AMA SONGON MALIM DI TONGA NI BAGAS
BAPA ADALAH IMAM DI TENGAH KELUARGA
BAPAK
SEBAGAI IMAM
Pemahaman
teologis tentang Imam adalah seorang yang ditugaskan mempersembahkan kurban
dihadapan Allah. Dengan kata lain ia dipilih untuk berdiri mewakili
umat dihadapan Allah. Dalam dimensi kepemimpinan seorang bapak didalam
rumah tangga seperti ungkapan diatas, maka sebagai imam seorang bapak
bertanggung jawab untuk menuntun dan memperkenalkan seluruh keluarganya kepada
Alllah yang memelihara mereka. Itu berarti bersedia meluangkan waktu untuk
berkumpul/mengumpulkan keluarganya untuk bersama sama mendengarkan kehendak
Tuhan lewat firmanNYA. Menjadi pemimpin yang membuka dan menutup hari dengan
doa. Akrab dengan firman Tuhan, tidak menjauhkan diri dari persekutuan
baik dirumah maupun ditengah kehidupan berjemaat.Ia harus berdiri mewakili
keluarganya dihadapan Allah, ia bertanggung jawab penuh atas tindak tanduk
kehidupan keluarganya, khususnya perkembangan anak anak yang dipercayakan Tuhan
kepadanya. Pada dimensi persekutuan jemaat (keluarga Allah) dimana sang bapak
itu berada, hal yang sama juga seharusnya terjadi. Kaum bapak harus berperan
lebih aktif lagi ditengah kegiatan persekutuan, pelayanan, kesaksian dan
pembianaan warga gereja/jemaat. Ini tidak berarti kita mengesampingkan peran
peran kaum ibu, pemuda dan pejabat gereja dalam tugas dan tanggung jawab
tersebut. Sebagaimana layaknya seorang laki laki ia harus menjadi pelopor /
pionir dalam usaha usaha menyaksikan tanda kasih kemurahan Allah bagi penyelamatan umat manusia dan dunia.
PERAN
Yang Harus Dimiliki BAPAK
Dalam keberadaanya
seperti disebut diatas maka peran Bapak dapatlah kita lihat antara lain sebagai
berikut :
§
Pemimpin
Keluarga.
Sebagai pemimpin ia bukan penguasa. Karena penguasa dan kepala rumah tangga itu
sebenarnya ialah Yesus Kristus. Sehingga ia tidak berhak menguasai kehidupan
keluarganya. Namun dengan arif dan bijaksana ia harus mengemudikan biduk rumah
tangganya seperti seorang nahkoda kapal.
Seorang Bapak adalah
pemimpin yang tegas tetapi penuh kasih dan terbuka terhadap keluarganya
(komonikatif). Ia juga adalah seorang ‘Gembala’ yang menuntun kawanan
domba gembalaanya dan menentukan arah perjalanan mereka (domba). Ia mencari dan
membawa dombanya untuk mendapatkan makanan dan minuman, menjaga dan mengayomi,
merawat dan mengasihi domba-dombanya (Maz 23 ; Yes 40 : 11 ; Yeh 34& Yoh.10
).
Kepemimpinan seorang
Bapak tidak dapat ditumpahkan semuanya kepada istrinya, apalagi pembantu rumah
tangganya. Karena dengan demikian ia sebenarnya sedang melakukan proses
pembentukan seorang pemimpin masa depan melaui ‘ teladan ‘ yang dinyatakan
lewat pikiran, perkataan dan perbuatannya (Ef. 4 : 17-32) kepada anak-anaknya.
Disinilah keberadaan bapak sebagai “ pemberi hidup “.
§
Sebagai
sahabat sejati
Kita mengerti bahwa
seorang bapak haruslah menyayangi keluarganya. Menyayangi bukan hanya
memberikan kecukupan makan, minum, sandang, pangan, papan dan kebutuhan
lainnya.tetapi ia haruslah merupakan seorang kekasih yang sejati bagi istrinya
( I Pet 3 : 7 ), yang tak segan berbagi dan mengasihi istrinya (Ef 5 : 25 )
Ia adalah sahabat sejati
bagi anaknya, pelindung yang selalu memperhatikan anak-anaknya ( Maz 103 : 13
). Dengan demikian sebagai pemelihara seorang bapak bertanggung jawab untuk
selalu memelihara cinta kasih, memelihara waktu, hubungan, perasaan dan
ketertiban serta kebersamaan keluarganya. Hadiah terpenting bagi keluarga kita
adalah‘ waktu dan kepedulian ‘ kita terhadap keadaan dan masalah mereka.
§
Sebagai
pendidik yang baik
Harta
terbaik yang dapat kita wariskan kepada anak-anak kita
adalah pendidikan. Oleh karena itu seorang bapak haruslah
memperjuangkan agar anak anaknya mendapatkan didikan yang baik dan benar (
Amsal 3 : 12-15 ). Agar dengan demikian ia mendapatkan pengetahuan yang
benar dengan berkhidmat kepada Allah Tuhannya. Bapak adalah bapak yang
dapat dipegang perkataanya, tidak senang berdusta tetapi senang berkata benar (
Ef 4 : 25 ). Tegas dan penuh disiplin ( Ibr 12 : 10 ) tetapi dengan penuh kasih
mendidik anak anaknya ( Ef 6 : 4 )
PERAN DAN FUNGSI BAPA DALAM KELUARGA
Banyak
yang bilang peran seorang ibu lebih penting dibandingkan dengan seorang ayah.
Ternyata, faktanya peran ayah juga tidak kalah penting dalam sebuah keluarga.
Seperti yang dikatakan oleh psikolog anak dan keluarga, bahwa peran ayah
sebenarnya sangat berat. Selain memiliki tanggung jawab yang besar, seorang
ayah harus menjadi panutan bagi anak dan istri. Seorang ayah berperan sebagai
pengayom, imam, pendidik, dan teladan dalam keluarga. Seorang Ayah memiliki
tanggung jawab penuh di sana. Ia juga menambahkan bahwa, seorang ayah harus
memiliki andil yang besar dalam memberikan norma-norma keagamaan dan kebaikan
di dalam keluarga.
Berbicara
tentang fungsi dan peran seorang ayah dalam keluarga Kristen, sesungguhnya
mempunyai banyak keterkaitan dan sangat luas untuk dijabarkan. Dari awal Allah
sendiri yang berinisiatif untuk menghadirkan seorang ayah ketika Allah
menciptakan Manusia (Kej. 1 : 26 – 28). Dan sesungguhnya, seorang ayah itu
berasal dari Adam dan Adam merupakan ciptaan Allah (Luk. 3 : 38). Dengan
demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa seorang ayah itu sesungguhnya berasal
dari Allah sendiri. Adapun beberapa fungsi dan peran seorang ayah dalam
keluarga, menurut Alkitab, adalah sebagai berikut:
1. Sebagai seorang Imam di
tengah-tengah keluarga (Kel. 19 : 6,Hak. 17 : 7,10a)
Tugas
dan fungsi keimaman bagi seorang ayah adalah menjadi teladan kebenaran dan
kekudusan (iman dan perbuatan, kesetiaan dan ketaatan). Seorang Ayah harus
bertanggung jawab mengarahkan, mengajar, mendidik dan membimbing (berjalan
bersama) keluarga untuk bertumbuh ke arah Kristus. Seorang Ayah dalam keluarga
harus memastikan bahwa keluarga hidup takut akan Allah serta mendoakan dan
memimpin keluarga kepada persekutuan dengan Tuhan secara pribadi, keluarga dan
jemaat.
2. Sebagai seorang Pemimpin bagi
keluarga (1 Tim. 3 : 4-5; Ef. 5 : 23a)
Tugas
ayah Kristen sebagai pemimpin antara lain menetapkan, mengarahkan, menuntun
keluarga kepada visi dan misi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dengan
berakar pada kehendak Allah. Sebagai pemimpin bagi keluarga ayah bertanggung
jawab mengawasi, menjaga dan melindungi keluarga serta memberikan rasa aman dan
nyaman. Seorang ayah juga harus dapat mengenali karunia yang dimiliki setiap
anggota keluarga, mengarahkan dan berupaya memfasilitasi guna pemberdayaannya.
Tidak kalah pentingnya sebagai seorang pemimpin , seorang ayah harus dapat
mempersatukan keluarga, menjadi teladan bagi keluarga dan bertanggung jawab
atas seluruh aspek kehidupan keluarga
3. Seorang Pencari Nafkah bagi Keluarga
(Kej. 2 : 15, 3 : 19)
Setelah
kejatuhan Adam ke dalam dosa, Allah memperbaharui hukum kerja yang telah
diberikan kepadanya di Taman Eden. Alkitab mengatakan: “Dengan berpeluh engkau
akan mencari makananmu….” Hukum yang baru inilah yang diwariskan oleh Adam
kepada semua ayah yang ada di dunia ini yaitu kerja keras untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Tetapi harus disadari sebagai ayah tidak hanya bekerja
untuk mencari nafkah tetapi sekaligus memberi teladan kepada anak-anak bahwa
demikianlah tanggung-jawab seorang ayah. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi
seorang ayah untuk malas bekerja mencari nafkah. Karena kalau kita malas
berarti kita telah menempa generasi penerus kita untuk malas (Ams. 20:13; 6:6;
10:21 b). Seorang Ayah memiliki tanggung-jawab penuh bagi keluarganya. Itulah
sebabnya seorang seorang ayah disebut kepala keluarga dan juga sebagai
pemimpin. Karena ayah memiliki peran penting dalam keluarga menjadi nakhoda
bahtera keluarga, yang sedang berlayar mengarungi lautan luas dengan gelombang
besar dan kecil, untuk menuju pelabuhan abadi yaitu surga yang kekal (Why.
21:11-21). Dalam memasuki tahun baru 2016 yang dicanangkan menjadi tahun
keluarga, kiranya keluarga kita menjadi cermin keluarga Kristen yang benar,
rukun dan sejahtera serta selalu memuliakan Tuhan dalam keluarga.
Status
Ama dan Ina dalam Keluarga
Posisi
dan peranan suami dan isteri dalam keluarga masih dominan dipengaruhi adat
budaya Batak yang sifatnya patriarchat dan
sangat androsentrik – sifat
yang selalu mengutamakan laki-laki. Dengan demikian sikap diskriminatif masih
mewarnai prilaku masyarakat Batak terhadap laki-laki dan perempuan. Sikap
diskriminatif itu sangat jelas kelihatan dalam masyarakat Batak. Misalnya, kematian
suami secara Adat Batak disebut sebagai peristiwa maponggol ulu, patah
dan terputus kepala dari tubuh. Kalau hal itu terjadi tentu tidak dapat diganti
lagi. Sedangkan bila isteri yang meninggal cukup disebut matompas tataring – dipan, tempat tungku memasak
roboh, runtuh, yang dapat diganti kapan saja, bahkan mungkin
penggantinya dapat yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Pemahaman
tentang status suami dan isteri di sini jelas dibedakan. Dalam pola pikir adat
Batak, ada prapaham bahwa isteri tidak diperbolehkan mencari pengganti suami
yang telah meninggal dunia. Sedangkan suami diperbolehkan bahkan sering
dianjurkan untuk mencari pengganti isteri yang sudah meninggal dunia. Implikasi
pemahaman ini melahirkan penghargaan yang lebih rendah terhadap isteri dan
perempuan dari pada kepada suami dan laki-laki. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap status dan posisi suami dan laki-laki, demikian juga terhadap isteri
dan perempuan perlu direstorasi, direvisi, diperbaharui dan diluruskan sesuai
dengan harkat, martabat dan kodrat kemanusiaan.
Ama
Na Marsahala, Ina
Soripada, Anak Sioloi Poda
Salah
satu pokok dari tujuan restorasi kehidupan keluarga adalah pembentukan ama na marsahala–bapak
yang berwibawa, ina soripada–isteri
teladan dan anak
sioloi poda – anak yang patuh pada nasihat orangtua. Melihat
keadaan dan kondisi keluarga masa kini, sudah sangat jauh dari pola hidup dan
karakter sebagai ama
na marsahala, ina soripada dan anak sioloi poda. Berbagai hal
yang menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah ekses negatif dari era
globalisasi, yang melahirkan industrialisasi, kemajuan teknologi dan
kecanggihan perangkat-perangkat teknologi informasi.
Kini
sudah menjadi kenyataan dan dapat dilihat secara kasat mata, bahwa so many fathers and mothers,
but so few parents – sungguh banyak yang menjadi bapak dan
ibu, tetapi sangat sedikit yang menjadi orangtua. Menjadi seorang bapak itu
mudah, cukup menjalankan fungsinya sebagai suami, yaitu menjadi ama parsinuan. Menjadi
seorang ibu itu mudah, cukup dengan menjalankan fungsinya sebagai ina pangintubu. Akan
tetapi menjadi ama
parsinuan dan menjadi ina
pangintubu belum tentu dapat berfungsi sebagai orangtua bagi
anak-anaknya. Makanya, restorasi kehidupan suami isteri perlu diadakan agar
mereka kembali sebagai pendidik, pembimbing, pengayom dan figur teladan kepada
anak-anaknya. ( Pdt Dr Darwin Lumbantobing)
TOROP DO AMA NA BOI GABE AMA –AMA, ALAI
OTIK DO NA BOI GABE AMA NA BURJU
TUA NI NAMARAMPANG , ALA
MARPANGARUGARUAN, TUA NI NAMARAMA ALA ADONG PANGALUALUAN
MAKNA “SUAMI” BAPAK DALAM BUDAYA BATAK TOBA
Makna Suami" dalam
budaya Batak yaitu:
1.
Sirongkap ni Tondi: suami, belahan
jiwa/sukma, yang tercinta, yang sehati sepikiran. Ak rongkap: jodoh,
sehati, serasi dan tondi: daya hidup, sukma, jiwa.
2.
Tunggane Doli, suami,
laki-laki /pasangan yang sepadan/ serasi. Ak. gana: rupa,
bentuk dan Doli: laki-laki,
3.
Siraja Nialuna: suami,
tempat curahan hati, menyampaikan keluhan, bertukar pikiran, pengayom, tempat
perlindungan. Ak. Alu: mengadu, menyampaikan sesuatu,
menyampaikan keluh kesah.
4.
Parhalang Ulu, Halang Ulu: suami,
pelindung keluarga, memberi rasa aman dan nyaman di keluarga. Ak.halang: ganjal;
dan ulu: kepala. Halang ulu: bantal kepala,
tempat terbaik di rumah Batak di sebelah dinding.
5.
Dongan Saripe: suami; pendamping/pasangan
hidup berkeluarga. Asal kata ripe: keluarga,
family. Dongan: teman, dan saripe: sekeluarga.
6.
Amang Raja: suami; kepala keluarga,
pemimpin rumah tangga, yang harus dihormati.
7.
Tuan Doli: suami, laki-laki yang
dihormati/dituakan dalam keluarga inti. Ak. tuan yang
dihormati, dituakan; doli: laki-laki.
8.
Anak ni Raja: suami, putra
raja, laki-laki terhormat. Asal kata anak ni Raja:
putra seorang Raja. Seorang suami idealnya mempunyai sifat dan perilaku
yang santun, anggun, serta senantiasa dapat menjaga dan membela
kehormatan keluarga dan orangtuanya.
9.
Siadopan, Amang Siadopan: suami, laki-laki yang selalu dihadapi,
yang selalu berhadap-hadapan. Ak. adop: berhadapan; amang: bapak. Seorang
suami adalah teman bertukar pikiran, tempat curahan hati dan kasih
sayang, laki-laki yang selalu diperhatikan, dan laki-laki yang selalu siap
berbuat terbaik kepada istri, bagai seorang bapak kepada anak.
10. Sinonduk,
sinonduk mangan: suami, Ak.sonduk: sendok; mangan: makan.
Pencari nafkah keluarga.
11. Hamulian: suami,
yang menikahi, yang menerima perempuan, memberikan nafkah lahir batin. Ak.
muli: menikah.
KESIMPULAN
Dari sajian di atas dapat
disimpulkan bawha Bapak sangat memiliki peran penting dalam Gereja dan tanggung
jawab atas pertumbuhan Iman anak. Sebagai seroang bapak juga harus bisa
menjalani tanggung jawabnya dan menjadi Imam serta teladan di tengah-tengah
keluarga dan gereja. Karena apabila seorang bapak tidak bisa menjadi Imam yang
baik di tengah-tengah kelurga, maka anak akan menjadi factor penghambat dalam
pertumbuhan Iman anak.
Dengan aktifnya bapak
didalam persekutuan yang ada di Gereja, secara tidak langsung bapak telah
mengajarka kepada anak bahwa pentingnya bersekutu dengan Tuhan Allah bersama
warga Gereja. Sehingga dapat menambah motivasi seorang anak akan pertumbuhan
Iman mereka.
Dalam hal ini juga gereja
harus memiliki peran penting dalam membina persekutuan yanga da didalam gereja.
Karena gereja adalah sebagai wadah/ tempat berkumpulnya orang-orang percaya
kepada Tuhan Allah.
Oleh Karena itu Gereja
Harus memikirkan bagaimana untuk membangun persekutuan kaum bapa di dalam
gereja pelayan gereja dan berbagai metode dan bentuk pelayanan yang tepat
bagi kaum bapak. Jika ada paduan suara kaum bapak di dalam suatu gereja hal ini
telah menjadi basis membina persekutuan kaum bapak, maka harus ditambahkan pula
dengan melakukan pendalaman alkitab bagi kaum bapak didalam gereja.
Dan Gereja juga harus
segera mengambil sikap untuk Membangun persekutuan kaum bapak, karena pada
dasarnya bertujuan untuk membantu dan menolong kaum bapa agar mampu menjadi
kepala keluarga yang baik sebagaimana pesan Alkitab. Tentu sebagai bapa, mereka
memiliki tanggung jawab yang besar seperti; memenuhi kebutuhan keluarga,
memberikan perlindungan bagi keluarganya dan menciptakan komunikasi yang
harmonis di dalam rumah tangga mereka masing-masing. Dalam menjalankan
tanggungjawab yang besar ini kaum bapa harus memiliki iman yang kokoh.
No comments:
Post a Comment