Khotbah Ibadah di Polres, YESAYA 32:8
Berani Menegakkan Kebenaran dan Berbudi Luhur
Dampak Kebenaran
Ketika
mendengar kata “kebenaran”, apa hal yang langsung terlintas dalam benak kita?
Bagi sebagian orang, kata kebenaran hanyalah suatu kata yang indah maknanya,
tetapi sulit untuk dilakukan. Bagi sebagian orang lain, kata kebenaran adalah
kata yang terlalu muluk-muluk dan mustahil, yang hampir tidak mungkin ada lagi
di dunia modern saat ini. Mungkin ada juga sebagian orang yang berpendapat
bahwa kebenaran adalah istilah Kristen yang cukup ada di gereja dan tidak perlu
dibahas di lingkungan luar gereja (di masyarakat, di kantor, dan lain sebagainya).
Bagi saya, pendapat orang yang menganggap bahwa kebenaran itu sebagai sesuatu
yang kuno atau kurang berarti, itu adalah pertanda bahwa mereka belum
sungguh-sungguh mengenal apakah kebenaran itu.
32:8 Tetapi orang yang berbudi luhur merancang
hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian
Dalam kitab
Yesaya 32:1 tertulis ayat: “Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut
kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan,” Ini adalah
gambaran raja yang benar dan pemimpin yang benar.
Prinsip
dari seorang raja yang benar adalah ia memerintah menurut kebenaran, dan
prinsip seorang pemimpin yang benar adalah memimpin menurut keadilan. Pada
hakekatnya, kebenaran dan keadilan berjalan beriringan dan tidak akan saling
bertentangan.
Raja disini
berbicara soal pemimpin suatu bangsa atau pemerintahan. Dalam masa sekarang hal
ini berarti presiden atau perdana menteri. Seorang presiden harus memerintah
menurut kebenaran, inilah syarat seorang presiden yang benar di hadapan Tuhan
dan rakyat. Kalau presiden memerintah menurut pendapat seseorang, ini sangat
tidak benar, apalagi bila menurut kepentingan seseorang atau golongan tertentu.
Pemimpin-pemimpin
semua lembaga pemerintahan juga harus memerintah menurut keadilan, bukan
menurut perintah seseorang yang tidak benar. Lembaga-lembaga yang ada haruslah
menjalankan fungsinya sesuai dengan kebenaran dan keadilan.
Lebih
lanjut dalam Yesaya 32:8 tertulis: “Tetapi orang yang berbudi luhur merancang
hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.” Ini merupakan sumber
awal bagaimana sikap dan tindakan seseorang itu akan menjadi benar dan adil
atau sebaliknya, salah dan tidak adil.
emua
manusia merindukan hidup yang luhur. Luhur artinya tinggi, mulia, sangat baik.
Semua ingin menjadi orang luhur, baik dirinya sendiri bahkan dalam diri dan
hidup orang-orang yang dikasihinya.
Bahkan
orang jahat dan berdosa pun jauh di dalam hatinya selalu ada kerinduan untuk
menjadi orang baik sama seperti orang lain. Penjahat yang bertobat berubah
arahnya hidupnya ke hal-hal yang luhur sebab ia mengambil tindakan untuk
mewujudkan keinginan menjadi orang baik yang ada di dalam hatinya.
Tiga
tingkatan menjadi luhur adalah:
1.
Bertindak luhur. Bagi orang-orang yang biasa bertindak egois bahkan melawan
norma perilaku berdasarkan perikemanusiaan, maka hal ini adalah sangat sulit
sebab memang benar bahwa yang paling sulit dari sebuah pekerjaan adalah
memulainya tetapi harus dimulai dengan mengambil tindakan seperti orang luhur.
2.
Merancang hal-hal luhur. Banyak orang sudah selalu bertindak luhur tetapi itu
semacam tindakan yang menjadi kebiasaan saja tetapi ia tidak berpikir untuk
membentuk dunia ini menjadi luhur. Baginya cukup ketika menjadi orang yang
luhur dalam semua yang dilakukannya. Orang seperti ini adalah luhur tetapi ia
belum berbudi luhur.
3. Berbudi
luhur. Orang yang selalu memikirkan (merancang) keluhuran dan bertindak
berdasarkan keluhuran disebut sebagai orang berbudi luhur.
Orang yang
tindakannya baik tetapi pikirannya tidak luhur adalah orang munafik. Orang yang
memikirkan keluhuran tapi bertindak fasik tetap disebut orang fasik, penjahat.
Nilai hidup ditentukan oleh pikiran (dorongan, niat untuk melakukan segala
sesuatu) dan tindakan.
"Jadi
akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi
4:8). (*)
Seorang
pemimpin apakah presiden maupun pemimpin yang lain, haruslah memiliki budi luhur
agar yang ia rancangkan hanyalah hal-hal yang luhur, dan selalu bertindak
luhur. Bila budi kita sudah tidak luhur, melainkan luntur oleh keinginan
berkuasa, motivasi harta, ketakutan akan manusia, takut miskin, takut
kehilangan, takut ini dan itu, maka niscaya semua yang dilakukan tidak akan
membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
Hari ini
kita belajar suatu prinsip kebenaran dari Alkitab tentang bagaimana kita harus
memiliki budi luhur dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Prinsip ini bukan
hanya untuk pemimpin melainkan untuk kita semua, karena dalam lingkup tertentu
dan dalam scope yang lebih kecil, kita adalah seorang pemimpin, yaitu pemimpin
bagi keluarga, pemimpin bagi kelompok masyarakat, pemimpin grup, dan terutama
pemimpin bagi diri sendiri. Oleh karena itu, sejak awal kita harus punya dan
memegang kokoh prinsip kebenaran ini. Sebab sikap seorang pemimpin besar
ditentukan dari sikapnya dalam memimpin diri sendiri.
Kiranya
kita semua selalu berada dalam kasih dan karunia-Nya. Kita doakan bangsa dan
negara kita Indonesia agar para pemimpin diberikan hati yang kuat seperti “hati
singa”, untuk berjalan dalam kebenaran dan keadilan, dan agar kita sendiri pun
hidup dalam kebenaran dan keadilan itu. Tuhan Yesus memberkati.
Alkitab
menyelamatkan polisi dari kematian setelah ditembak oleh penjahat
ARGENTINA.-
Seorang polisi diselamatkan dari kematian , dilindungi oleh Alkitab yang
dibawanya di dada , ketika dia ditembak oleh beberapa orang asing.
Petugas
Felipe Rebollo, yang menjaga jalan-jalan sebuah kota dekat lingkungan Belgrano,
diserang dari sebuah mobil oleh dua orang yang memanggilnya dengan nama. Saat
pria berseragam mendekat, salah satu pria menembaknya dua kali . Peluru pertama
tidak mengenai polisi itu, tetapi peluru kedua diarahkan ke dadanya, yang
untungnya menabrak Alkitab di saku kemejanya, menurut Infobae .
Selanjutnya,
polisi menjawab serangan itu, jadi ada pertukaran tembakan yang berakhir ketika
para penjahat melarikan diri.
Rebollo
keluar tanpa cedera dari serangan itu dan hidup dengan mukjizat berkat Alkitab
yang melindungi peluru . Jika bukan karena buku suci, peluru akan menghantam
hati dan mati hari ini.
Para
penjahat yang mencoba membunuh polisi masih buron , meskipun mereka mungkin
tahu Rebollo, mereka belum dapat diidentifikasi, mereka juga tidak dapat
menetapkan alasan yang dapat menyebabkan para penyerang mencoba mengambil hidup
merekakepada polisi, meskipun itu berspekulasi bahwa itu bisa menjadi masalah
pribadi. Bagaimanapun, polisi menyelidiki fakta.
Presisi merupakan kependekan dari prediktif,
responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
Polri mempunyai moto Rastra Sewakotama yang
artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Polri mengemban tugas-tugas Polisi di
seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
3 M
MELINDUNGI, MENGAYOMI, DAN MELAYANI
Separuh Napas Kami
Adalah Loyalitas
Seluruh Hidup Kami
Adalah Pengabdian
Semua Bakti Kami
Adalah Amanah
Ciri pemimpin yang dipimpin oleh kebenaran:
1.
Mengambil keputusan bukan karena perasaan senang atau tidak senang; suka
atau tidak suka
2.
Mengambil keputusan bukan karena apa kata orang banyak
3.
Mengambil keputusan bukan karena untuk menyelamatkan diri atau mau aman
4.
Tetapi karena kebenaran (nilai-nilai).
Pemimpin yang melakukan pembaruan hidup
Pembaruan hidup seperti apa?
1. mereka akan melihat kebenaran
2. mereka akan mendengar kebenaran
3. mereka dapat menimbang untuk memilih kebenaran
4. mereka akan berbicara kebenaran
I. PRIBADI LUHUR DENGAN INTEGRITAS YANG
KUAT
B. Integritas dan Kepribadian yang dapat
Dipercaya
II. PRIBADI LUHUR DENGAN RESPEK YANG TINGGI
PRIBADI LUHUR DENGAN PENATALAYANAN YANG
MEMBUMI
- Memaknai
Penatalayanan
- B.
Kepemimpinan Manajemen dan Penatalayanan
No comments:
Post a Comment