SERMON GURU SEKOLAH
MINGGU HKBP WAHIDIN BARU
Jumat
30 Agustus 2013. Lukas 17:11-19
Dibanding
penulis kitab Injil yang lain (Matius, Markus dan Yohanes), maka penulis Injil
Lukas lah yang memberikan perhatian sangat besar terhadap orang Samaria. Misalnya
cerita indah yang dicatat Lukas mengenai orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:30-37); selanjutnya, kisah
orang Samaria yang disembuhkan Tuhan Yesus karena kusta (Lukas 17:11-19). Bahkan
Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk bermisi ke Samaria juga dicacat oleh Lukas (Lukas 9:52-53). Meskipun misi itu ditolak oleh
orang Samaria. Ketika Yesus menyuruh para pengikut-Nya untuk menjadi
saksi-Nya di Yerusalem dan di seluruh Yudea, maka tidak ada masalah sejauh itu.
Tetapi ketika
Yesus menambahkan Samaria,
tentu sangat mengherankan
bagi pengikut-Nya yang berasal dari Yahudi.
Hal ini tentu sangat
asing bagi orang Yahudi, karena bagai
mana pun orang Samaria tetap
dianggap bangsa kafir,
rendah, berdosa,
tidak bermoral dan bahkan dianggap anjing (Lht. Markus 7:27-28 dan
Matius
15:25-26). Dan dalam
Perikope kita ini kita akan melihat Orang Samaria yang Tahu mengucap Suyukur
dan Berterimakasih.
Mengajar
Anak Berterimakasih
Setiap anak yang terdidik, pastilah ia tahu bagaimana mengucapkan terima kasih, jika mendapatkan suatu pemberian dari orang lain. Karena ketika ia masih kecil, telah diajari oleh orang tuanya untuk itu, misalnya tangan mana yang harus digunakan menerima pemberian itu. Jika tangan kiri yang diulurkan, orang tuanya segera menariknya dan mengganti dengan tangan kanannya. Setelah itu anak diajari bagaimana harus berkata, jika diberi sesuatu oleh orang lain.‘Terima kasih Om...’ kata orang tuanya mengajari anaknya atau ‘Terima kasih Tante...’, dan sebagainya. Dengan demikian anak itu selanjutnya tidak akan lupa lagi mengucapkan terima kasih, jika diberi sesuatu oleh orang lain. Lain halnya jika anak itu tak pernah dididik demikian oleh orang tuanya, maka jika mendapatkan sesuatu ya diam saja. Bahkan cepat-cepat lari, takut jika yang telah diberikannya itu diminta kembali. Untuk selanjutnya anak itu tak tahu lagi bagaimana harus mengucapkan terima kasih. Jadi sebagai tanda bahwa manusia itu punya pendidikan, tampak jika ia bisa mengucapkan terima kasih setiap kali mendapatkan pemberian dari oranglain.
( Ketaatan dan Mujijat, dalam Injil tadi dikatakan bahwa: Ada sepuluh orang kusta yang menantikan kedatangan Yesus. Ketika Yesus dan para muridNya datang, dari jauh mereka sudah berseru: ‘Yesus..., Guru...., kasihanilah kami ‘ Yesus yang mendengar seruannya itu , berkata: ‘Pergilah kepada imam, maka engkauakantahir’ ternyata kesepuluh orang kusta ini mentaati perintah Yesus untuk pergi menghadap imam. Pada jaman itu orang kusta yang berhasil sembuh dari penyakit kusta harus mendapatkan semacam ‘Surat Bersih Diri’ dari imam. Jika belum mendapatkan surat itu maka orang yang sudah sembuh dari kusta itu tetap saja tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Dalam peristiwa ini mereka belum sembuh, tetapi sudah diperintahkan menghadap imam, inilah yang aneh. Untunglah bahwa mereka semua taat dan dalam perjalanan menuju ke rumah imam, kesepuluh orang kusta itu menjadi tahir (sembuh dan bersih).
Tetapi hanya ada satu orang saja dari kesepuluh orang itu yang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih, kebetulan orang ini adalah orang Samaria, yang nota bene menurut pandangan orang Yahudi, orang Samaria itu termasuk golongan kelas kambing dalam Kerajaan Allah. Sedangkan kesembilan orang yang lain, yang semuanya orang Yahudi, tidak kembali lagi untuk mengucapkan terima kasih kepada Yesus., Ada dua hal yang menyebabkan mujijat Yesus ini terjadi. Pertama ialah bahwa hal itu memang sudah dikehendaki Yesus sendiri, dan kedua kesepuluh orang kusta itu mentaati perintah Yesus. Seandainya ada yang tidak mau atau tidak berani pergi ke rumah imam karena merasa belum sembuh, maka ia pasti juga tidak menjadi tahir. Jadi iman dan ketaatan kita kepada perintah Yesuslah yang membuat mujijatNya terjadi juga kepada kita. Karena untuk mendapatkan anugerahNya Tuhan mengharuskan kita berjuang lebih dahulu. Anugerah Tuhan memang tidak gratis, karena orang yang tak mau berjuang lebih dahulu pasti tidak akan mendapatkannya. Itulah sebabnya Yesus pernah mengatakan bahwa untuk menuju ke Sorga orang harus melewati jalan yang sempit, sulit, berdesak-desakan dan sebagainya (Luk 13:24).
Dengan demikian orang yang malas berjuang pasti tak akan dapat mencapainya. Karena sesungguhnya untuk beriman dan taat pada perintah Yesus itu adalah sebuah perjuangan yang berat, karena kita juga harus ikut memanggul salibNya lebih dahulu sebelum ikut dalam kebangkitanNya.
Setiap anak yang terdidik, pastilah ia tahu bagaimana mengucapkan terima kasih, jika mendapatkan suatu pemberian dari orang lain. Karena ketika ia masih kecil, telah diajari oleh orang tuanya untuk itu, misalnya tangan mana yang harus digunakan menerima pemberian itu. Jika tangan kiri yang diulurkan, orang tuanya segera menariknya dan mengganti dengan tangan kanannya. Setelah itu anak diajari bagaimana harus berkata, jika diberi sesuatu oleh orang lain.‘Terima kasih Om...’ kata orang tuanya mengajari anaknya atau ‘Terima kasih Tante...’, dan sebagainya. Dengan demikian anak itu selanjutnya tidak akan lupa lagi mengucapkan terima kasih, jika diberi sesuatu oleh orang lain. Lain halnya jika anak itu tak pernah dididik demikian oleh orang tuanya, maka jika mendapatkan sesuatu ya diam saja. Bahkan cepat-cepat lari, takut jika yang telah diberikannya itu diminta kembali. Untuk selanjutnya anak itu tak tahu lagi bagaimana harus mengucapkan terima kasih. Jadi sebagai tanda bahwa manusia itu punya pendidikan, tampak jika ia bisa mengucapkan terima kasih setiap kali mendapatkan pemberian dari oranglain.
( Ketaatan dan Mujijat, dalam Injil tadi dikatakan bahwa: Ada sepuluh orang kusta yang menantikan kedatangan Yesus. Ketika Yesus dan para muridNya datang, dari jauh mereka sudah berseru: ‘Yesus..., Guru...., kasihanilah kami ‘ Yesus yang mendengar seruannya itu , berkata: ‘Pergilah kepada imam, maka engkauakantahir’ ternyata kesepuluh orang kusta ini mentaati perintah Yesus untuk pergi menghadap imam. Pada jaman itu orang kusta yang berhasil sembuh dari penyakit kusta harus mendapatkan semacam ‘Surat Bersih Diri’ dari imam. Jika belum mendapatkan surat itu maka orang yang sudah sembuh dari kusta itu tetap saja tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Dalam peristiwa ini mereka belum sembuh, tetapi sudah diperintahkan menghadap imam, inilah yang aneh. Untunglah bahwa mereka semua taat dan dalam perjalanan menuju ke rumah imam, kesepuluh orang kusta itu menjadi tahir (sembuh dan bersih).
Tetapi hanya ada satu orang saja dari kesepuluh orang itu yang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih, kebetulan orang ini adalah orang Samaria, yang nota bene menurut pandangan orang Yahudi, orang Samaria itu termasuk golongan kelas kambing dalam Kerajaan Allah. Sedangkan kesembilan orang yang lain, yang semuanya orang Yahudi, tidak kembali lagi untuk mengucapkan terima kasih kepada Yesus., Ada dua hal yang menyebabkan mujijat Yesus ini terjadi. Pertama ialah bahwa hal itu memang sudah dikehendaki Yesus sendiri, dan kedua kesepuluh orang kusta itu mentaati perintah Yesus. Seandainya ada yang tidak mau atau tidak berani pergi ke rumah imam karena merasa belum sembuh, maka ia pasti juga tidak menjadi tahir. Jadi iman dan ketaatan kita kepada perintah Yesuslah yang membuat mujijatNya terjadi juga kepada kita. Karena untuk mendapatkan anugerahNya Tuhan mengharuskan kita berjuang lebih dahulu. Anugerah Tuhan memang tidak gratis, karena orang yang tak mau berjuang lebih dahulu pasti tidak akan mendapatkannya. Itulah sebabnya Yesus pernah mengatakan bahwa untuk menuju ke Sorga orang harus melewati jalan yang sempit, sulit, berdesak-desakan dan sebagainya (Luk 13:24).
Dengan demikian orang yang malas berjuang pasti tak akan dapat mencapainya. Karena sesungguhnya untuk beriman dan taat pada perintah Yesus itu adalah sebuah perjuangan yang berat, karena kita juga harus ikut memanggul salibNya lebih dahulu sebelum ikut dalam kebangkitanNya.
Aplikasi
Sulitkah
mengucapkan terimakasih? Rasanya tidak akan sulit untuk mengeluarkan dua patah
kata itu dari mulut kita. Tapi kenyataannya, ada banyak orang yang sulit untuk
mengucapkan terimakasih. Apakah mengucapkan terimakasih itu tabu? atau memang
ucapan terimakasih yang disampaikan dengan tulus itu tidak penting? Kita merasa ucapan terimakasih dan rasa syukur itu
patut kita sampaikan sebagai tanda apresiasi dan penghargaan kita terhadap
pemberian,usaha atau perbuatan orang lain. Kita yakin semua orang senang jika
mendapat ucapan terimakasih.
Ada banyak orang, dan mungkin kita pun pernah berlaku seperti itu. Ketika masalah menerpa, ketika kita tengah menderita penyakit, kita pun terus menerus berdoa memohon Tuhan melepaskan kita, membebaskan dan menyembuhkan kita. Tapi begitu kita lepas dari masalah, begitu kita sembuh, ketika mukjizat terjadi, kitapun menikmati itu semua secara berlebihan sehingga lupa untuk mengucap syukur atau berterimakasih kepada Tuhan. Doa lebih banyak diisi dengan "Wish list", permintaan dan permohonan ini dan itu. Orang akan terus berdoa ketika mereka butuh sesuatu, namun ketika hidup menjadi nyaman tanpa masalah, orang akan lupa berdoa. Tidakkah kita pun akan merasa sedih ketika apa yang kita perbuat seakan-akan tidak dihargai sama sekali oleh orang yang telah kita bantu? Coba Kita membayangkan betapa kecewanya Tuhan dengan anak-anakNya yang tidak tahu berterimakasih. Dalam kehidupan dengan sesama manusia pun seperti itu. Sebuah ucapan terimakasih yang tulus bisa menjadi jembatan indah sebuah hubungan yang akrab dengan orang lain. Ucapan terimakasih dan ucapan penghargaan bisa membuat semangat orang meningkat, kinerjanya meningkat, bahkan bisa mewakili mengalirnya kasih dari diri kita kepada orang lain.
Ada banyak orang, dan mungkin kita pun pernah berlaku seperti itu. Ketika masalah menerpa, ketika kita tengah menderita penyakit, kita pun terus menerus berdoa memohon Tuhan melepaskan kita, membebaskan dan menyembuhkan kita. Tapi begitu kita lepas dari masalah, begitu kita sembuh, ketika mukjizat terjadi, kitapun menikmati itu semua secara berlebihan sehingga lupa untuk mengucap syukur atau berterimakasih kepada Tuhan. Doa lebih banyak diisi dengan "Wish list", permintaan dan permohonan ini dan itu. Orang akan terus berdoa ketika mereka butuh sesuatu, namun ketika hidup menjadi nyaman tanpa masalah, orang akan lupa berdoa. Tidakkah kita pun akan merasa sedih ketika apa yang kita perbuat seakan-akan tidak dihargai sama sekali oleh orang yang telah kita bantu? Coba Kita membayangkan betapa kecewanya Tuhan dengan anak-anakNya yang tidak tahu berterimakasih. Dalam kehidupan dengan sesama manusia pun seperti itu. Sebuah ucapan terimakasih yang tulus bisa menjadi jembatan indah sebuah hubungan yang akrab dengan orang lain. Ucapan terimakasih dan ucapan penghargaan bisa membuat semangat orang meningkat, kinerjanya meningkat, bahkan bisa mewakili mengalirnya kasih dari diri kita kepada orang lain.
Pointer Aplikasi
1. Selalu Mengucap Syukur
2. Kasihilan Sesamamu
3. Yesus Sahabat ku yang Sejati yang
Selalu mengasihi dan Menolongku
No comments:
Post a Comment