Thursday, 27 March 2014

SERMON GURU SEKOLAH MINGGU KEJADIAN 41:37-45





SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP WAHIDN BARU
YUSUF MENJADI ORANG BESAR DI MESIR
Jumat 28  Maret 2014 , Kejadian 41:37-45
Kesulitan hidup kadang  membuat kita kehilangan rasa percaya diri. Kita merasa menjadi orang yang bodoh, payah, dan yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan persoalan kita; apalagi persoalan orang lain. Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang, hanya saja manusia kadang tidak bisa melihat potensi dalam dirinya sendiri. Yusuf, yang mengalami kesulitan sejak dijual oleh kakak-kakaknya kepada pedagang Midian, ternyata tidak hanya berdiam diri meratapi nasibnya yang malang, namun ia justru bersedia menggunakan potensi yang ada dalam dirinya. Dengan pertolongan Tuhan, ia mampu menyelamatkan bangsa Mesir dari bahaya kelaparan melalui penafsiran mimpi FiraunDan nats ini adalah salah satu cara mengajar anak mengenal dan menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Peristiwa yang diceritakan ini merupakan titik balik dalam kehidupan Yusuf, di mana tahap pertama untuk penggenapan mimpi-mimpi Yusuf terjadi, yakni Yusuf menjadi seorang penguasa. Pasal-pasal berikut menceritakan tahap kedua, yaitu ketika saudara-saudara Yusuf bersujud di hadapan Yusuf (mimpi pertama), kemudian Yakub sekeluarga bersujud (mimpi kedua). Pada akhirnya, semuanya itu dinyatakan sebagai rencana Allah untuk menyelamatkan umat-Nya Dalam perikop ini kita melihat bagaimana Yusuf mulai berperan besar dalam misi Allah oleh karena kebijaksanaan dari Roh Allah.Lebih lagi pemahaman Firaun. Dia seorang politeis, dan pada saat ini sama sekali belum mengenal Yusuf atau Allah yang dipercayai Yusuf. Kemungkinan besar yang dia maksud ialah “roh dari dewa-dewa” atau “roh ilahi”, mengingat bahwa kata ’elohim (Allah) berbentuk jamak sehingga dapat berarti “dewa-dewa”. Namun, kita memahami apa yang dirujuk oleh Roh di sana dalam terang penyataan seluruh Alkitab. Yang memampukan Yusuf menjadi orang bijak tidak lain dari Roh Kudus yang turun ke atas Yesus dan kemudian ke atas kita, murid-murid-Nya, sejak hari Pentakosta. Makanya, kita dapat mengangkat Yusuf sebagai teladan.Teladan bukan hanya dalam soal bertindak bijak. Kisah Yusuf mencerminkan pola hidup yang terdapat dalam seluruh Alkitab Yusuf berjalan dari anak emas menjadi budak menjadi penguasa Mesir. Dunia berjalan dari taman Eden masuk ke dalam dosa kemudian akan dipulihkan pada akhir zaman. Yesus yang mencakup pola ini: turun dari sorga sampai pada salib, baru diberi nama di atas segala nama (Fil 2:6-11). Nasib Yusuf setelah begitu lama bersabar adalah harapan semua pengikut Kristus untuk dunia mendatang, bdk. 2 Tim 2:12. Dalam kesabaran dia berbuat bijak selama kesusahannya, sehingga siap ketika diangkat.
Namun, dia diangkat bukan supaya tidak bersusah lagi melainkan supaya berperan dalam misi Allah untuk menyelamatkan umat-Nya—akhirnya supaya dari umat itu Juruselamat dunia dapat lahir. Kesusahan yang tetap dia rasakan dalam kejayaannya dapat dilihat dalam 41:51-52. Demi misi itu dia juga akhirnya harus mengampuni saudara-saudaranya, suatu tugas yang juga diceritakan panjang lebar dan berat baginya. Tetapi karena masa persiapannya, dia siap untuk berperan dengan cara yang akan memuliakan Allah.
Tuhan telah memberikan kepada setiap anak talenta yang berbeda dan unik. Tugas pelayan anak dan orang tua adalah menolong anak menemukan talenta mereka, dan mengembangkan potensi tersebut. Tujuannya bukan untuk kemegahan diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Saat anak sudah mengetahui dan menyadari bahwa talenta yang mereka miliki harus dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan, saat itu kita tahu bahwa anak layan memiliki pertumbuhan rohani yang sehat. Bagaimana caranya agar setiap anak bisa menggunakan talenta mereka untuk kemuliaan Tuhan? Temukan jawabannya dalam kolom Bahan Mengajar minggu ini. Jangan lewatkan pula, pendapat-pendapat dari rekan-rekan pelayan anak mengenai kehidupan rohani anak yang sehat, karena dari situ kita dapat belajar dari pengalaman rekan-rekan yang lain pula.

Pokok Pengajaran:
  1. Katakan bahwa setelah 2 tahun dari peristiwa mimpi juru minuman dan juru roti, maka Firaun pun bermimpi. Apa isi mimpinya? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:1-7.
  2. Tanyakan kepada anak-anak: Apakah kalian tahu apa arti mimpi tersebut? Katakan bahwa Firaun tidak tahu. Ia bertanya kepada orang-orang pandai di Mesir, tapi mereka pun tidak tahu. Lalu apa yang selanjutnya terjadi? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:8-24. Jelaskan bahwa pada saat itu, juru minuman teringat kepada Yusuf, lalu menceritakannya kepada Firaun, sehingga Firaun memerintahkan orang untuk memanggil Yusuf. Selanjutnya, Firaun menceritakan isi mimpinya kepada Yusuf. Perlu dijelaskan bahwa ketika Firaun memuji kehebatan Yusuf dalam menafsirkan mimpi, ia tidak menjadi sombong. Yusuf mengakui bahwa semuanya itu berasal dari Allah, sementara ia hanya menjadi alat di tangan Allah (ayat 15-16).
  3. Tanyakan kepada anak-anak: Apakah kali ini Yusuf bisa menafsirkan mimpi Firaun yang sulit itu? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:25-36. Jelaskan bahwa dengan pertolongan Tuhan, Yusuf mampu mengartikan mimpi Firaun. Bahkan, Yusuf memberikan saran kepada Firaun mengenai apa yang harus ia perbuat, untuk menghadapi masa kelaparan 7 tahun tersebut.
  4. Tanyakan kepada anak-anak: Apakah saran Yusuf -- tahanan itu diterima oleh Firaun? Apa yang kemudian menimpa Yusuf atas saran yang diberikannya itu? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:37-45. Jelaskan bahwa ternyata Firaun mau menerima saran Yusuf tersebut. Bahkan, kemudian Firaun mengangkat Yusuf menjadi penguasa kedua di Mesir, setelah dirinya. Yusuf dipercaya untuk mengatur pemerintahan, pertanian, dan segala sesuatu di Mesir. Ia diberi gelar "Zafnat-Paaneah". Tegaskan kepada anak-anak, betapa luar biasanya peristiwa yang terjadi atas Yusuf. Ia yang semula menjadi budak karena keirihatian kakak-kakaknya, bahkan kemudian menjadi seorang tahanan atas kesalahan yang tidak pernah ia perbuat, kini menjadi seorang penguasa Mesir yang dihormati. Ini semua terjadi karena campur tangan dan kasih Tuhan.
  5. Lanjutkan pembacaan Kejadian 41:46-57. Jelaskan bahwa Yusuf tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Meskipun ia bukan orang Mesir, ia mau menggunakan kemampuan yang telah Tuhan percayakan kepadanya untuk menyelamatkan Mesir dari bahaya kelaparan, bahkan menyelamatkan banyak orang dari seluruh penjuru bumi.
  6. Beri penekanan kepada anak-anak bahwa dalam kondisi yang tidak menyenangkan, Yusuf tetap mau berkarya bagi orang lain. Ia bersedia menjadi berkat bagi banyak orang. Ajak anak-anak untuk meneladani sikap Yusuf ini.
Penerapan
  • Seandainya kamu tidak bersalah, tetapi difitnah sampai akhirnya dimasukkan penjara/dikurung di suatu ruangan, bagaimana sikapmu terhadap situasi tersebut? Marah dan tidak mau berbuat apa-apa? Atau tetap tenang dan melakukan apa yang kamu bisa di sana?
  • Menurut kalian, apa yang bisa dilakukan seseorang di dalam penjara? Apakah seorang tahanan masih bisa berkarya atau tidak?
  • Katakan kepada anak-anak bahwa penjara bukanlah tempat untuk membatasi karya seseorang. Orang yang di penjara memang tidak bisa pergi ke mana-mana, namun bukan berarti ia tidak bisa melakukan apa-apa di sana. Ada banyak orang telah membuktikan hal tersebut, ada banyak karya yang telah dihasilkan dari balik jeruji besi. Contoh terbesar adalah rasul Paulus. Beberapa kitab dalam Perjanjian Baru -- surat Efesus, Filipi, Kolose, Timotius, Titus, dan Filemon, merupakan surat yang ditulis rasul Paulus selama ia di penjara.
Apikasi
1.      Tuhan memberikan talenta/kemampuan kepada setiap anak, bukan untuk disimpan atau digunakan untuk kesenangan sendiri saja, melainkan untuk menjadi berkat bagi sesama.
  1. Tuhan memampukan anak-anak untuk dapat melakukan apa yang telah mereka dengar, sehingga sejak kecil, hidup mereka sungguh-sungguh menjadi berkat.
Selamat Sermon

No comments:

Post a Comment