap orang dan
berdampak sangat besar.Dalam bahasa Yunani Dorkas artinya rusa. Tabita, wanita
yang baik hati dan dermawan. Ia juga dapat disebut pemimpin
"janda-janda". Tapi apa hendak dikata, Tabita tidak kuasa menghalangi
dan mengalahkan maut, ia meninggal karena sakit.Mendengar berita kematian
Tabita, Rasul Petrus yang pada waktu itu sedang melakukan pelayanan di Lida
segera ke Yope sebab dekat dengan kota Lida. Se-sampainya Rasul Petrus di Lida,
di rumah Tabita, ia segera ke tempat di mana Ta-bita dibaringkan, ia berlutut
dan berdoa. Setelah berdoa, Petrus berkata kepada Tabita: "Tabita,
bangkitlah!" Lalu Tabita membuka mata dan melihat Petrus.Dari kisah Tabita
dalam Kisah Para Rasul 9:36-43, kita mungkin bertanya me ngapa Petrus
menganggap kematian Ta-bita penting baginya?
Di
ayat 36, kita membaca bahwa Tabita adalah seorang perempuan yang berbuat baik
hati dan dermawan. Ungkapan ini dalam Alkitab versi Bahasa Indonesia
Sehari-hari dikatakan "Ia selalu saja melakukan hal-hal yang baik dan
menolong orang-orang miskin." Bukti yang menguatkan bahwa ia
adalah seorang perempuan yang baik hati adalah ketika ia meninggal, di mana
semua janda-janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka
menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian yang dibuat Tabita waktu ia masih
hidup. Bagi para wanita yang berstatus janda, apalagi tua, dan tidak memiliki
pekerjaan, hal itu menjadi pergumulan tersendiri bagi mereka. Karena itu, tidak
berlebihan jika pada hari kematian Tabita, mereka menangis sambil menunjukkan
baju dan pakaian sebagai bukti perbuatan baik yang telah dilakukan Tabita.Di
sisi lain, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 9:36, ia
juga memberi sedekah, boleh dikatakan dermawan. Bahkan mungkin ia ikut
menyokong pelayanan para rasul Kristus, karena ia adalah seorang murid
perempuan, pengikut Kristus. Perbuatan baik Tabita, menjadi catatan tersendiri
bagi Petrus untuk tidak menunda kedatangannya, sebab ia berguna dalam
pelayanan.Tabita telah mengambil bagian dalam dua hal:
I.
Mendukung Pelayanan Rasul-rasul dengan Dana
Prinsip
yang dianut Tabita adalah "aku memberi bukan karena aku punya harta yang
banyak" melainkan "ia menyadari dirinya sebagai salah seorang murid
Kristus." Bukti bahwa ia adalah murid Kristus adalah "memberi"
untuk pelayanan. Bagaimana dengan kita umat Tuhan pada masa kini?
II. Fungsikan dan Lipatgandakan Talenta
Dari teks Kisah Para Rasul ini, kita dapat membaca kisah tentang Tabita. Ia adalah seorang tukang jahit. Dari profesi sebagai tukang jahit, ia memfungsikan talenta yang ada padanya, yakni "memberi". Ia memberi karena ada kasih Kristus dalam hidupnya. Namun harus diingat bahwa "orang yang memiliki kasih pasti memberi" tetapi "tidak setiap pemberian adalah bukti kita mengasihi." Mengapa? Karena persoalan motivasi. Secara sederhana, mungkin dapat kita katakan, Tabita, meskipun hanya dengan "jarum dan benang", telah memberi harapan baru bagi para janda.Ingatlah, kapasitas talenta tidak menjadi soal. Yang harus kita renungkan adalah "apa yang harus kita perbuat" de-ngan talenta yang Tuhan berikan kepada kita? Karena itu, janganlah meremehkan karunia yang ada pada kita. Sekecil apa-pun, gunakanlah secara bijaksana, maka akan menjadi alat kesaksian bagi banyak orang. Melalui kehidupan Tabita, yang notabene adalah murid Kristus, ia menghidupi kebenaran Kristus dan memancarkan kebenaran Kristus sedemikian rupa sehingga orang lain (janda-janda dan rasul-rasul) melihat perbuatan yang baik. Ia telah menjadi saksi bagi janda-janda.Bagaimana dengan kita, talenta apa-kah yang Yesus percayakan kepada kita? Besar ataukah kecil? Banyak ataukah sedikit? Dan sudahkah kita memfungsikan dan melipatgandakan talenta yang Tuhan percayakan?Jika belum, inilah waktunya memfungsikan dan melipatgandakan (multiply) talenta yang Tuhan percayakan.
“Dalam
hidup ini tidak selamanya kita dapat melakukan hal-hal yang
besar, tetapi kita dapat melakukan pekerjaan kecil dengan kasih yang
besar” Bunda Teresa
No comments:
Post a Comment