Saturday, 12 October 2013

Teologi Perjanjian Baru

Nama                          : Budianto Sianturi             
Mata Kuliah              : Teologi Perjanjian Baru III
Diajukan untuk
Memenuhi                  : Ujian Akhir Semester IV
Dosen  Pengampu      : Pdt. DR. Martongo Sitinjak.


KESETIAAN TUHAN YESUS SEBAGAI DASAR
KESETIAAN ORANG-ORANG PERCAYA

1. Pendahuluan.
Berbicara tentang kesetiaan Tuhan Yesus sebagai dasar kesetiaan orang –orang percaya, Yunani  “agathe kai piste” Mat 24:25,  kita terlebih dulu harus memahami siapakah Yesus sebenarnya? Mengapa Kesetiaan Yesus dijadikan sebagai dasar kesetiaan orang-orang percaya?. Apa yang menarik dari kesetiaan Yesus bagi orang-orang percaya?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu kita harus memahami latar belakang sejarah kehidupan Yesus selama melayani di dunia ini. Beberapa hal yang  kita pahami dan ketahui  adalah : kehidupan Tuhan Yesus selama pelayanan-Nya di dunia ini  Yesus  rela berkorban , rendah hati, taat dan setia kepada yang menyuruhNya, sampai mati di kayu salib untuk menjalankan perintah Bapa-Nya yang adalah Allah kita. Ia tidak ingin menguasai orang; Ia hanya rindu melayani manusia. Ia tidak mementingkan kehendak sendiri; Ia hanya mementingkan kehendak Allah. Ia tidak ingin meninggikan diri sendiri; Ia meniadakan kemuliaan-Nya hanya untuk kepentingan manusia.

2. Siapakah Yesus ?
Pusat pemberitaan Kitab Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus, mulai dari kelahiran, pelayanan-Nya selama di dunia, kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya. Setiap Kitab memandang Yesus dalam berbagai sudut pemahaman. Matius menggelari Yesus sebagai “Anak Manusia, atau Anak Daud ( Mat 1:1; 9:27; 12:23) Markus menamai “Anak Allah 1:1, Lukas menggunakan istilah Anak manusia, dan Yohanes mengggelari “ Logos atau Firman Yoh 1:1. Murid- murid Tuhan Yesus menyebutnya sebagai Guru, Rabbi dan Tuhan. Pontius Pilatus menamai Dia “Raja orang Yahudi”. Petrus menamai Yesus sebagai Mesias. Markus 14:61, ketika imam besar mahkamah Agung menanyai Yesus “Apakah Engkau Mesias Anak yang terpuji? Dengan tenang Yesus menjawab, ‘Akulah Dia Mark 14:62.[1]
Mesias dalam bahasa ibrani  “masyiakh” aram mesyika “Yang di urapi”, orang yang akan menjadi “Juruselamat umatNya. Mesias adalah “Kristus” Yunani  Messiah atau “Christos” dari kata kerja ‘khryo’ yang artinya mengurapi,   Yoh 1:41;4:25 Yesus adalah Mesias, yang diurapi, Juruselamat.[2]  Kitab Perjanjian Lama menyebut-Nya juga Mesias, tokoh yang dinanti-nantikan orang Yahudi (Dan 9:25-26) Yesus sebagai Adam yang pertama, keturunan Daud, Hamba Yahweh Yes 7, penahluk yang diurapi ( Yes 9:3-5). Mesias adalah Yesus dari Nazaret, yang pada saat baptisan-Nya di urapi dengan Roh Kudus Kis 10:38, Yes 61:1.[3] Sebagai orang Kristen pengikut Kristus (orang percaya), sudah barang tentu diwajibkan harus memiliki prinsip dan prilaku yang sama seperti Yesus. Tuhan berfirman, “ Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15: 5).

3. Kesetiaan Yesus Sebagai Dasar Kesetiaan Orang Percaya.
Dalam bahasa Yunani kesetiaan berasal dari kata yang sama dengan iman,  “Iman adalah  dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” Ibrani 11:1. Pada saat kita merenungkan kata kesetiaan, secara tidak langsung kita  di ingatkan mengenai dua hal karakter lain yaitu; keteguhan dan dapat diandalkan. Defenisi Kesetiaan dapat juga disamakan dengan Kasih Setia (bnd Mzm 98), yang searti dengan Perjanjian dan Kesetiaan. Artinya mungkin dapat dirangkum sebagai; “kasih yang mantap teguh atas dasar perjanjian yang telah dibuat”. Pengertian ini digunakan untuk menggambarkan baik sikap Allah terhadap umat-Nya maupun sikap umat Allah terhadap Dia[4].


Yesus tetap setia, walaupun ia di hina, di siksa, di olok- olok dan mati di kayu salib, ia tidak pernah berpaling dari perintah Bapanya (Yoh 3 :16). Teguh dan Kokoh dan tetap di dalam perintah Bapa. Ketika Yesus Berpuasa selama 40 hari 40 malam tidak makan dan minum Iblis menguji dan mencobai Yesus dengan di padang gurun dengan tegas Yesus mengatakan ‘enyahlah kau iblis sebab ada tertulis “Engkau harus menyembah Tuhan. Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti (Mat 4:1-11) Nas ini menunjukkan betapa teguh dan kokohnya kesetiaan Yesus kepada Bapa-Nya yang adalah Allah . Dan inilah dasar kesetian kita “Sama Seperti Yesus yang Setia kepada BapaNya demikianlah orang percaya setia kepada Tuhan Allah dan itu lah dasar kesetiaan orang percaya. Karena Kristus Adalah jalan, kebangkitan, hidup, maka dasar Kesetiaan atau iman orang Kristen adalah meneladani kesetiaan Kristus.[5]

4. Berperilaku  Seperti Kristus .

Alkitab berkata; “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp 2: 5). Jika kita berperilaku seperti Yesus, dan bersikap seperti Dia, maka kita akan dipersatukan-Nya (Yoh 17: 22-24). “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yesus Kristus” (Gal 3: 28). Berpikir Seperti Kristus berarti,  tinggal dalam Kristus; tidak seorangpun yang dapat hidup dalam Kristus sambil membenci saudara-saudaranya (1 Yoh 1: 7). Memiliki  kasih-Nya: Yesus memberi kuasa kepada kita untuk mengasihi sesama kita ( 2 Kor 5: 14). Memiliki  Roh-Nya: hanya dengan Roh Kudus kita dapat memperlihatkan kasih yang kekal terhadap seseorang (bnd Ef 4: 29-31).[6]

5. Dalam Dia ada Kebangkitan dan Hidup
Yohanes menandaskan bahwa akan datang dari belakangnya yang lebih besar darinya, membuka tali kasutNya saja ia tidak pantas. Berlangkali Yohanes mengaitkan hidup ini dengan Kristus dalam prolognya ia mengatakan kepada orang percaya bahwa “dalam Dia ada hidup” hidup itu adalah terang manusia” Yoh 1: 4.  “Sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.” Begitu juga Ia telah memberi Anak “mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” Yoh 5:26. Rasul paulus mengatakan “En To Kristos” Hidup di dalam Kristus. Yesus, akan menuntun hubungan di dalam tubuh-Nya. Peran kita berkenaan dengan hubungan di dalam tubuh-Nya, bergantung pada prinsip-prinsip kehidupan Kristen menjadi manusia baru (Kol 5: 1-7). Kehidupan semacam itu berdasarkan dua fakta yakni; dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus, dan mencari perkara-perkara yang diatas.  Dalam Kolose 1: 10 merupakan kualitas hidup yang menjelaskan tentang; layak di hadapan-Nya, berkenan kepada-Nya / menghormati-Nya dan menghasilkan buah. [7]

6. Memelihara dan menaati Firman Tuhan adalah orang yang berbahagia
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah Yoh 1:1 [8]. Firman itu mula-mula disampaikan secara lisan oleh Musa, kemudian diteruskan oleh para imam, dan para nabi  (Kel 4: 12; Kel: 18: 16, 20; Yes 8: 16). Pandangan orang Yahudi tentang pengajaran Yesus, menyangka akan meniadakan Torah (Hukum Taurat). Yesus menyangkal pandangan itu dan berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Torah. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 7: 29).

Karena itu kata Yesus selanjutnya; “siapa yang meniadakan salah satu perintah dari hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan disebut yang paling hina di dalam Kerajaan Sorga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah dari hukum Taurat, ia akan disebut yang paling besar” (bnd Mat 5: 19), “sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu yota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari Torah” (Mat 5: 18). Dengan kata lain; ketaatan melakukan firman-Nya, berarti memperoleh keselamatan yang daripada-Nya.” Tetapi Ia berkata yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan memelihara-Nya” (Luk 11:28).[9]



7. Mengikut Yesus Keputusanku
Kesetiaan Yesus  terhadap apa yang Allah Firmankan dan perintahkan, itulah yang menjadi dasar bagi pengikut Kristus. ( Kristen : Pengikut Kristus ) Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk melayani dan bukan untuk dilayani, Dia datang sebagai Hamba  dan memberi nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang  (Mrk 10: 45). Kehadiran Yesus ke tengah-tengah dunia untuk memberitakan kabar baik tentang kerajaan Allah, agar semua orang yang percaya kepada Yesus memiliki hidup yang abadi. ”Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Kor 3: 11). Barang siapa menerima Dia, ia menjadi anak Kerajaan Sorga, menjadi Garam dan Terang dunia ( Mat 5:1-16 Khotbah di Bukit)[10].

8. Scopus
Setialah Selalu sama seperti Yesus yang adalah Setia, sampai Hari Tuhan datang.

5. Kepustakaan.
Alkitab (Lembaga Alkitab Indonesia ) Jakarta 2008
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang Gandum Mas 2000.
 DF Walker “Konkordansi Alkitab”, Jakarta, BPK Gunung Mulia.
DR Robert R Boelkhe “Siapakah Yesus sebenarnya” Jakarta BPK GM 1993
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L), Jakarta. YKBK.
J.L.Ch. Abineno, Kotbah Di Bukit, Jakarta, BPK Gunung Mulia.
Leon Morris “Teologi Perjanjian Baru” Malang Gandum Mas 1986
M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta. BPK GM.
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta, BPK Gunung Mulia.
Tafsiran Alkitab Injil Matius, Lukas, Yohanes.
WRF Browning “Kamus Alkitab” Jakarta BPK GM 2009


[1] DR Roberth R Boelkhe “Siapakah Yesus sebenarnya” Jakarta, BPK GM 1993 Hal 7-8
[2] WRF Browning “Kamus Alkitab” Jakarta BPK GM 2009 Hal 267
[3] Dj Douglas “Ensiklopedi Alkitab Masa Kini” YKBK/OMF Jakarta, 1996
[4] N Snaith, 2008, ”Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L)”, Jakarta, YKBK, hal. 528.
[5] Leon Morris “Teologi Perjanjian Baru”  Malang, Gandum Mas 1986 Hal 309-369
[6] Alkitab Penuntun Hidup berkelimpahan “Full Life Study Bible” Gandum Mas
[7] Leon Morris  Op-Cit
[8] J.L.Ch. Abineno, 2009, “Khotbah Di Bukit”, Jakarta, BPK. Gunung Mulia, hal. 46-47.
[9] DR JJ d Herr, DR JT Nielsen dan Tafsiran Yohanes
[10] M.E. Duyverman, 2009, “Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru”, Jakarta BPK GM, hal. 47.

No comments:

Post a Comment