KASIH
PERSAUDARAAN
2
SAMUEL 1:17-27
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara
dalam kesukaran.” Orang yang mencintai kesucian
hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja” (Amsal 16:28) Daud menyanyiakan nyanyian ratapan
atas kematian raja Saul dan Yonatan sahabatnya yang mati terbunuh dalam
peperangan di Gilboa. Daud meratapi kematian mereka sebagai pahlawan yang gugur
di pertempuran. Walaupun selama ini Saul sangat membenci Daud dengan berusaha
untuk membunuhnya, namun sama sekali tidak mengingat-ingat kebencian Saul
kepadanya, justru dia sangat bersedih dan terpukul atas kematian seorang raja
yang diurapi Tuhan. Kita dapat melihat bagaimana kasih setia Daud kepada Saul,
walaupun sebelum kematian Saul ini Daud mempunyai kesempatan untuk membunuh
Saul namun itu tidak dilakukannya dan pada saat kematian Saul ini telah
melapangkan jalan baginya untuk menjadi raja dan lepas dari pengejaran Saul,
namun situasi ini tidak membuat dia bersukacita.
Dari Khotbah ini kita belajar banyak tentang kebesaran kasih Daud,
dia tidak pernah berniat untuk membalaskan rencana-rencana jahat yang dilakukan
oleh Saul kepadanya, bahkan saat kematian Saul dia merasakan kesedihan yang
dalam dengan membuat nyanyian ratapan dan mengajarkannya kepada kepada seluruh
umat untuk turut berduka.
Kita dapat melihat mengapa Daud tidak pernah
membalaskan kejahatan Saul kepadanya, bahwa Daud sangat menghormati pengurapan
Tuhan atas Saul sebagai raja. Dan itu juga sebabnya mengapa Daud menghukum mati
orang yang mengabarkan kematian Saul karena mengaku-ngaku sebagai orang yang
membunuh Saul.
Melalui Khotbah ini kita diajak
untuk hidup dalam kasih Persaudaraan
yang sejati Artinya dalam konteks Saul dan Daud ada pengurapan Tuhan yang
menjadi jembatan kasih Daud kepada Saul. Demikian halnya dengan dengan kita
saat ini, bahwa Allah telah menyatakan kasihNya kepada kita melalui Yesus
Kristus yang diurapi. Yesus adalah “jembatan kasih” kita kepada sesama manusia.
Melalui nyanyian ratapan Daud ini, setidaknya
kita dapat belajar dua hal:
1. Jangan mengabarkan keburukan kita,
saudara kita, orang tua kita atau siapapun itu kepada orang lain dengan demikian kita memberitahukan
kelemahan kita kepada orang lain dan orang lain akan menertawakannya.
Hal ini menjadi refleksi yang berharga bagi
kita dalam suatu komunitas atau persekutuan. Kita memiliki rahasia keluarga
yang tidak perlu untuk diketahui oleh orang lain. Hal ini mengingatkan kita
juga untuk menghindari gosip-gosip yang tidak berguna yang tidak membangun
bahkan justru membuat keadaan semakin buruk. Kita mungkin akan merasa bangga
mengabarkan keburukan orang lain dalam komunitas kita, namun tanpa kita sadari
yang sedang kita ungkapkan itu adalah kelemahan kita sendiri.
2. Sejahat-jahatnya seseorang kepada kita, selalu
ada yang baik untuk kita hargai
Terkadang lebih mudah mengingat kekurangan dan
kesalahan seseorang daripada kelebihan dan kebaikan seseorang. Bisa saja kita
membenci seseorang hanya karena satu kesalahan kecil dan melupakan banyaknya
kebaikannya selama ini yang telah dilakukannya kepada kita. Dari nyanyian Daud
ini kita belajar bahwa tidak ada satu kata pun yang diungkapkannya tentang
kejahatan Saul kepadanya, justru dia mengajak seluruh umat untuk berduka atas
segala kebaikan dan keperkasaan Saul selama ini sebagai pahlawan yang telah
membawa kemenangan dan kesejahteraan.
Dan
Pada masa sulit yang kita hadapi saat ini, masa pandemi yang masih belum
berlalu, kasih itu Jangan Erosi dan
semakin menipis, jauhi sifat egois, Mememtingkan diri sendiri Melalui Firman Tuhan hari ini, marilah saling
mengasihi, mengasihi orang lain dan sesama, dan Mengasihi Tuhan hiduplah Rukun dan damai dalam kasih
persaudaraan! Mari Kita Maknai Lagu ini dengan Baik BN HKBP 656:1
Serikat persaudaraan
berdirilah teguh. Sempurnakan kesatuan di dalam Tuhanmu. Bersama-sama majulah
dikuatkan iman
Berdamai bersejahtera dengan
pengasihan Amin
No comments:
Post a Comment