Friday, 25 October 2013

MENJADI PELAYAN TUHAN SEBUAH RENUNGAN MATIUS 20:20-28


MENJADI PELAYAN TUHAN

Seorang Tuan bersikap memerintah, tetapi seorang pelayan bersikap melakuan perintah.
Seorang Tuan mempertahankan hak pribadi, seorang pelayan mengutamakan  hak orang lain
Seorang Tuan bersikap mengambil, tetapi seorang pelayan bersikap memberi.
Seorang Tuan mencari pelayan, tetapi seorang pelayan mencari kesempatan untuk melayani.
Seorang Tuan ingin mengendalikan, seorang pelayan  selalu memerdekakan yang dilayani.
Seorang Tuan menuntut penurutan, seorang pelayan selalu mengutamakan penurutan.
Seorang Tuan hidupnya mudah terancam, seorang pelayan hidupnya nyaman.

Matius 20:20-28 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Persyaratan sebagai pelayan Tuhan :
1.      Tidak dengan tangan besi dan tidak memiliki suatu ambisi untuk menjadi yang lebih besar dari yang lain.
2.      Menjadi pelayan bagi yang lain. Tidak ada yang dapat dibanggakan sebagai seorang pelayan tetapi hanyalah kesetiaannya dan kerendahan hatinya.
3.      Menjadi hamba (hamba lebih rendah dari pelayan karena hamba tidak diberi upah seperti pelayan) Roma 14:8, seorang hamba adalah milik Tuhan, jadi semua yang dikerjakannya hanya untuk Tuhan.
Pelayan yang baik
Pekerjaan adalah suatu hal yang akan berhenti dilaksanakan apabila menerima kritikan, sedangkan pelayanan adalah suatu hal yang akan terus berjalan apabila menerima kritikan. Pekerjaan bertujuan untuk mendapatkan uang, tetapi pelayanan bertujuan untuk mengungkapka rasa terima kasih. Gereja tidak akan sempurna bila dipenuhi dengan jemaat yang mengutamakan pekerjaan, tetapi akan menjadi sempurna apabila jemaatnya mengutamakan pelayanan.

Pelayanan Paulus Sebagai Model Pelayanan Kita (Kisah 20 : 17 – 38).  PAULUS adalah seorang rasul yang agung. Sebelum ia menerima panggilan Tuhan untuk menjadi rasul, ia adalah seorang penganiaya jemaat. (Filipi 3 : 6). Ia dengan penuh penyesalan menceritakan masa lalunya, kepada anak rohaninya, Timotius dengan ungkapan yang sedih. "Aku yang tadinya penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, akan tetapi telah dikasihinya. Karena semuanya itu kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman." (I Tim 1 : 13). Ia menyadari, bahwa ia dapat melayani Tuhan itu, adalah karena Kasih Karunia Tuhan yang bekerja di dalam hidupnya. Jika ia boleh menjadi rekan kerja Allah untuk menjaga kawanan domba Allah dan memberitakan Firman, itu semata-mata anugerah Tuhan yang besar telah dipercayakan kepadanya.

Dalam Kis 20 : 17 - 38 dikisahkan tentang nasihat Paulus kepada persatuan Efesus ketika ia berada di Miletus. Di dalamnya kita dapat melihat siapakah seorang pelayan Tuhan itu. Dengan sikap yang bagaimana kita melayani Tuhan? Mengapa ketaatan itu mutlak diperlukan oleh seorang pelayan? Melaui uraian singkat di bawah ini, kiranya kita sebagai pelayan Tuhan dapat bercermin pada kehidupan pelayanan Rasul Paulus.

MENJAGA KESAKSIAN HIDUPNYA
Dalam Kisa 20 : 18, dengan mengatakan:"Kamu tahu bagaimana aku hidup di antara kamu....", sebenarnya Rasul Paulus sedang menunjukkan tentang kehidupannya yang dapat dipertanggungjawabkannya. Ia menyadari bahwa hidupnya bagaikan surat yang terbuka yang mudah dibaca oleh orang lain. (II Kor 3 : 3). Segala tingkah laku dan perbuatannya tidak lepas dari pengamatan orang di sekitarnya. Rasul Paulus menjaga ketat kehidupan moralnya, kesucian hidupnya, perkataannya dan tingkah lakunya. Bahkan ia keras terhadap diri sendiri dalam hal disiplin, karena ia menyadari seorang pelayan Tuhan harus mendisiplinkan diri sedemikian rupa, sehingga hidupnya tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Dan, ia berani diuji oleh orang lain. Dengan mengatakan :"Kamu tahu bagaimana aku hidup" berarti dia mengizinkan orang lain untuk menilai siapa dirinya yang sesungguhnya.

Orang lain bisa melihat dan menilai bagaimana hubungannya dengan Tuhan? Bagaimana relasinya dengan jemaat dan rekan kerjanya? Bagaimana kehidupan moralnya? Apa motivasi pelayanannya? Pertanyaan-pertanyaan di atas mengarah kepada satu hal siapa sesungguhnya orang ini? Ketika orang lain mengevaluasi hidupnya, seolah-olah Rasul Paulus ingin mengatakan,"Aku lulus dari ujian ini karena aku bersih. Aku dapat mempertanggung jawabkan seluruh kehidupanku baik di hadapan Tuhan maupun sesama. "Kamu tahu bagimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini".
Kehidupan yang transparan dan terbuka ini hendaknya menjadi cerminan bagi setiap pelayan Tuhan. Hendaknya kita menyadari bahwa kehidupan kita bagaikan surat-surat terbuka yang mudah dibaca oleh orang lain sebagai pelayan Kasih Karunia Allah, tidak mungkin kita menghindari penilaian dari luar.

RENDAH HATI DALAM MELAYANI TUHAN
Rasul Paulus menjelaskan bahwa pada waktu ia melayani Tuhan, ia telah mendemonstrasikansikap rendah hatinya di hadapan banyak orang, pada waktu ia mengatakan,"dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan" Dengan perkataan seperti itu, dia tak bermaksud untuk menguntungkan dirinya, melainkan untuk menunjukkan segala sesuatunya kepada Sang Pengutusnya. Bagi Paulus tidak ada sesuatu yang dapat ia banggakan selain dari Kasih Karunia Tuhan yang telah mengubahnya menjadi seorang pelayan yang rendah hati. Siapakah sesungguhnya Paulus? Di bagian pendahuluan telah disinggung selain singkat bahwa dulunya ia seorang penghujat, penganiaya jemaat dan seorang yang ganas. Tetapi, dia telah dikasihi Tuhan. Apa yang menyebabkan perubahan dan perilakunya begitu drastis? Dari seorang seorang penghujat dan penganiaya yang ganas menjadi seorang pelayan Tuhan yang rendah hati? Itu hanya anugerah Tuhan yang dapat mengubah perilaku seseorang.

Bagi pelayan Tuhan, camkanlah hal ini: Anugerah Tuhan tidak sekedar memanggil kita melayani, tetapi di dalam pelayanan itu Tuhan tidak henti-hentinya membentuknya menjadi seorang pelayan sebagaimana yang Tuhan kehendaki. Kita akan menjadi pelayan yang berbahaya karena merasa "oke-oke" saja dengan segala kejelekan kita, toh Tuhan akan tetap memakai kita.

TAAT PADA KEHENDAK TUHAN
Saat melayani Tuhan, ketaatan mutlak diperlukan. Dalam Kis 20 : 19 - 38 kita dapat menemukan daftar ketaatan, kesetiaan Paulus yang sangat mengagumkan.
1.      Tetap taat melayani sekalipun banyak mencucurkan air mata dan mengalami pencobaan dari pihak Yahudi yang mau membunuhnya.
2.      Tetap taat dan setia dalam membina jemaat dan mengajarkan Firman Tuhan, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah jemaat.(ayat 20)
3.      Tetap taat dan setia dalam menyaksikan Injil Kerajaan Allah baik kepada orang-orang Yahudi maupun Yunani.
4.      Tetap taat dan setia dalam menunaikan tugas dan pelayanannya, sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Ia tidak gentar dan ingin menuntaskan pelayanannya sampai akhir. (ayat 22 - 24)
5.      Tetap taat dan setia dalam mendisiplinkan diri sehingga ia tetap dalam keadaan bersih dan tidak bersalah kepada siapapun. (ayat 25 - 26)
6.      Tetap taat dan setia selama tiga tahun lamanya siang dan malam dengan tidak henti-hentinya memberikan dorongan semangat dan nasihat untuk menjaga seluruh kawanan Domba Allah. (Ayat 27 - 32)
7.      Tetap taat dan setia dalam pelayanan sekalipun ia membiayai sendiri untuk memenuhi keperluannya atau keperluan rekan kerjanya dalam pelayanan pekabaran Injil. (ayat 33 -38).
Semua hal di atas dilakukan rasul Paulus di dalam ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan. Sekalipun ada begitu banyak kesulitan dan penderitaan, ia taat bahkan taat sampai mati. Ia ingin menuntaskan pelayanannya dengan ketaatan yang mutlak kepada Pengutusnya. Karya-karya besar Paulus dipakai dan diperhitungkan Tuhan sebagai hasil pelayanannya. Seandainya Paulus tidak taat pada pimpinan Tuhan, betapa ruginya dia. Karena ia dipakai Tuhan tetapi itu tidak diperhitungkan sebagai hasil pelayanannya.

Pelayan tetap belajar untuk menjadi hamba Tuhan
Seorang pemimpin dalam pelayanan perlu mendalami dan menganalisa pelayanan dan pengorbanan Yesus bagi kita (Filipi 2:5-8). Yesus datang ke dunia sebagai Pelayan untuk memenuhi kehendak Allah yaitu menyelamatkan manusia. Karena Dia datang untuk melayani, kita dipanggil unuk mengikutinya – menjadi pelayan (Matius 20:26-28). Setiap dari kita mau menjadi pelayan Tuhan yang berbuah. Bagaimana cara agar menjadi pelayan yang berbuah atau berhasil? Pertama, kita harus megerti apakah arti pelayan itu. Coba anda jelaskan arti hamba dengan menggunakan kata-kata anda sendiri.

Bila anda mempunyai seorang asisten atau pelayan, karakter seperti apakah yang akan anda mau? Bila saya adalah seorang tuan, saya akan memilih orang yang penurut dan dapat melaksanakan tugas yang saya beri kepadanya. Banyak dari kita yang akan berkata bahwa pelayan yang baik adalah apabila dia menanyakan apa yang tuannya mau dan dia akan mengerjakannya. Namun kita tahu, Alkitab berkata bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa dengan kemampuan kita sendiri. Mari coba kita ubah pengertian kita mengenai pelayan dipakai sebagai alat di tangan Tuannya. Sebuah alat tidak dapat berbuat apa-apa kecuali dia berada di tangan tuannya dan digunakan oleh tuannya. Cara “bekerjanya” bukan dengan “kita mengerjakan pekerjaan itu”, namun dengan “membiarkan Tuannya untuk bekerja melalui kehidupan kita dan Dia berkerja melalui kita”.

Rahasia keberhasilan
Rahasianya adalah masuk dalam hubungan yang intim dengan Tuhan. Jangan mencoba untuk berkerja sendiri. Namun, ijinkan Tuhan untuk memenuhi kita, kasihnya ada dalam hidup kita, keberadaanNya dinyatakan pada kita, berbicara kepada kita dan RohNya berkerja dalam kita. Kita hanya perlu bersandar kepada Tuhan. Kita tidak dapat melewatkan hubungan ini. Tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Tuhan mau kita mengenalNya lebih dalam melalui pengalaman pibadi denganNya. Tuhan mau kita memiliki hubungan yang intim denganNya sehingga Dia dapat melibatkan kita dalam rencana kerajaanNya. Sebelum mengenal hati Tuan kita, kita tidak dapat mengetahui bagaimana kita dapat dipakai secara efektif.
Bila kita taat kepada Tuhan, Dia akan berkerja dalam kita dan melalui kita. Bagian kita hanya untuk tinggal didalamNya dan tidak mencoba untuk mencapai sesuatu buat Tuhan. Biarkan Tuhan melanjutkan pekerjaanNya. Dengan seperti itu kita dapat berbuah dan buah kita akan tetap dan bertahan.

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat 5:48). Ayat ini mengingatkan akan posisi kita saat ini yang justru masih belum sempurna, itulah sebabnya Tuhan Yesus memberikan perintah ini. Hal ini seharusnya menolong kita untuk rendah hati, karena menyadari bahwa kita semua bukanlah manusia yang sudah sempurna di dalam segala sesuatu. Kita sedang dalam proses menuju kesempurnaan dalam Kristus. Kita tentunya akan sempurna sepenuhnya hanya pada saat di sorga nanti. Itu sebabnya, kita juga belajar untuk tidak dengan mudah mencela kekurangan para pelayan Tuhan lainnya atau bahkan diri kita sendiri, karena tidak ada satu pun pelayan Tuhan yang sudah sempurna, semuanya masih dalam proses yang sedang berjalan.

Sebagai seorang pelayan Kristus, kita dituntut untuk memiliki sikap seperti yang di atas juga. Sebuah sikap untuk tidak pernah puas bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Tidak malas untuk melakukan disiplin rohani, tekun dan tegar menghadapi setiap kesulitan hidup yang diijinkan Tuhan, dan rela dibentuk oleh Tuhan melalui kehidupan komunitas kristiani yang ada. Informasi tidak selalu dijamin akan mengubah karakter hidup kita, tetapi interaksi rohani dengan sesama orang Kristen, itulah yang mengubahkan. Ingatlah pesan Amsal 27:17 bahwa besi menajamkan besi, tapi manusia menajamkan sesamanya.

Semoga tulisan singkat ini menjadi bagian renungan dari pelayanan kita sebagai umat yang rajani yang dipanggil Tuhan melalui kasih karuniaNya menjadi pelayan sebagai Yesus datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Dibawah ini perlu kita mengenal beda PEKERJAAN VS PELAYANAN untuk cermin bagi diri kita sendiri : sumber tidak tau sudah lama disimpan di file.

Bila anda melakukannya selama ada waktu luang, itulah PEKERJAAN - Bila anda melakukannya meskipun mengganggu aktivitas anda, itulah PELAYANAN. Bila anda berhenti karena tidak ada yg berterimakasih kepada anda, itulah PEKERJAAN - Bila anda terus bekerja walaupun tidak pernah dikenal siapapun, itulah PELAYANAN. Bila anda melakukannya utk diri sendiri, itulah PEKERJAAN - Bila anda melakukannya utk Tuhan, itulah PELAYANAN. Bila anda melakukannya demi kehormatan diri, itulah PEKERJAAN - Bila anda melakukannya demi kemuliaan Tuhan, itulah PELAYANAN. Bila anda merasa telah banyak berkorban dan layak mendapatkan upah, itulah PEKERJAAN - Bila anda terus merasa belum cukup melakukan apa2 dan terus ingin melakukan lebih, itulah PELAYANAN. BIla anda melakukannya karena tidak ada yang lain yang bisa (PEKERJAAN) - Bila anda melakukannya untuk melayani Tuhan (PELAYANAN). Bila anda keluar karena ada yang mengkritik anda (PEKERJAAN) - Bila anda terus bekerja sekalipun dikritik habis2an (PELAYANAN). Bila anda melakukannya selama tidak mengganggu aktivitas anda yang lain (PEKERJAAN) - Bila anda terus melakukannya hingga mengorbankan aktivitas yang lain (PELAYANAN). Bila anda berhenti karena tidak ada yang berterima kasih atas perbuatan anda (PEKERJAAN) -  Bila anda terus bekerja walaupun tidak pernah dikenal oleh siapapun (PELAYANAN). Bila anda merasa semakin sulit menikmati yang anda kerjakan (PEKERJAAN) - Bila anda merasa semakin sulit untuk tidak menikmatinya (PELAYANAN). Bila yang anda pikirkan adalah sukses (PEKERJAAN) - Bila yang anda pikirkan adalah kesetiaan (PELAYANAN).

1 comment: