Sunday, 29 December 2024

Khotbah Ibadah di Polres Asahan, YESAYA 32:8 Berani Menegakkan Kebenaran dan Berbudi Luhur Dampak Kebenaran

 

Khotbah Ibadah di Polres, YESAYA 32:8

Berani Menegakkan Kebenaran dan Berbudi Luhur

                                                                Dampak Kebenaran


Ketika mendengar kata “kebenaran”, apa hal yang langsung terlintas dalam benak kita? Bagi sebagian orang, kata kebenaran hanyalah suatu kata yang indah maknanya, tetapi sulit untuk dilakukan. Bagi sebagian orang lain, kata kebenaran adalah kata yang terlalu muluk-muluk dan mustahil, yang hampir tidak mungkin ada lagi di dunia modern saat ini. Mungkin ada juga sebagian orang yang berpendapat bahwa kebenaran adalah istilah Kristen yang cukup ada di gereja dan tidak perlu dibahas di lingkungan luar gereja (di masyarakat, di kantor, dan lain sebagainya). Bagi saya, pendapat orang yang menganggap bahwa kebenaran itu sebagai sesuatu yang kuno atau kurang berarti, itu adalah pertanda bahwa mereka belum sungguh-sungguh mengenal apakah kebenaran itu.

32:8 Tetapi orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian

Dalam kitab Yesaya 32:1 tertulis ayat: “Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan,” Ini adalah gambaran raja yang benar dan pemimpin yang benar.

Prinsip dari seorang raja yang benar adalah ia memerintah menurut kebenaran, dan prinsip seorang pemimpin yang benar adalah memimpin menurut keadilan. Pada hakekatnya, kebenaran dan keadilan berjalan beriringan dan tidak akan saling bertentangan.

Raja disini berbicara soal pemimpin suatu bangsa atau pemerintahan. Dalam masa sekarang hal ini berarti presiden atau perdana menteri. Seorang presiden harus memerintah menurut kebenaran, inilah syarat seorang presiden yang benar di hadapan Tuhan dan rakyat. Kalau presiden memerintah menurut pendapat seseorang, ini sangat tidak benar, apalagi bila menurut kepentingan seseorang atau golongan tertentu.

Pemimpin-pemimpin semua lembaga pemerintahan juga harus memerintah menurut keadilan, bukan menurut perintah seseorang yang tidak benar. Lembaga-lembaga yang ada haruslah menjalankan fungsinya sesuai dengan kebenaran dan keadilan.

Lebih lanjut dalam Yesaya 32:8 tertulis: “Tetapi orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.” Ini merupakan sumber awal bagaimana sikap dan tindakan seseorang itu akan menjadi benar dan adil atau sebaliknya, salah dan tidak adil.

emua manusia merindukan hidup yang luhur. Luhur artinya tinggi, mulia, sangat baik. Semua ingin menjadi orang luhur, baik dirinya sendiri bahkan dalam diri dan hidup orang-orang yang dikasihinya.

Bahkan orang jahat dan berdosa pun jauh di dalam hatinya selalu ada kerinduan untuk menjadi orang baik sama seperti orang lain. Penjahat yang bertobat berubah arahnya hidupnya ke hal-hal yang luhur sebab ia mengambil tindakan untuk mewujudkan keinginan menjadi orang baik yang ada di dalam hatinya.

Tiga tingkatan menjadi luhur adalah:

1. Bertindak luhur. Bagi orang-orang yang biasa bertindak egois bahkan melawan norma perilaku berdasarkan perikemanusiaan, maka hal ini adalah sangat sulit sebab memang benar bahwa yang paling sulit dari sebuah pekerjaan adalah memulainya tetapi harus dimulai dengan mengambil tindakan seperti orang luhur.

2. Merancang hal-hal luhur. Banyak orang sudah selalu bertindak luhur tetapi itu semacam tindakan yang menjadi kebiasaan saja tetapi ia tidak berpikir untuk membentuk dunia ini menjadi luhur. Baginya cukup ketika menjadi orang yang luhur dalam semua yang dilakukannya. Orang seperti ini adalah luhur tetapi ia belum berbudi luhur.

3. Berbudi luhur. Orang yang selalu memikirkan (merancang) keluhuran dan bertindak berdasarkan keluhuran disebut sebagai orang berbudi luhur.

Orang yang tindakannya baik tetapi pikirannya tidak luhur adalah orang munafik. Orang yang memikirkan keluhuran tapi bertindak fasik tetap disebut orang fasik, penjahat. Nilai hidup ditentukan oleh pikiran (dorongan, niat untuk melakukan segala sesuatu) dan tindakan.

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). (*)

Seorang pemimpin apakah presiden maupun pemimpin yang lain, haruslah memiliki budi luhur agar yang ia rancangkan hanyalah hal-hal yang luhur, dan selalu bertindak luhur. Bila budi kita sudah tidak luhur, melainkan luntur oleh keinginan berkuasa, motivasi harta, ketakutan akan manusia, takut miskin, takut kehilangan, takut ini dan itu, maka niscaya semua yang dilakukan tidak akan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Hari ini kita belajar suatu prinsip kebenaran dari Alkitab tentang bagaimana kita harus memiliki budi luhur dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Prinsip ini bukan hanya untuk pemimpin melainkan untuk kita semua, karena dalam lingkup tertentu dan dalam scope yang lebih kecil, kita adalah seorang pemimpin, yaitu pemimpin bagi keluarga, pemimpin bagi kelompok masyarakat, pemimpin grup, dan terutama pemimpin bagi diri sendiri. Oleh karena itu, sejak awal kita harus punya dan memegang kokoh prinsip kebenaran ini. Sebab sikap seorang pemimpin besar ditentukan dari sikapnya dalam memimpin diri sendiri.

Kiranya kita semua selalu berada dalam kasih dan karunia-Nya. Kita doakan bangsa dan negara kita Indonesia agar para pemimpin diberikan hati yang kuat seperti “hati singa”, untuk berjalan dalam kebenaran dan keadilan, dan agar kita sendiri pun hidup dalam kebenaran dan keadilan itu. Tuhan Yesus memberkati.

Alkitab menyelamatkan polisi dari kematian setelah ditembak oleh penjahat

ARGENTINA.- Seorang polisi diselamatkan dari kematian , dilindungi oleh Alkitab yang dibawanya di dada , ketika dia ditembak oleh beberapa orang asing.

Petugas Felipe Rebollo, yang menjaga jalan-jalan sebuah kota dekat lingkungan Belgrano, diserang dari sebuah mobil oleh dua orang yang memanggilnya dengan nama. Saat pria berseragam mendekat, salah satu pria menembaknya dua kali . Peluru pertama tidak mengenai polisi itu, tetapi peluru kedua diarahkan ke dadanya, yang untungnya menabrak Alkitab di saku kemejanya, menurut Infobae .

Selanjutnya, polisi menjawab serangan itu, jadi ada pertukaran tembakan yang berakhir ketika para penjahat melarikan diri.

Rebollo keluar tanpa cedera dari serangan itu dan hidup dengan mukjizat berkat Alkitab yang melindungi peluru . Jika bukan karena buku suci, peluru akan menghantam hati dan mati hari ini.

Para penjahat yang mencoba membunuh polisi masih buron , meskipun mereka mungkin tahu Rebollo, mereka belum dapat diidentifikasi, mereka juga tidak dapat menetapkan alasan yang dapat menyebabkan para penyerang mencoba mengambil hidup merekakepada polisi, meskipun itu berspekulasi bahwa itu bisa menjadi masalah pribadi. Bagaimanapun, polisi menyelidiki fakta.

Presisi merupakan kependekan dari prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.

Polri mempunyai moto Rastra Sewakotama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Polri mengemban tugas-tugas Polisi di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

3 M MELINDUNGI, MENGAYOMI, DAN MELAYANI

Separuh Napas Kami Adalah Loyalitas

Seluruh Hidup Kami Adalah Pengabdian

Semua Bakti Kami Adalah Amanah

Ciri pemimpin yang dipimpin oleh kebenaran:

1.      Mengambil keputusan bukan karena perasaan senang atau tidak senang; suka atau tidak suka

2.      Mengambil keputusan bukan karena apa kata orang banyak

3.      Mengambil keputusan bukan karena untuk menyelamatkan diri atau mau aman

4.      Tetapi karena kebenaran (nilai-nilai).

Pemimpin yang melakukan pembaruan hidup

Pembaruan hidup seperti apa?

1. mereka akan melihat kebenaran

2. mereka akan mendengar kebenaran

3. mereka dapat menimbang untuk memilih kebenaran

4. mereka akan berbicara kebenaran

I. PRIBADI LUHUR DENGAN INTEGRITAS YANG KUAT

B. Integritas dan Kepribadian yang dapat Dipercaya

II. PRIBADI LUHUR DENGAN RESPEK YANG TINGGI

PRIBADI LUHUR DENGAN PENATALAYANAN YANG MEMBUMI

  1. Memaknai Penatalayanan
  2. B. Kepemimpinan Manajemen dan Penatalayanan

 

No comments:

Post a Comment