Selasa, 19 Januari 2010
SEJARAH HKBP SIPIROK
Oleh : St. Henry Irawan Sianturi
Dari
berbagai sumber; buku-buku yang pernah terbit dan dituliskan oleh
narasumber yang layak dipercaya, cerita-cerita, surat-surat maupun
literature lain yang ada selama ini, banyak terjadi kesimpang siuran
mengenai “kapan berdiri-nya Gereja HKBP Sipirok. Dalam Almanak HKBP di
bagian “Angka Taon Siingoton” disebutkan bahwa pada Bulan Mei Tahun
1864, berdiri Gereja di Sipirok (jongjong Gareja di Sipirok).
Sebenarnya, apakah Gereja di Sipirok berdiri pada tahun 1864 ataukah pada tahun 1861 ?
Untuk
itu saya mencoba untuk “mendalami-nya” walau dengan sumber maupun
literature yang terbatas yang saya miliki, dikarenakan ada beberapa
bagian di Gedung Gereja HKBP Sipirok dan sekitarnya yang senantiasa
membuat saya tertantang untuk menelusuri-nya, dan juga akibat
kesimpang-siuran yang terjadi selama ini, antara lain :
- Tulisan model Corsiva dalam Bahasa batak di ambang pintu unit utama bangunan (yang berbentuk melengkung) :
ALE JAHUWA
HUHAHOLONGIDO HAJONJONGONNI BAGASMU Ps.26.8
GAREDJA JUBILEUM HKBP SIPIROK
100 TAON. 7 OKT, 1861-1961
- Tulisan pada lempengan marmer di bagian dasar sisi depan Tugu yang berdiri pada bagian timur gereja (di halaman gereja) :
7 Oct 1861/1936
GODANG DO NA BINAEN
NI JAHOWA TOE HITA
ASA DJOP MA ROHANTA
PSALM 126.3
Dari
kedua-nya seolah-olah bahwa Gedung Gereja HKBP Sipirok, memang
didirikan pada tahun 1861, dikarenakan ada semacam peringatan 100 tahun
(jubileum=ulang tahun, biasanya kelipatan 50) pada ambang pintu masuk
dan tugu peringatan 75 tahun pada tahun 1936.
HASIL PENDALAMAN
Dari
Buku Sejarah HKBP yang pernah terbit pada tahun 1961, salah satu
penulis di dalamnya adalah Sutan Kali Bonar B.A : Permulaan dan
Perkembangan HKBP, disusun dari Buku Ephorus Dr. J. Sihombing :
“Sedjarah ni HKBP”, dituliskan di hal. 49 : “Pada Bulan Mei 1864
berdirilah geredja di Sipirok jang merupakan geredja pertama diseluruh
Tanah Batak. Pada hari Pesta hari lahir Tuhan Jesus pada tahun itu
dibaptiskanlah tiga orang Kristen jang pertama di Sipirok, jakni Thomas,
Pilippus dan Johannes, masing-masing berumur 17, 15 dan 12 tahun.”
Dari
Buku Barita Ni D. Theol L. Nommensen : Parsorion dohot na niula na,
terbitan Penerbit Prima Anugerah Medan, (tidak disebutkan siapa
penulisnya) dituliskan di hal. 55 : Ianggo di Sipirok dipauli Tuan
Klammer do tongon di tingki i gareja na marpalaspalas jala suman-suman
ni jambe di punsuna mardongan silang di atas ni gareja i. Tung longang
do roha ni halak Angkola mamereng i, jadi jotjot dipabotohon Tuan
Klammer atusan ni palaspalas, jambe dohot silang i tu halak angka na ro
manungkun lapatan ni i. “Doshon tudutudu do palaspalas i, paboa di
ginjang do sambulonta, disi paradiananta, anggo di tano on di
parungkilon dope hita; jala sunggulon ni sumansuman ni jambe i do hita
asa dungo hita, songon jambe na mandungoi jolma manogotna i, unang
tasoadahon Tuhan hinaporseaanta i di ulaonta, hatanta manang di
parangenta. Ia silang i, i do patandahon haporusanta jala haluaonta sian
dosa dohot nasa na manggaori hita, ala marhite-hite Jesus na tarsilang i
do dapot dalan haluaon hasintongan dohot hangoluan.”
Di
tingki i pe tardidi 3 halak parjolo, patumonaan ni ulaon Mission di
Sipirok, i ma si Tomas dohot si Pilipus, duansa marumur 17 taon dohot si
Johannes na marumur 12 taon.
Kemudian timbul pertanyaan di dalam benak saya, apakah gereja yang dimaksud adalah yang terletak di Sipirok (kota) atau di Bungabondar (yang juga merupakan wilayah Kec. Sipirok-sekarang gedung gereja tersebut telah menjadi GKPA Bungabondar).
Tapi
dari tulisan kedua-nya jelas menyebutkan bahwa pada tahun 1864 –lah
berdiri gereja di Sipirok, bukan pada tahun 1861, seperti yang
dituliskan oleh Balai Arkeologi Medan-Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata Tahun 2004 dalam “Berita Penelitian Arkeologi” mereka dengan
Judul : Arkeologi Perbukitan di Bagian BaratLaut dan Selatan
Padanglawas, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Disitu
dituliskan bahwa gedung gereja itu didirikan pada tahun 1858 dan
diresmikan pada tahun 1861 (tidak ada literature disitu yang menyebutkan
dasar mereka menyatakan demikian).
Tapi
yang menguatkan pikiran saya adalah bahwa Gedung Gereja yang dimaksud
(yang didirikan pada tahun 1864) adalah yang terletak di Sipirok yaitu
di Jl. Rumah Sakit – Desa Banjartoba, Kec. Sipirok, diatas bidang lahan
seluas sekitar 7000 m².
Mengapa saya katakan demikian ?
Masih pada hal. 49 tulisan Sutan Kali Bonar B.A, selanjutnya dituliskan : “Kemudian
Pendeta Klammer diganti oleh Pendeta Staudie dari Pangaloan. Tetapi
Pendeta Staudie kena penjakit disentri jang membawa dia pada kematian.
dan dikebumikan di Sipirok. Datanglah Pendeta Heienbrock jang mengadjar
pemuda-pemuda membunjikan trompet dan musik tiup lainnja. Tetapi karena
diserang penjakit, Pendeta Heienbrock kembali ke Eropah. Pendeta
Hansteinlah dari Sipahutar menggantikannja di Sipirok. Tuhan memberkati
pekerjaan Pendeta Hanstein dan bertambah banjaklah orang-orang parbegu
jang masuk dalam Agama Kristen.”
Kemudian, apa hubungan-nya dengan Gereja HKBP Sipirok ?
Pada
bagian tenggara bangunan Gereja terdapat beberapa makam yang cukup tua.
Makam-makanm tersebut berbentuk persegi panjang berbahan batu/bata dan
semen. Sebagian masih memiliki tanda berbentuk Salib besi yang
ditempatkan pada bagian kepala, ada juga yang memiliki cungkup. Pada
nisan makam-makam tersebut terdapat tulisan berhuruf latin dalam Bahasa
Belanda dan Aksara Batak yang menyebutkan nama orang (tokoh) yang
dikuburkan, usia pada saat meninggal, serta ayat-ayat Alkitab. Nah…yang
menghubungkan pernyataan saya diatas bahwa memang yang dimaksud dengan
Tahun 1864 berdiri Gereja di Sipirok, adalah Gedung Gereja yang terletak
di Jl. Rumah sakit-Desa Banjartoba, Kec. Sipirok adalah 2 makam yang
memuat pertulisan dalam bahasa batak :
Dison maradian
Magdalena
Hanstein
sorang 28.4.1891
kehe 29.12.1891
Christus do
hangoluanku djadi
marlabo au di
hamatean
Phil.1 v 21
Dan
Dison maradian
Maria Hanstein
Sorang 7.7.88
Kehe 31.1.89
Tapi pinudji ma Debata
Na tongtong mangalehen
Hamonangan di hami
Di bagasan Christus
2 Kor. 2, 14
Saya
berkesimpulan bahwa kedua makam ini adalah makam dari anak-anak Pendeta
Hanstein yang menggantikan Pendeta Heienbrock, masing-masing meninggal
pada saat masih berumur 6 bulan (Maria Heinstein) dan 8 bulan (Magdalena
Heinstein).
Kemudian
juga ada satu makam, yang menurut saya adalah makam dari salah satu
orang yang pertama dibaptis di Gereja Sipirok pada saat perayaan Natal tahun 1864, yaitu Thomas . Dituliskan pada makam tersebut,
Dison Maradian
Th. Mangaradja Naposo
Tardidi di ari 24.12.1864
Monding di ari 3.10.1906
Demoerna ± 56 Thn.
Kemudian satu makam tua lagi, dengan tulisan :
Dison maradian
- Cornelia NST.
Monding di ari 19.7.1928
Marumur ± 78 Tahun
Kalau
yang ini saya tidak dapat menarik kesimpulan, apakah juga makam dari
salah satu orang yang pertama di Baptis di Gereja Sipirok (dengan nama
asli, bukan nama baptis).
Pada alinea berikutnya, tulisan Sutan Kali Bonar B.A, disebutkan bahwa : ”Pada
tanggal 26 Agustus 1868 berdirilah geredja di Bungabondar. Datang pula
seorang pendeta lagi membantu Pendeta Betz disana, jakni Pendeta
Schiilz. Dalam waktu II tahun sudah ada 479 orang Kristen di Bungabondar
dan daerah sekitarnja.”
KESIMPULAN
Dengan
demikian jelaslah bahwa sejatinya Gereja HKBP Sipirok adalah Gereja
yang didirikan pada bulan Mei tahun 1864 sehingga pada bulan Mei 2008
yang lalu telah berumur 144 tahun, sedangkan Gereja di Bungabondar
didirikan pada tahun 1868. Dapat dipahami bahwa bangunan yang sekarang
tidak lagi merupakan bangunan gereja asli-nya pada saat didirikan,
mungkin sudah mengalami beberapa kali perehab-an, tetapi disana sini
masih terlihat jelas gaya arsitektur aslinya yaitu campuran klasik-modern.
Namun
juga dapat dipahami secara keseluruhan mengapa tulisan 7 Oktober 1861
ataupun tahun 1861, ada pada gedung gereja dan tugu peringatan yang
berdiri di halaman gereja. Mungkin dikarenakan di Sipirok-lah pada
tanggal tersebut 4 (empat) missionaries; Heine, Klammer, Betz, G. Van
Asselt mengadakan rapat pertama untuk berbagi tugas/wilayah pekabaran
injil yang juga dinyatakan HKBP sebagai hari kelahirannya, sehingga
peringatan-peringatan untuk itu dibuat di HKBP Sipirok.
Demikian kami paparkan, kami lanjutkan nantinya dengan tulisan mengenai HKBP Sipirok dan situs Parausora
No comments:
Post a Comment