Friday, 9 May 2014

Kehidupan mu Sang Pendeta





SANG PENDETA / Sebuah Catatan dari Zion Kota Damai
Oleh : Joas Adiprasetya Pendeta di Salah Satu Gereja GPIB
Kalau ia muda, dianggap kurang pengalaman;
tapi bila rambutnya beruban, ia dianggap terlalu tua.
Kalau keluarganya besar, ia adalah beban jemaat;
bila tidak mempunyai anak, ia tidak bisa diteladani.
Kalau istri/suami aktif, ia dituduh mau menonjolkan diri;
bila tidak, ia tidak mendukung pelayanan istri/suami.
Kalau berkhotbah dengan membaca, sangat membosankan;
kalau di luar kepala itu tandanya ia tidak mempersiapkan diri.
Kalau ia berusaha mengadakan pembaharuan, ia dituduh sewenang-wenang;
kalau melanjutkan saja yang ada, ia dianggap boneka.
Kalau khotbahnya banyak contoh, ia kurang alkitabiah;
kalau tidak ada contoh, dianggap terlalu tinggi.
Kalau ia gagal menyenangkan hati seseorang, itu berarti ia menyakiti
hati jemaatnya;
kalau ia berusaha menyenangkan hati semua orang berarti ia penjilat.
Kalau ia terus terang dalam kebenaran, ia dianggap sengaja menyinggung
perasaan;
kalau tidak berterus terang, ia dianggap pengecut.
Kalau khotbahnya panjang, membuat orang mengantuk;
kalau pendek, ia pendeta pemalas.
Kalau berani kotbah tentang persembahan, dicap mata duitan;
kalau tidak menyinggung sama sekali, dikatakan tidak mendidik jemaat.
Kalau banyak studi, dikatakan melalaikan jemaat;
kalau banyak melawat dianggap suka berkeliaran.
Kalau banyak melayani keluar jemaat, dicap “jual firman Tuhan”;
kalau menolak pelayanan keluar, dicap “jual mahal”.
Kalau berpakaian necis, dikatakan sok mewah;
kalau berpakaian sederhana dikatakan bikin malu jemaat.



Nasib Seorang Pendeta
Berhasil dalam pelayanan DISUKAI
Setia dalam pelayanan walaupun kurang diperhatikan memang sudah MEMBUDAYA
Taat terhadap Pimpinan adalah HARGA MATI
Gagal dalam tugas pelayanan siap di MUTASi/DIPECAT
Hidup selalu dituntut sempurna itu SUDAH BIASA
Pendeta  dituntut kesederhanaan itu  RESIKO
Mau tempat yang basah harus berani LOBY SANA SINI
Kalau terlalu banyak tuntutan dan terlalu idealis pasti cepat DIGANTI
Kenaikan gaji sedikit sekali, yang pasti TIDAK MEMADAI
Sementara untuk masuk surga juga BELUM PASTI
Inilah NASIB MENJADI PENDETA
 Pensiun Dini ”  
Coba SIMAK Percakapan sang Iblis berikut ini :
Iblis : ” Ya Allah hamba minta pensiun dini ajj deh “
Allah : ” Kenapa kau minta pensiun dini,padahal kau yg minta utk bisa selalu mengganggu dan menggoda manusia “
Iblis : ” Hamba minta ampun ya Allah,amit2 deh…sekarang manusia kelakuanx sdh melebihi iblis,hamba kuatir nanti hamba yg akan tergoda oleh manusia,makax hamba minta pensiun dini ajj ya Allah…
Manusia ” BERZINA ” yg enak dia yg disalahkan hamba
Manusia ” KORUPSI ” dia yg menikmati,katax krn digoda hamba
Manusia ” SELINGKUH ” dia keenakan, katax dipengaruhi hamba
Manusia ke ” BAR “,nyanyi dan mesum2an,katax disuruh hamba.
Yang paling sedih dan menyakitkan hamba :
Di tempat ibadah Mereka berani menipu bahkan tidak jarang mengatas namakan Engkau, padahal mereka  hamba2 Mu juga…
“Minta ampun…ya Allah hamba tidak menyesal PENSIUN DINI !! “


Pendeta Juga Manusia
By:Martha Belawati
Ini ceritaku: Pada suatu hari pak pendeta Obet jatuh sakit karena kecapekan, entah capek  pelayanan atau capek yang lainnya. Pendeta Obet usia sudah kepala 3 tapi belum berumah tangga. Pak pendeta ini berat untuk berobat ke dokter karena sangat takut dengan jarum suntik. Karena sudah hampir 1 Minggu lebih sakitnya maka dengan berat hati pak pendeta mau berobat ke dokter jika tidak, ia tidak dapat melayani jemaatnya pada hari Minggu dan hari-hari lainnya.  Setelah diperiksa , pak dokter menyuruh pak pendeta menurunkan celananya. Walaupun takut dan tegang pak pendeta memberanikan diri. Dalam ketakutannya pak pendeta berdoa…tanpa sepengetahuan pak pendeta pak dokter menyuntiknya…”DUT”…dokter pun kaget mendengar bunyi itu dan mundur jauh karena mencium bau “sampah” menyengat hidungnya. Pak pendeta pun tak kalah kagetnya dan malunya bukan kepalang.
Dan pak dokter sampai lupa mencabut suntikan dari pantat pak pendeta.

No comments:

Post a Comment