Gereja bukan sekadar organisasi saja, namun Gereja merupakan kumpulan
anggota gereja yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang lazim
diantara mereka yankni hidup bersekutu mempelajari firman Tuhan. Apa
beda Perusahaan (Organisasi) dan Gereja? Dalam suatu organisasi kalau
salah satu departemennya "mogok" paling-paling yang mogok itu di PHK,
kita cari orang lain yang menggantikan, sebab banyak yang sedang antri
untuk bekerja. Tetapi di dalam Gereja kalau ada salah satu anggotanya
mogok, kita akan usahakan supaya dia kembali. Kita akan berusaha
memahami kesulitannya, kita akan mendoakan dia, kita akan menolong dia,
kita akan besuk dia, kita akan turut simpati keadaannya.
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah
(Efesus 2:19). Kesatuan dan kebersamaan orang-orang percaya di dalm Kristus disebut persekutuan
(Efesus 2:19). Kesatuan dan kebersamaan orang-orang percaya di dalm Kristus disebut persekutuan
Kata yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani adalah
Koinonia yang berasal dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau
umum. Artinya berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain yang
dihubungkan dengan koinonia, yakni koinonos yang berarti, sekutu atau
kawan sekerja. Kata lainnya yang seringkali dikaitkan dengan koinonia
adalah allelous ( berarti satu terhadap yang lain) . Kata ini dipakai
dengan pengertian hubungan yang timbal balik. Yesus berkata
Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu, supaya kamu saling mengasihi sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yohanes 13:34-35)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu, supaya kamu saling mengasihi sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yohanes 13:34-35)
Apa saja yang harus ada di dalam menjalin Kesatuan dalam persekutuan Kristen?
- Harus saling mengasihi
Kebenaran ini ditemukan di dalam perintah baru yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13 (lihat kutipan di atas) Hal saling mengasihi tidak hanya terdapat dari injil dan surat-surat Yohanes (13:34-35; 15:12, 17 cf, 1 Yohanes 3:11,23; 4,7 11-12 dan Yoh 5) melalinkan dalm surat-surat Paulus juga Janganlah berhutang apapun kepada siapa juga, kecuali berhutang kasih terhadap satu sama lain, sebab orang yang mengasihi sesama manusia sudah memenuhi semua hukum Musa (Roma 13:8 BIS ; 1 Tes 3:12 dan 4:9)
Mengasihi bukan hanya sekadar simpati saja ataupun dalam perkataan
saja. Kasih itu dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Yohanes
mengatakan Anak anakku, janganlah kita hanya sekadar mengatakan bahwa
kita mengasihi orang lain; marilah kita sungguh-sungguh mengasihi mereka
dan menunjukkan kasih kita dengan perbuatan kita ( 1 Yohanes 3:18).
Semua ini dapat dilakukan dengan cara praktis seperti pemberian uang
ataupun makanan kepada saudara-saudara seiman yang membutuhkan. Saling
mengasihi merupakan suatu tanda bahwa orang-orang Kristen adalah
benar-benar pengikut Kristus. Kita tidak mungkin bersekutu tanpa adanya
kasih.
Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam pelayanan. Dia memperlihatkan keteladanan seorang hamba dengan menanggalkan jubahnya, dan berpakaian seperti seorang hamba membasuh karti murid-murid-Nya. Aku telah meberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu (Yoh 13:15. Pelayanan adalah akibat dari kasih, sehingga ada orang mengatakan kamu bisa melayani tanpa kasih, tetapi engkau tidak mengasihi tanpa melayani Paulus sendiri pernah mengatakan Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (lihat Galatia 5 :13)
(Galatia 6:2) Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang supaya dengan demikian kalain mentaati perintah Kristus. Perintah ini merupakan perintah praktis yang dirangkai oleh Paulus secara relasional. Tema gereja kita tahun ini adalah Gereja adalah Keluarga Allah, dimana orang-orang Kristen itu merupakan anggota Keluarga Allah, keyakinan ini seharusnya tidak berhenti dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus teraplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang percaya yang hidup dalam persekutuan mestinya memiliki karakter-karakter dasar Kristiani yakni rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi. Dengan adanya karakter dasar itulah memungkinkan kita untuk turut meraskan kesulitan orang lioan, bukan hanya itu kita juga akan membantu mereka.
Mengampuni dan melupakan, dua hal yang berbeda, orang yang melupakan saja belum tentu mengampuni, tetapi yang paling penting adalah walaupun kita tidak melupakannya tetapi ada pengampunan. Tuntutannya dalam satu tubuh Kristus yang hidup dalam persekutuan adalah saling mengampuni. Bagaimana kita bisa bersekutu dengan tenang, kalau di depan kita masih ada musuh.
Hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh...
(Yakobus 5:16). Seorang Kristen boleh mengaku dosanya kepada yang lain dan menerima bahwa dosanya itu telah diampuni oleh Yesus (lihat 1 Yohanes 1:9).
Menasihati sesama tidak perlu sampai dengan memakai gaya emosi atau marah besar, cukup dengan bisik-bisik. Mengapa demikian? Sebab jujur saja tidak semua orang mau dinasehati. Karena semua merasa lebih dari pada yang lain. Sebagai tubuh Kristus, anggota keluarga Allah tidak bisa demikian, semua harus tumbuh dan sama merata sesuai dengan keberadaannya. Jikalau ada seorang anak, yang tubuhnnya mulai besar, lalu tangannya dan kakinya serta kepalannya tetap kecil, maka sebagai orang tua, ia akan bawa anak ini ke dokter, untuk mengobatinya, karena itu abnormal, tidak mestinya demikian. Demikain juga kalau ada salah satu anggota tubuh kita bersalah (sakit), perlu diobati = dinasehati.
Mana lebih gampang Menangis bersama atau bersukacita bersama?? Tidak gampang ikut bersuka-cita dengan orang lain, tatkala orang lain berhasil, tatkala orang lain sukses, ; sering kali yang ada dalam pemikiran kita adalah, mengapa tidak saya yang sukses? Mengapa tidak saya yang berhasil? Keegoisan kita begitu berpengaruh dalam kehidupan kita, sehingga membuat kita tidak bisa menerima kesukacitaan orang lain. Rasaul Paulus hendak menghancurkan tembok keegoisan itu.
No comments:
Post a Comment